Tugas Berat Megawati Hangestri Mengawal Timnas Voli Putri di SEA Games 2025

Tugas Berat Megawati Hangestri Mengawal Timnas Voli Putri di SEA Games 2025.-Sahad-Sceenshot

koranrm.id - Persaingan cabang olahraga voli pada SEA Games 2025 diprediksi berlangsung sangat ketat. Di tengah tantangan besar itu, Megawati Hangestri Pertiwi menjadi figur sentral dan tumpuan utama Timnas Voli Putri Indonesia. Kompetisi yang digelar di Thailand pada 9–20 Desember 2025 tersebut menghadirkan tekanan tersendiri karena tuan rumah sedang berada di masa keemasan voli putri.

Thailand, yang telah mengoleksi 24 medali emas sepanjang sejarah SEA Games, kembali turun dengan skuad terbaiknya. Deretan pemain berpengalaman seperti Guedpard Pornpun, Pimpichaya Kokram, Hattaya Bamrungsuk, hingga Chatchu-on Moksri, memiliki jam terbang tinggi di klub-klub luar negeri, mulai dari Prancis hingga Amerika Serikat. Kedalaman skuad inilah yang menjadikan Thailand unggulan kuat untuk kembali mempertahankan supremasi.

Di sisi lain, Indonesia masih dalam proses regenerasi. Megawati menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang memiliki pengalaman internasional paling matang. Kariernya di Liga Korea dan Jepang menjadi bekal penting bagi Timnas, terutama dalam sektor serangan yang menjadi fokus kekuatan skuad Garuda.

Situasi tersebut menegaskan bahwa SEA Games tahun ini akan menjadi ujian berat bagi Indonesia. Meski demikian, Megawati tetap diyakini mampu menjadi pembeda di lapangan, mengingat kontribusinya yang konsisten dalam beberapa turnamen internasional sebelumnya.

Pemain andalan Thailand, Chatchu-on Moksri, mengaku timnya memasuki turnamen dengan kepercayaan diri tinggi. Ia menilai pengalaman bermain di berbagai liga internasional memberikan keunggulan signifikan bagi timnya, terlebih dengan keuntungan tampil di hadapan publik sendiri.

Cabor voli indoor SEA Games 2025 rencananya berlangsung di Indoor Stadium Huamark, Bangkok, pada 10–19 Desember. Indonesia sendiri menjadi salah satu dari 11 negara peserta dan masih dijagokan finis di papan atas perolehan medali.

Untuk sektor putri, sejarah mencatat Indonesia baru sekali meraih medali emas, yakni pada 1983, disusul 7 perak dan 10 perunggu. Adapun Thailand jauh lebih dominan dengan 16 emas.

Pada fase penyisihan grup, Indonesia diprediksi menghadapi persaingan sengit dengan Filipina. Kedua tim berada di Grup B bersama Myanmar dan Kamboja, dengan Filipina disebut-sebut sebagai rival terberat dalam perebutan status juara grup.

Dengan beban sejarah, ketatnya persaingan, serta dominasi Thailand, Megawati dan rekan-rekannya dipastikan menghadapi perjalanan berat. Namun, peluang tetap terbuka jika Timnas mampu memaksimalkan pengalaman Megawati dan membangun konsistensi sejak laga pembuka.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan