KORAN DIGITAL RM – Teramang Jaya, merupakan salah desa kecil dan terpencil di Kabupaten Mukomuko. Teramang Jaya masuk administrasi Kecamatan Teramang Jaya. Dibalik itu semua, Desa Teramang Jaya, sepertinya memiliki daya tarik tersendiri bagi salah satu televisi swasta nasional. Budaya tradisional dan adat istiadat yang terjaga, alamnya yang indah, serta kehidupan masyarakatnya yang rukun dan damai selalu. Sejak 3 hari terakhir, ada crew dari televisi swasta yang mengeskploitasi keunikan yang ada di Teramang Jaya. Sebagaimana disampaikan oleh Kaur Keungan Desa Teramang Jaya, Eni Irma Yunita, SH alias Ita, Senin (27/11).
BACA JUGA:Jalan Provinsi di V Koto Tutup Sementara, Ada Apa?
Diceritakan Ita, tim dari televisi swasta nasional ini berencana tinggal selama 4 hari di Teramang Jaya. Mereka tinggal sementara di rumah Kades, Nurdin. Hari pertama, mereka menggambil gambar keindahan alam serta kekayaan yang ada di dalamnya. Lokasinya di pantai teramang. Focus utama menggambil gambar buah nipah serta mengolahannya. Selain itu mereka juga mengambil dan memasak remis. Hari kedua mereka menggambil gambar bending Sungai Teramang Kecil, juga potensi sawah yang ada. Hari ketiga, mereka mengambil gambar kesenian tradisional, tari gandai. Lokasinya di salah satu tempat wisata andalan, Kolo Teramang. Hari terakhir, hari ini, dijadwalkan pengambilan gambar hasil bumi berupa sayur-mayur serta lokasi pemasangan.
BACA JUGA:Memasuki Musim Hujan, Warga Pondok Tengah Harap-harap Cemas
‘’Ada shooting acara Indonesiaku Trans 7. Mereka 4 hari di Teramang Jaya. Hari ini (Kemarin, red) hari ketiga, shooting tari gandai,’’ jelas Ita.
Ita mengaku tidak tahu pasti apa yang menarik di Teramang Jaya. Ia mengatakan selama ini masyarakat menjalankan aktivitas seperti masyarakat pada umumnya. Ketika ada hal yang dianggap menerik, mereka tentunya memiliki sudut padang yang berbeda. Namun demikian, Ita mengakui bahwa warga Teramang Jaya, masih melestarikan adat istidat yang sudah dilakukan oleh para leluhur. Buah Nipah, merupakan kekayaan alam yang tidak banyak lagi ditemukan di tempat lain, tapi masih banyak di Teramang Jaya.
‘’Kami merasa biasa-biasanya saja. Dengan masuknya dalam acara Indonesiaku ini, mudah-mudahan Teramang Jaya dikenal luas oleh masyarakat Indoensia,’’ demikian Ita.*