Milki IQ Tinggi Beresiko Terkena Stroke Di Usia Muda, Alasanya Begini
Milki IQ Tinggi Beresiko Terkena Strroke Di Usia Muda, Alasanya Begini.--ISTIMEWA
radarmukomuko.bacakoran.co - Kebanyakan selama ini stroke penyakit yang menyerang orang tua.
Walaupun terjadi serangan pada sesorang di usia muda masih sangat sedikit.
Hal ini tentunya menjadi kekhawatiran banyak orang. Salah satu faktor risiko stroke yang mungkin tak terduga adalah tingkat kecerdasan atau IQ.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan IQ tinggi memiliki risiko stroke lebih tinggi dibandingkan mereka dengan IQ rata-rata.
Studi yang dilakukan di Finlandia ini melibatkan lebih dari 1 juta orang berusia 25 hingga 64 tahun. Hasilnya, mereka dengan IQ tinggi (130 atau lebih) memiliki risiko stroke 23% lebih tinggi.
Temuan ini tentu menimbulkan pertanyaan: Mengapa orang cerdas lebih rentan terkena stroke di usia muda? Benarkah kecerdasan menjadi faktor penentu?
Para peneliti masih terus berusaha mencari jawaban atas pertanyaan ini. Namun, beberapa kemungkinan penjelasan telah diajukan, di antaranya:
1. Gaya hidup: Orang dengan IQ tinggi cenderung memiliki gaya hidup kurang sehat, seperti merokok, kurang berolahraga, dan mengonsumsi makanan tidak seimbang. Faktor-faktor ini meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk stroke.
2. Tekanan darah tinggi: Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama stroke. Orang dengan IQ tinggi lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi karena stres dan beban kerja yang lebih besar.
3. Diabetes: Diabetes juga meningkatkan risiko stroke. Orang dengan IQ tinggi lebih mungkin memiliki pola makan tidak sehat dan kurang berolahraga, yang dapat meningkatkan risiko diabetes.
4. Kolesterol tinggi: Kolesterol tinggi dapat menyumbat arteri dan meningkatkan risiko stroke. Orang dengan IQ tinggi lebih mungkin memiliki kolesterol tinggi karena faktor gaya hidup.
5. Depresi: Depresi dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke. Orang dengan IQ tinggi lebih rentan mengalami depresi karena stres dan tuntutan hidup yang tinggi.
6. Migrain: Migrain juga merupakan faktor risiko stroke. Orang dengan IQ tinggi lebih mungkin mengalami migrain karena sensitivitas otak yang lebih tinggi.
7. Genetik: Faktor genetik juga berperan dalam risiko stroke. Orang dengan IQ tinggi mungkin memiliki gen yang meningkatkan risiko stroke.
Penting untuk diingat bahwa ini hanya penelitian observasional, dan belum tentu menunjukkan hubungan sebab akibat. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa orang dengan IQ tinggi perlu lebih memperhatikan gaya hidup mereka untuk mencegah stroke.
Menjaga pola makan sehat, berolahraga secara teratur, mengelola stres, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat membantu menurunkan risiko stroke, regardless of IQ level.
Namun, masih banyak pertanyaan yang tersisa. Bagaimana gaya hidup dan faktor risiko lainnya berinteraksi dengan IQ untuk meningkatkan risiko stroke? Apakah ada perbedaan jenis stroke yang lebih rentan menyerang orang cerdas?
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan kompleks antara IQ dan risiko stroke.
Menjelajahi hubungan antara IQ dan stroke membuka jalan bagi penelitian dan intervensi baru untuk mencegah penyakit ini pada orang muda, terutama mereka dengan IQ tinggi.
Dengan memahami faktor-faktor risiko dan menerapkan gaya hidup sehat, kita dapat membantu generasi muda mencapai potensi penuh mereka tanpa terhalang oleh stroke.*
Artikel Ini Dilansir Dari Berbagai Sumber : liputan6.com dan siloamhospitals.com