Tanda-Tanda Halus Sebelum Stroke Datang: Mengenali Bahaya yang Sering Diabaikan

Selasa 21 Oct 2025 - 17:28 WIB
Reporter : Ahmad Kartubi
Editor : Ahmad Kartubi

koranrm.id - Tidak ada seorangpun yang  siap menghadapi datangnya  penyakit  stroke.  Banyak orang tak menyadari bahwa tubuh sebenarnya telah berteriak lebih dulu, hanya saja sinyal itu terabaikan. 

Di balik rutinitas yang padat dan gaya hidup yang serba cepat, tanda-tanda awal stroke kerap dianggap sepele, padahal detik-detik itu bisa menentukan hidup seseorang.

Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti, menyebabkan sel-sel otak kekurangan oksigen dan akhirnya mati dalam hitungan menit. Data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa stroke menjadi penyebab kematian kedua terbesar di dunia, dan salah satu penyebab utama disabilitas jangka panjang. 

Di Indonesia sendiri, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023, prevalensi stroke terus meningkat, terutama pada kelompok usia di atas 40 tahun. Ironisnya, banyak kasus bisa dicegah jika masyarakat lebih peka terhadap tanda-tanda awal yang muncul.

Dr. Diah Kusumawati, Sp.S, seorang dokter spesialis saraf di RSUP Fatmawati Jakarta, menjelaskan bahwa stroke jarang terjadi secara mendadak tanpa peringatan. “Tubuh biasanya sudah memberi sinyal, tapi sering kali kita menganggapnya hanya kelelahan atau efek usia. 

Padahal itu bisa menjadi gejala neurologis awal,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa memahami tanda-tanda kecil sebelum stroke bisa menjadi langkah penyelamat yang sangat penting.

Salah satu tanda paling umum adalah kelemahan mendadak pada satu sisi tubuh. Misalnya, tangan kiri tiba-tiba terasa berat atau sulit digerakkan, wajah terlihat miring, atau kaki mendadak kehilangan keseimbangan. 

Pada tahap ini, otak sebenarnya sudah mengalami gangguan aliran darah di sebagian kecil area. Jika dibiarkan, gangguan itu bisa berkembang menjadi stroke total. “Kelemahan satu sisi tubuh itu khas sekali. Biasanya disertai bicara pelo atau sulit memahami kata-kata,” jelas Dr. Diah.

Gejala lain yang sering muncul adalah pandangan kabur mendadak, terutama hanya pada satu mata. Banyak pasien menganggap itu hanya akibat kelelahan mata atau tekanan darah rendah. 

Padahal, gangguan penglihatan yang datang tiba-tiba bisa menandakan penyumbatan pembuluh darah kecil di otak bagian belakang. “Salah satu pasien saya mengaku pandangannya seperti tertutup tirai sebelum akhirnya terjatuh. Itu bukan hal sepele,” tutur Dr. Diah mengingatkan.

Selain itu, sakit kepala hebat yang datang tiba-tiba juga perlu diwaspadai. Bukan sakit kepala biasa yang reda setelah minum obat, melainkan rasa nyeri yang sangat kuat, seperti ditusuk atau ditekan dari dalam kepala. Gejala ini sering kali menjadi penanda stroke hemoragik, yaitu pecahnya pembuluh darah di otak. Kondisi ini berbahaya karena bisa menyebabkan perdarahan masif dan kematian mendadak jika tidak segera ditangani.

Faktor risiko stroke juga harus menjadi perhatian. Gaya hidup modern yang minim aktivitas fisik, konsumsi makanan tinggi lemak, stres berkepanjangan, serta kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol menjadi pemicu utama. 

Tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi memperbesar risiko secara signifikan. “Kita tidak bisa menunggu sampai stroke datang. Pencegahan dimulai dari sekarang, dengan mengatur pola makan dan rutin memeriksa tekanan darah,” tegas Dr. Diah.

Kesadaran masyarakat menjadi kunci utama dalam mencegah tragedi kesehatan ini. Stroke bukan hanya persoalan medis, tapi juga sosial. Ketika seseorang terkena stroke, bukan hanya tubuhnya yang lumpuh, tapi juga rutinitas dan kehidupannya berubah drastis. 

Banyak penderita yang kehilangan kemampuan berbicara, berjalan, atau bekerja. Tak jarang keluarga harus menanggung beban ekonomi dan emosional yang berat.

Pencegahan stroke sebenarnya sederhana. Rajin berolahraga ringan seperti berjalan kaki 30 menit setiap hari, menjaga pola makan seimbang, tidur cukup, serta mengendalikan stres dapat menurunkan risiko secara signifikan. 

Bagi mereka yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau diabetes, pengobatan teratur dan disiplin sangat penting. “Stroke bisa dicegah, asalkan kita mau mendengarkan tubuh sendiri. Tubuh tidak pernah berbohong,” ujar Dr. Diah menutup penjelasannya.

Dalam dunia medis, dikenal istilah 

FAST sebagai panduan mengenali stroke: 

Face drooping (wajah menurun), 

Arm weakness (tangan melemah), 

Speech difficulty (kesulitan bicara), 

dan Time to call emergency (segera hubungi layanan darurat). 

Semakin cepat pertolongan diberikan, semakin besar peluang otak untuk pulih. Detik-detik awal sangat krusial  ibarat menahan aliran air sebelum banjir besar.

Mengenali tanda-tanda stroke bukan sekadar upaya medis, melainkan bentuk cinta pada diri sendiri dan orang terdekat. 

Kesadaran dini adalah penyelamat yang tak ternilai. Setiap nyeri kepala mendadak, setiap kelumpuhan sesaat, setiap bicara yang terasa pelo  jangan diabaikan. Sebab, di balik gejala kecil itu, bisa jadi sedang bersembunyi ancaman besar yang menunggu waktu.

Sumber berita:

• World Health Organization (WHO). (2024). Stroke: Key Facts and Global Burden.

• Kementerian Kesehatan RI. (2023). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023: Prevalensi Penyakit Tidak Menular di Indonesia.

• Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry. (2022). Early Warning Signs of Stroke and Neurological Outcomes.

• Wawancara dengan Dr. Diah Kusumawati, Sp.S – RSUP Fatmawati Jakarta, Oktober 2025.

Kategori :