Perang Israel dan Iran Pecah, Rumah Pejabat Militer dan Politik Digempur

8 Negara Penerima Bantuan Militer dan Senjata dari AS.--Sceenshot

koranrm.id - Perang Israel dan Iran pecah Jumat,(13/6). Pejabat Israel mengklaim militernya sudah melakukan serangan ke Iran dan membombardir rumah pejabatiliter fam politik negara Iran.

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran melaporkan bahwa beberapa unit hunian di Shahrak-e Mahallati di Teheran timur telah menjadi sasaran serangan udara Israel. Distrik tersebut diketahui menampung para pejabat militer senior Iran dan keluarga mereka.

Televisi pemerintah Iran melaporkan beberapa ledakan terdengar di beberapa wilayah di Teheran. Wilayah udara Iran telah ditutup tak lama setelah serangan udara Israel dilalukak. Bandara Imam Khomeini Teheran mengatakan telah membatalkan semua penerbangannya. Situs pelacak penerbangan FlightRadar24 menyebutkan wilayah udara Iran telah ditutup akibat adanya serangan udara dari israel. 

Rumah pejabat senior militer dan politik menjadi sasaran serangan udara Israel di Teheran. Warga sipil bukanlah target yang dimaksud. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, juga telah mengumumkan keadaan darurat di seluruh Israel setelah perang pecah.

BACA JUGA:AI-as-a-Service (AIaaS) untuk UMKM: Jalan Pintas Bisnis Kecil Menjadi Canggih

"Setelah adanya serangan preemptive Negara Israel terhadap Iran, serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap Negara Israel dan penduduk sipilnya diperkirakan akan segera terjadi," kata Katz seperti dikutip SindoNews.

Sehari sebelumnya, para pejabat Amerika Serikat (AS) telah diberi tahu bahwa Israel sepenuhnya siap meluncurkan operasi militer ke Iran. Pemberitahuan itulah yang jadi alasan Washington mengevakuasi para staf kedutaannya dari negara-negara di Timur Tengah. Pemerintah AS pada hari Rabu lalu juga telah meminta para warganya untuk meninggalkan wilayah Timur Tengah, terutama Irak. Departemen Luar Negeri memerintahkan pejabat pemerintah yang tidak dalam keadaan darurat untuk meninggalkan Irak karena meningkatnya ketegangan regional.

Seorang pejabat pertahanan Amerika mengatakan kepada CBS News, bahwa Pentagon telah mengizinkan anggota keluarga militer untuk secara sukarela meninggalkan lokasi di seluruh Timur Tengah. Utusan Timur Tengah Presiden Trump Steve Witkoff masih berencana untuk bertemu dengan perwakilan Iran untuk putaran keenam pembicaraan tentang program nuklir Teheran dalam beberapa hari mendatang. Trump telah berbicara tentang Iran saat tampil di Kennedy Center pada hari Rabu lalu. Dia memberi tahu wartawan bahwa warga Amerika disarankan untuk meninggalkan wilayah Timur Tengah.

BACA JUGA:Business on Sora: Bisnis Digital Baru dari Konten Video AI Generatif

"Karena itu bisa menjadi tempat yang berbahaya, dan kita akan lihat apa yang terjadi," katanya.

Sementara Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh, mengatakan ke wartawan pada hari Rabu lalu bahwa perundingan nuklir gagal. Dan konflik dipaksakan kepada Iran, Korps Garda Revolusi Islam akan menargetkan seluruh pangkalan AS di negara tuan rumah. Organisasi Perdagangan Maritim Inggris pada hari Rabu Minggu lalu juga telah menyarankan kapal-kapal untuk berhati-hati di Teluk Persia, Selat Hormuz, dan Teluk Oman tiga jalur air utama untuk perdagangan minyak global. Karena meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut yang dapat menyebabkan eskalasi aktivitas militer. Pemerintah Trump telah berupaya mencapai kesepakatan dengan Iran untuk batasi program nuklir negara tersebut, karena pengawas internasional menyebut Teheran terus memperkaya uranium hingga mendekati tingkat senjata.

Menurut Trump, perundingan nuklir Iran itu begitu rumit, dan tidak jelas seberapa dekat kedua pihak atas kesepakatan. Trump tidak akan menerima pengayaan uranium apa pun oleh Iran, tetapi para pemimpin Iran telah mengindikasikan mereka tidak akan menerima persyaratan tersebut. Beberapa tahun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sangat skeptis terhadap kesepakatan apa pun dengan Iran. Iran dan Israel telah menjadi musuh bebuyutan sejak revolusi Iran tahun 1979. Kantor Netanyahu mengatakan Israel telah melakukan operasi terbuka dan rahasia yang tak terhitung jumlahnya untuk menghambat pertumbuhan program nuklir Iran. 

BACA JUGA:SocialFi: Revolusi Media Sosial Berbasis Blockchain yang Mengubah Monetisasi Digital

Bulan lalu, Trump mengatakan secara terbuka bahwa dia telah mendesak Netanyahu untuk tidak menyerang Iran sementara pemerintahannya melakukan negosiasi dengan rezim Teheran. Program nuklir Iran sudah ada sejak beberapa dekade lalu, meskipun negara itu telah lama bersikeras bahwa program tersebut hanya ditujukan untuk tujuan damai. Pada tahun 2015, mantan Presiden Barack Obama juga membuat kesepakatan dengan Iran, membatasi cakupan program pengayaan uranium di negara tersebut, meskipun Netanyahu keberatan, yang menuduh Iran tidak dapat diandalkan dan telah secara diam-diam melanggar perjanjian tersebut. 

Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir Iran 2015 selama masa jabatan pertamanya dan meningkatkan sanksi terhadap Iran. Namun Iran memperluas persediaan uraniumnya yang sangat diperkaya. Dalam sebuah laporan dua minggu lalu, Badan Tenaga Atom Internasional memperkirakan Iran telah memperkaya 408,6 kilogram uranium hingga kemurnian 60 persen untuk pembuatan senjata nuklir, dibutuhkan pengayaan uranium dengan kemurnian 90 persen dalam kesaksian di Capitol Hill pada hari Rabu sebelumnya, Menteri Pertahanan Pete Hegseth menyehut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan