Habitat Gajah di Mukomuko Rusak Karena Perambahan Kebun Sawit

Habitat gajah yang diduga telah dirambah perkebunan sawit.-Dedi Sumanto-Radar Mukomuko

koranrm.id - Tim dari Kementrian Kehutanan (Kemenhut) yang dikomandoi langsung oleh wakil Menteri Kehutanan, Rohmat Marzuki, Selasa,(3/11) tempo hari turun langsung mengunjungi hutan habitat gajah yang sudah rusak diduga akibat perambahan perkebunan sawit.

Kunjungan tersebut difokuskan dalam kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang berada di wilayah Lebong Kandis Kabupaten Lebih, dan termasuk wilayah Desa Lubuk Talang Kecamatan Malin Deman Kabupaten Mukomuko Bengkulu. Kedatangan rombongan dari Kemenhut tersebut merupakan respons atas laporan dari masyarakat, tentang massifnya perambahan hutan oleh perkebunan sawit yang bisa merugikan manusia dan satwa liar yakni gajah dan harimau.

Pemantauan dilakukan menggunakan helikopter untuk melihat secara langsung sebaran lahan yang terindikasi dirambah, jalur akses ilegal, dan area hutan yang masih utuh di Bentang Alam Seblat.

Wakil Menteri Kehutanan, Rohmat Marzuki, mengatakan, Sebelumnya, satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) telah melakukan penertiban pengamanan kebun sawit ilegal seluas 3,4 juta hektar, tambang ilegal, di Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH), tambang ilegal di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan penertiban tambang pasir di Merapi bersama kepolisian. Kemenhut akan berkomitmen menjaga hutan di Indonesia sesuai arahan presiden. Sejak Januari mereka sudah melakukan 44 operasi pengamanan. 21 kasus sudah dinyatakan P.21.

"Koridor Seblat adalah rumah bagi Gajah Sumatera. Negara tidak akan membiarkan kawasan ini dirusak oleh aktivitas ilegal. Ini bukan hanya soal gajah, tapi tentang keberlanjutan ekosistem dan masa depan manusia," kata Wamenhut, Rohmat Marzuki, dikutip dari siaran Pers Nomor SP.271/Humas/PP/HMS.3/11/2025.

Sebelumnya, pada Minggu 2 November lalau, Kementerian Kehutanan melalui Balai Penegakan Hukum Kehutanan (Gakkumhut) Sumatera bersama Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Dinas LHK Provinsi Bengkulu, KPH Bengkulu Utara, dan BKSDA Bengkulu melaksanakan operasi pengamanan di kawasan Hutan Produksi Air Rami, Kecamatan Air Rami, Kabupaten Mukomuko Bengkulu. Sebanyak 18 personel gabungan diterjunkan ke lapangan.

Operasi ini merupakan tindak lanjut laporan aktivitas perambahan di kawasan Bentang Alam Seblat. Koridor penting yang menjadi jalur alami migrasi Gajah Sumatera. Hasil pemetaan awal mengidentifikasi lima titik dugaan pembukaan hutan, meliputi kawasan Hutan Produksi, Hutan Produksi Terbatas, dan Taman Nasional Kerinci Seblat.

Kemudian Pada 31 Oktober 2025 yang lalu, tim Resort TNKS telah memeriksa dan menemukan bukaan lahan baru sekitar 3 hingga 4 hektare yang diduga dilakukan pada bulan September 2025. Fakta ini mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas perambahan dalam beberapa bulan terakhir. Dalam operasi tanggal 2 November, tim gabungan melakukan pemasangan papan larangan, penandaan garis PPNS Line, kemudian juga pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket) dan penyelidikan awal terhadap pihak yang diduga terlibat.

"Langkah cepat ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghentikan perusakan kawasan hutan serta menjaga fungsi ekologis Bentang Seblat," tegas Wamenhut.

Selain langkah penegakan hukum, pemerintah menyiapkan rencana pemulihan ekosistem melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, perusahaan yang beroperasi sah di sekitar kawasan, serta lembaga konservasi dan dengan masyarakat. Fokus utama kolaborasi ini pertama Rehabilitasi area yang telah terbuka. Kedua Penertiban akses masuk liar. Dan yang ketiga Penguatan sistem monitoring satwa kunci, khususnya Gajah Sumatera. Upaya pemulihan akan dilakukan melalui penanaman kembali vegetasi alami, termasuk tanaman pakan gajah di wilayah sepanjang koridor, serta penanaman barrier tanaman yang tidak disukai gajah, seperti eucalyptus, di batas yang berdekatan dengan permukiman masyarakat.

"Kami membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya. Mari kita jaga bersama Bentang Alam Seblat, bukan hanya untuk gajah, tetapi juga untuk masa depan manusia yang bergantung pada hutan yang sehat," tutup Wamenhut Rohmat Marzuki.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan