Kurun 40 Hari Tercatat 55 Kasus DBD, Ini 3 Kecamatan dengan Kasus Terbanyak

Sabtu 10 Feb 2024 - 16:26 WIB
Reporter : SAHAD
Editor : SAHAD

KORAN DIGITAL RM - Terhitung sejak 1 Januari hingga Jumat 9 Februari 2024, Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, mencatat 55 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Jika dirata-rata, dalam 1 hari ada 1,3 kasus DBD. 

Dari 55 kasus ini, terbanyak ada di 3 kecamatan. Kecamatan Air Dikit, Kota Mukomuko, dan Kecamatan XIV Koto. 

Dilihat secara geografis, ketiga kecamatan ini berada di jalur yang sama. Yakin di jalan lintas barat. Dan saling berbatasan. Kecamatan Air Dikit berbatasan dengan Kecamatan Kota Mukomuko, dan Kecamatan Mukomuko berbatasan dengan dengan Kecamatan XIV Koto. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo, SKM melalui Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular, Ruli Herlindo, SKM ketika dikonfirmasi Jumat, 09 Februari 2024 mengatakan, masih beruntung dari puluhan kasus DBD tersebut tidak sampai menelan korban jiwa.

"Alhamdulillah tidak ada korban yang meninggal karena DBD ini. Namun kalau melihat jumlah kasusnya, sangat luar biasa. Hanya dalam tempo 40 hari, jumlah kasus DBD sampai 55 kasus," katanya.

BACA JUGA:Camat Lubuk Pinang Ajak Gunakan Hak Suara Pada Pemilu Mendatang

Ruli juga menjelaskan, kasus DBD pada bulan Januari 2024, mengalami peningkatan drastis dibandingkan periode yang sama di tahun 2023 lalu. 

Meningkatnya kasus DBD ini, kuat dugaan karena adanya pergantian musim dari kemarau ke musim hujan. 

Sebagai upaya untuk menekan jumlah kasus DBD. Pihaknya meminta partisipasi seluruh masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mencegah penyakit demam berdarah dengue di lingkungan masing-masing. 

Dijelaskanya, dari sebanyak 55 kasus DBD yang ada di daerah ini, petugas Dinkes Mukomuko melalui seluruh Puskesmas telah melakukan penanganan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) untuk mencegah penyebaran penyakit DBD.

"Petugas juga melakukan penyelidikan epidemiologi di lokasi rumah warga yang ditemukan kasus DBD, pembagian larvasida kepada warga, dan melakukan pengasapan atau fogging massal di rumah warga," jelasnya. 

BACA JUGA:Sering Hujan, Tapi Masyarakat Rasakan Cuaca Lebih Panas Dari Biasanya

Dari hasil penyelidikan epidemiologi. Petugas menduga, salah satu penyebab banyaknya kasus DBD di daerah ini karena ada beberapa faktor salah satunya lingkungan yang tidak bersih.  

Dengan kondisi itu, Dinas Kesehatan juga meminta semua desa menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk DBD di wilayah masing-masing guna mencegah penularan penyakit menular dan mematikan itu.

"Mencegah akan lebih baik sebelum hal buruk terjadi. PSN tersebut meliputi gerakan 3M Plus, yakni menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, dan tempat penampungan air lainnya, menutup dan mengubur benda-benda yang tidak digunakan," pungkasnya.*

Kategori :