KORAN DIGITAL RM - Alhamdulillah. Akhirnya jembatan darurat akses pertanian di Desa Talang Buai Kecamatan Selagan Raya Mukomuko Bengkulu selesai dibangun. Sekarang masyarakat Desa Talang Buai dan sekitarnya sudah bisa mengeluarkan hasil panen sawitnya, dan hasil panen padi pada musim panen mendatang. Masyarakat Desa Talang Buai, khususnya petani sawit dan petani padi yang ada di wilayah Sungai Enau, Lubuk Angit, dan di wilayah Sungai Landai menghaturkan ucapan terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko. Dalam hal ini Dinas PUPR Mukomuko selaku dinas teknis yang sudah menindaklanjuti keluhan para petani di wilayah setempat.
BACA JUGA:Warga Lubuk Bento Dibanjiri Air Bersih
Berdasarkan data yang terhimpun media ini, jembatan darurat ini dibangun dengan menghabiskan anggaran lebih kurang sekitar Rp 50 Juta. Pondasi jembatan itu dibangun terlihat sangat kokoh dan tahan bangunan permanen. Namun, gelagar jembatan itu masih menggunakan besi bekas gelagar jembatan Sungai Bue yang sudah tidak dipakai lagi. Kemudian untuk lantai jembatan darurat akses pertanian ini juga masih menggunakan kayu biasa. Jembatan akses pertanian ini belum bisa dibangun secara permanen oleh Pemkab Mukomuko dengan dalih anggaran belum ada. Namun, masyarakat Desa Talang Buai tetap berharap kedepan jembatan akses pertanian ini bisa dibangun secara permanen oleh Pemkab Mukomuko. Karena jembatan ini salah satu akses perputaran perekonomian masyarakat. Sekitar 50 persen lebih masyarakat desa talang buai melintas dan mengeluarkan hasil pertanian baik hasil panen sawit pun hasil pane padi melalui jembatan ini.
BACA JUGA:Cara Membuat Cuka Pempek Palembang Yang Nikmat
Kepala Desa (Kades) Talang Buai, Asril mengatakan, mewakili masyarakat desa talang buai ia mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Mukomuko. Karana sudah bergerak sigap menindaklanjuti kelurahan masyarakatnya di Desa Talang Buai. Sekarang jembatan ini belum bisa dibangun permen. Menurut keterangan dari pihak Dinas PUPR, jembatan akses pertanian ini akan dibangun permanen akhir tahun ini. Jika anggaran untuk pembangunannya dialokasikan dalam anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) tahun 2024 ini. "Pertama saya mewakili masyarakat khususnya para petani desa talang buai mengucapkan terimakasih kepada pak Bupati Mukomuko. Karana sudah peduli dengan keluhan masyarakat desa talang buai. Kita berharap kedepan jembatan ini bisa dibangun permanen. Sehingga para petani bisa dengan mudah mengeluarkan hasil pertaniannya," ucap Asril.
BACA JUGA:Garuda Muda: Kemenangan Atas Australia Mengukir Sejarah Baru
Lanjutnya, sekarang jembatan itu sudah selesai 100 persen. Mulai saat ini ia mengajak semua masyarakat para petani yang memanfaatkan jembatan itu untuk bisa menjaga dan merawat jembatan ini secara swadaya. Jembatan ini lantainya masih menggunakan kayu. Jika lantainya rusak dan keropos masyarakat harus proaktif menggantinya. Jangan sampai lantai jembatan tersebut dibiarkan rusak. "Masyarakat harus punya rasa memiliki. Menjaga dan merawat jembatan ini secara swadaya. Kalau bukan kita yang menjaga dan merawatnya siapa lagi. Kita harap masyarakat saling bahu membahu untuk menjaga dan merawat jembatan ini," harapnya.
Untuk diketahui, awalnya jembatan yang jebol dihantam banjir ini adalah jembatan gorong-gorong yang dibangun melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PNPM-PISEW) yang dibangun lebih kurang sekitar 10 taun yang lalu. Pada tanggal 4 Juli 2021 lalu jembatan gorong-gorong itu sudah pernah jebol dihantam banjir satu kali. Karena tidak tidak ada penanganan dari pemerintah terkait. Warga inisiatif gotong royong membuat jembatan darurat dari bahan baku batang kelapa dan kayu. Jembatan yang dibangun swadaya oleh masyarakat itu dimanfaatkan kurang lebih sekitar 2 tahun. Kemudian pada tanggal 20 Februari 2024 lalu jembatan darurat hasil swadaya masyarakat itu kembali jebol akibat hantaman banjir.*