Sapi dan Kambing Program Ketahanan Pangan Mati Musterius

Tim Monev Kecamatan Penarik, Cek kambing program ketahanan pangan di Desa Suka Maju.--ISTIMEWA

radarmukomuko.bacakoran.co - Monitoring dan Evaluasi (Monev) di Kecamatan Penarik telah selesai. Tapi bukan berarti permasalahan dan pekerjaan selesai. Melain masih banyak hal yang harus dikerjakan. Pemerintah desa diberi waktu 2 minggu untuk melakukan perbaikan serta melengkapi kekurangan yang ada. Hasil perbaikan harus dilaporkan ke seksi ekonomi dan pembangunan, untuk dicetak kembali kebenarannya. 

Selama Monev, juga ditemukan banyak kambing dan sapi program ketahanan pangan yang mati. Kematian sapi dan kambing ini masih menjadi misterius karena belum ada keterangan resmi dari petugas terkait setempat. 

Sekdes Sumber Mulya, Wasno, menyampaikan 2 ekor kambing program ketahanan pangan di desanya mati. Penyebab kematian tidak diketahui dengan pasti. 

"Kambing yang mati 2 ekor. Penyebabnya nggak tahu, yang pasti kambing itu sebelum diperiksa oleh dokter hewan dan disuntik," ujar Wasno kepada tim Monev. 

Wasno juga menyampaikan, jika dibandingkan antara yang mati dengan yang hidup, lebih banyak yang hidup. Bahkan yang sudah sudah banyak yang beranak. 

"Meskipun ada yang mati, yang lahir jauh lebih banyak. Intinya kambing tetap berkembang," tambah Wasno. 

Hal senada disampaikan Sekdes Bukit Makmur, Hamid. Ia mengatakan, 4 ekor sapi program ketahanan pangan mati. Waktu dan tempatnya sama. Penyebabnya juga tidak diketahui. 

"Sapi itu ada dalam kandang. Sorenya masih sehat, pagi-pagi sudah mati, 4 ekor,'' ungkap Hamid saat ditemui di kantornya, Selasa (23/7/2024).

Kasi Ekobang Kecamatan Penarik, Muhamad Dzalai'il, S.Pd menyampaikan, saat Monev, tim memeriksa fisik dan administrasi, termasuk program ketahanan pangan, diantaranya sapi dan kambing. Dan di beberapa desa, sapi dan kambing dilaporkan mati. Hanya saja, kematian sapi dan kambing belum ada surat keterangan dari pertugas setempat. Dalam hal ini petugas di Puskeswan Penarik. 

"Di Lubuk Mukti, belasan domba ketahanan pangan juga mati," demikian Dzalai'il.*

Tag
Share