Tantangan Petani Karet Saat Musim Hujan
Getah karet petani, dijual dalam kondisi beku.-Sahad-Radar Mukomuko
koranrm.id - Tantangan petani karet saat musim hujan adalah kesulitan menyadap karet dan memanen getah karet. Hal ini disebabkan oleh air hujan yang mengalir di batang karet dan merusak hasil panen.
Berikut ini adalah tantangan petani karet saat musim hujan: Kesulitan menyadap karet, Bidang sadap karet basah setelah hujan, Produksi getah karet menurun, Kualitas karet menurun, Hasil panen rusak atau hanyut.
Kades Marga Mulya Sakti (MMS) Mulyono, mengatakan saat curah hujan tinggi dirinya memilih tidak menyadari. Hal itu dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
BACA JUGA:Puluhan Kendaraan Dinas Bakal Dilelang
"Kalau curah hujan tinggi pilih nggak nyadap, karena batangnya basah," ujar Mulyono.
Kemampuan membaca cuaca juga penting. Pasalnya cuaca bisa berubah sewaktu-waktu. Kadang pada waktu pagi terlihat mendung, menjelang siang, cuaca cerah dan panas. Begitu juga sebaliknya, saat pagi cerah, siangnya hujan.
"Kalau mendung di sebelah timur dan sebelah barat cerah, biasanya jarang hujan. Pada siang hari angin laut menyapu awan," ungkap Mulyono.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Favorit Banyak Orang, Ini Daftar 10 Pantai Terbaik didunia di Tahun 2025
Langkah berikutnya agar tidak rugi saat sudah menyadap karet, setelah selesai nyadap, dilakukan pemberian cuka pembeku.
"Kalau ragu-ragu, takut hujan, biasanya saya kasih cuka pembenku getah" tambah Mulyono.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, petani karet dapat memasang perisai hujan. Perisai hujan ini berbentuk bulan sabit dan dipasang pada setiap pohon. Perisai hujan ini dapat membuat bidang sadap kering dalam waktu 1–2 jam setelah hujan.
BACA JUGA:Wajib ada Jika Berlibur Kepantai , 5 Perlengkapan Berlibur Kepantai yang Harus Ada
"Bisa juga dikasih payung, tapi itu lebih ribet," demikian Mulyono.