KORAN DIGITAL RM - Tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional dan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia. Momen Hari Guru Nasional ke-78 tahun ini, Bupati Mukomuko H. Sapuan, SE., MM., Ak., CA., CPA., CPI menaruh impian besar, secara bersama mewujudkan pendidikan maju dan berkualitas, khususnya di Kabupaten Mukomuko.
Dengan tegas, Bupati Sapuan menyampaikan bahwa eksekutif dan legislatif baik di tingkat pusat hingga daerah, sampai saat ini masih berpegang teguh dengan komitmennya untuk memacu kemajuan pendidikan di semua tingkatan. Namun perlu digarisbawahi, untuk memacu kemajuan pendidikan berkualitas, tak cukup mengandalkan peran dari pemerintah. Seiring dengan perkembangan teknologi, kemajuan pendidikan ada di tangan para guru. ‘’Soal komitmen pemerintah untuk kemajuan pendidikan tak perlu diragukan. Buktinya, sampai saat anggaran 20 persen untuk pendidikan tak pernah ada pemotongan,’’ ungkap Bupati Sapuan. ‘’Namun ada hal penting, memajukan pendidikan itu butuh kebersamaan. Di era digitalisasi ini, kemajuan pendidikan itu sebenarnya ada di tangan para guru,’’ imbuhnya. Misalnya, untuk mendapatkan anggaran pembangunan sekolah. Pemerintah pusat tidak lagi berbicara proposal yang diusulkan dari masing-masing daerah. Ditegaskan Bupati Sapuan, patokan pusat untuk mengucurkan anggaran adalah Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dari masing-masing sekolah. ‘’Sehebat apa pun kepala daerahnya melobi anggaran, ketika Dapodik sekolahnya tidak memenuhi syarat, mustahil akan mendapatkan anggaran dari pusat. Dapadok jadi pertimbangan utama. Maka dari itu, kita minta kepada semua sekolah di Kabupaten Mukomuko perbaiki Dapodiknya,’’ paparnya. Yang terpenting lagi, kata Bupati Sapuan, memacu kualitas pendidikan harus sejalan dengan kualitas dan kemampuan dewan gurunya. Dalam hal ini, ia meminta semua guru di Kabupaten Mukomuko terus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), melalui peningkatan kompetensi. ‘’Bagi saya, guru adalah segalanya. Adanya orang pintar, orang hebat dikarenakan jasa para guru. Namun perlu kita sampaikan, para guru penting untuk meningkatkan kompetensi diri dalam memajukan pendidikan. Lebih lagi sekarang ini telah memberlakukan digitalisasi, jangan sampai masih ada guru kita yang gagal teknologi,’’ pintanya. Ia pun mencontohkan sebuah negara yang pernah hancur lebur akibat peperangan. Seperti di Jepang, kata Bupati Sapuan, negara ini hancur lebur setelah menghadapi perang dunia II. Oleh pemerintah setempat, untuk percepatan pembangunan, mereka lebih mengutamakan kemajuan pendidikannya. ‘’Seperti di Jepang, pembangunan utamanya setelah hancur lebur bukan pembangunan fisik. Akan tetapi lebih kepada Sumber Daya Manusianya. Ketika SDM-nya sudah mumpuni, pembangunan fisik dan pembangunan ekonominya berkembang lebih maju. Artinya, saya lebih cenderung membangun SDM ketimbang fisik. Saya meyakini, ketika SDM sudah maju, pembangunan fisik dengan sendirinya akan tumbuh dan berkembang pesat,’’ demikian Bupati Sapuan.*
Kategori :