Senin yang Tak Pernah Berakhir
Senin yang Tak Pernah Berakhir.--screnshoot dari web
radarmukomukobacakoran.com-Bagi Reza, Senin selalu menjadi hari yang melelahkan. Jadwal kerja yang padat, rapat tanpa henti, dan tekanan dari atasan membuatnya sering mengeluh tentang hari itu. Namun, minggu ini, ia menghadapi sesuatu yang jauh lebih aneh daripada sekadar stres kerja. Senin yang biasa berubah menjadi Senin yang tidak pernah berakhir.
Hari itu dimulai seperti biasanya. Reza terbangun karena alarm ponselnya yang memekakkan telinga. Matahari baru saja terbit, dan suara ayam tetangga menyatu dengan dengung kendaraan yang mulai memenuhi jalan. Dengan enggan, ia meraih ponselnya dan mematikan alarm. "Semangat, Reza. Ini hanya satu hari lagi," gumamnya kepada diri sendiri sebelum menyeret tubuhnya ke kamar mandi.
Setelah berjuang melawan kemacetan pagi, ia tiba di kantornya. Rapat pertama hari itu berlangsung lebih lama dari biasanya. Reza mencoba tetap fokus meskipun matanya sesekali melirik jam di dinding. Akhirnya, setelah melewati tumpukan dokumen dan beberapa tegukan kopi, Senin yang melelahkan itu pun berakhir. Reza pulang dengan rasa lega, yakin bahwa ia telah melewati hari terburuk dalam seminggu.
BACA JUGA:Manfaat Puasa Senin Kamis, Lebih dari Sekedar Ibadah
BACA JUGA:Beli Pertamax Murah Setiap Senin dan Jumat, Ini Promo Diskon dari Pertamina
Namun, ketika ia bangun keesokan harinya, sesuatu terasa aneh. Alarmnya berbunyi dengan nada yang sama, ayam tetangga berkokok di waktu yang sama, dan ketika ia melihat kalender di ponselnya, ia terpaku. Hari itu masih Senin.
Reza mengira ini hanya kesalahan teknis pada ponselnya. Ia memutuskan untuk melanjutkan rutinitas seperti biasa. Namun, di kantor, ia mulai merasakan ada sesuatu yang salah. Rapat yang ia hadiri kemarin berjalan persis sama, dengan setiap kata dan tindakan orang-orang di ruangan itu identik. "Ini hanya kebetulan," pikirnya sambil berusaha mengabaikan kegelisahan yang semakin besar.
Ketika malam tiba, Reza merasa lega bisa beristirahat. Tapi, keesokan paginya, ia terbangun lagi dengan alarm yang sama, kokokan ayam yang sama, dan kalender yang tetap menunjukkan hari Senin. Kali ini, ia tahu sesuatu yang aneh sedang terjadi.
Hari-hari berikutnya terasa seperti lingkaran tak berujung. Reza mencoba segalanya untuk memecahkan pola ini. Ia menyalakan televisi, berharap ada berita yang memberinya petunjuk, tetapi program berita selalu sama: laporan cuaca, politik, dan kecelakaan kecil di jalan tol. Bahkan, ia mencoba tidak pergi ke kantor suatu hari, namun hal itu hanya membuatnya semakin gelisah karena ketika ia bangun keesokan paginya, tetap saja hari itu Senin.
BACA JUGA: 7 Manfaat Puasa Senin Kamis Dari Sisi Kesehatan, Simak Penjelasanya disini
Reza mulai merasa putus asa. Ia menghabiskan malam-malamnya membaca buku, menonton film, atau sekadar melamun. Setiap tindakan yang ia lakukan tampak tidak berdampak pada hari berikutnya. Hari Senin terus terulang, dan tak ada akhir yang terlihat.
Di tengah keputusasaan, suatu malam, ia memutuskan untuk berjalan-jalan keluar. Jalanan kota terasa lebih sunyi dari biasanya, meskipun jam menunjukkan pukul 9 malam. Lampu jalan berkelap-kelip, dan udara malam terasa dingin. Saat berjalan tanpa tujuan, ia menemukan sebuah toko kecil yang sebelumnya tak pernah ia lihat. Lampu di toko itu menyala terang, dan papan di atasnya bertuliskan: "Jawaban untuk Waktumu".
Rasa ingin tahu membuatnya masuk ke dalam. Toko itu dipenuhi barang-barang aneh, dari jam antik hingga bola kristal. Di belakang meja, seorang pria tua dengan janggut putih panjang tersenyum kepadanya. "Kamu pasti Reza," kata pria itu tanpa basa-basi.
Reza tertegun. "Bagaimana Anda tahu nama saya?" tanyanya.
"Aku tahu banyak hal," jawab pria itu sambil tersenyum. "Kamu terjebak, bukan? Hari yang sama terus berulang. Kamu merasa tidak bisa keluar dari lingkaran ini."
Reza mengangguk. "Apa yang sebenarnya terjadi? Dan bagaimana saya bisa keluar dari sini?"
Pria itu mengeluarkan sebuah jam saku dari laci di mejanya. Jam itu berkilau meskipun desainnya sederhana. "Waktu adalah hal yang rumit," katanya. "Terkadang, alam semesta memberikan kita pelajaran yang harus kita pelajari sebelum kita bisa melanjutkan. Jam ini adalah kuncinya."
Reza menatap jam itu dengan ragu. "Apa yang harus saya lakukan?"
"Setiap kali kamu merasa waktu berhenti, tanyakan pada dirimu sendiri, apa yang belum kamu selesaikan? Apa yang kamu abaikan dalam hidupmu? Temukan jawabannya, dan jam ini akan membantumu memecahkan lingkaran ini," pria itu menjelaskan.
BACA JUGA:Puasa Senin Kamis Lebih dari Sekadar Ibadah, Sebuah Kunci Menuju Kesehatan Optimal
Ketika Reza pulang dengan jam saku di tangannya, ia mulai merenungkan hidupnya. Ia menyadari bahwa selama ini ia hidup dalam rutinitas, tanpa benar-benar menikmati apa yang ia miliki atau memikirkan apa yang benar-benar penting. Ia terlalu sibuk mengejar pekerjaan hingga melupakan orang-orang yang peduli padanya.
Hari berikutnya, meskipun tetap hari Senin, Reza mencoba melakukan sesuatu yang berbeda. Ia membawa sarapan untuk rekan kerjanya, membantu seorang teman menyelesaikan masalah pribadi, dan meluangkan waktu untuk berbicara dengan ibunya di telepon. Setiap tindakan kecil itu membuatnya merasa lebih hidup, meskipun ia masih terjebak di hari yang sama.
Setiap malam, jam saku itu tampak semakin bercahaya, seolah-olah menunjukkan bahwa ia sedang berada di jalur yang benar. Akhirnya, pada suatu malam, ketika ia menatap jam saku itu, ia merasakan sesuatu yang berbeda.
Jam itu mulai berdetak dengan ritme yang pelan namun mantap. Ketika ia bangun keesokan harinya, alarmnya berbunyi dengan nada yang berbeda, dan kalender di ponselnya menunjukkan hari Selasa.
Reza tersenyum lebar. Ia tahu bahwa lingkaran itu telah terpecahkan. Hari itu mungkin hanyalah Selasa biasa bagi dunia, tetapi bagi Reza, itu adalah awal dari cara hidup yang baru. Ia tidak lagi melihat hari Senin sebagai beban, melainkan sebagai kesempatan untuk membuat sesuatu yang berarti dalam hidupnya.
Hidup memang penuh dengan siklus, tetapi Reza telah belajar bahwa setiap hari, meskipun tampak sama, adalah kesempatan baru untuk berubah dan memperbaiki diri.