Persia: Bangsa Kuno yang Berpengaruh Hingga Indonesia

Persia.--Sceenshot

koranrm.id - Persia merupakan salah satu etnis yang termasuk ke dalam bangsa Iran dan saat ini mayoritas dari mereka tinggal di negara Iran.

Namun demikian diaspora etnis Persia juga tersebar luas dan menciptakan jejak budaya mereka di seluruh dunia termasuk di negara-negara seperti Afganistan, kirgistan,Tajikistan, Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Kuwait, Uni Emirat Arab, Irak, India dan lain sebagainya. Diaspora etnis Persia ke berbagai belahan dunia menjadikan bahasa Persia sebagai salah satu bahasa tertua yang masih digunakan hingga saat ini dan memiliki tempat khusus dalam sejarah linguistik dunia yang tidak hanya digunakan oleh akat Iran.

Tetapi juga diakui sebagai bahasa resmi di beberapa negara, seperti Tajikistan serta Afganistan bahkan pengaruh bahasa Persia terlihat dalam bahasa Indonesia. Dimana beberapa nama orang yang memiliki akar dari bahasa Persia kuno dapat ditemukan seperti johansah dan firmansah.

Selain itu sejumlah kosakata Persia telah meresap ke dalam Bahasa Indonesia, seperti arak, bandar, menara, anggur, topan, waswas dan masih banyak lagi.

BACA JUGA:Berbagi Rasa Kebahagiaan, Polsek Sungai Rumbai Kurban 2 Ekor Sapi

Etnis Persia memiliki hubungan erat dengan kekaisaran Persia yang berakar dalam sejarah yang panjang serta kaya. Kekaisaran Persia terutama kekaisaran akhemeniah yang didirikan oleh raja Sirus Agung pada abad ke-6 sebelum Masehi adalah salah satu kekaisaran paling kuat dan berpengaruh dalam sejarah dunia kuno. Dibawah kekuasaan Sirus Agung, kekaisaran Persia memperluas wilayahnya menjadi sebuah kekaisaran yang luar biasa luas yang membentang dari Semenanjung Balkan di sisi barat hingga Lembah indus di sisi timur. Wilayah kekaisaran ini mencakup sejumlah besar wilayah penting termasuk, Yunani, Trakia, Makedonia dan Anatolia di bagian barat. Sementara di bagian timur melibatkan Lembah Indus Asia Tengah serta Laut Kaspia di selatan. 

Wilayah kekaisaran mencakup Mesir, Suriah, Palestina dan wilayah Arab. Sementara di bagian utara wilayah ini membentang hingga mencakup Kaukasus dan Asia Tengahm Secara keseluruhan kekaisaran persia di di bawah Sirus Agung menguasai sekitar 44% dari wilayah dunia yang dihuni saat itu dan menjadikannya sebagai salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah dan berperan penting dalam perkembangan budaya serta peradaban dunia.

Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada masa pemerintahan Sirus Agung adalah penaklukannya atas Babilonia. Penaklukan ini penting karena dua alasan, pertama karena memberikan Sirus kendali atas jalur perdagangan yang strategis di wilayah tersebut dan kedua penaklukan ini mendorong Sirus Agung untuk mengeluarkan sebuah piagam yang dikenal sebagai Silinder Sirus.

BACA JUGA:Ternyata Ini Negara Terbanyak Berternak Sapi Ukuran Raksasa

Adapun silinder Sirus sendiri adalah silinder tanah liat kuno yang ditemukan pada tahun 1879 di Irak yang kemudian dipecah menjadi beberapa bagian di sana tertulis prasasti kerajaan akemeniah dalam Aksara paku akadia atas nama raja Persia Sirus Agung. 

Piagam ini menggambarkan bagaimana Sirus dan pasukannya menaklukkan Babilonia dan mengalahkan Nabonidus.

Sirus Agung kemudian memberikan kebebasan beragama dan kebebasan beribadah kepada beragam kelompok masyarakat yang tinggal di kekaisaran hemenia, juga memberikan izin kepada orang-orang yang dipindahkan ke Babilonia sebagai tawanan perang untuk kembali ke tanah air mereka.

Profor Richard fry seorang pakar terkenal dalam studi Iran dan Asia Tengah mencatat bahwa sosok Sirus Agung telah bertahan sepanjang sejarah lebih dari sekedar seorang lelaki hebat yang mendirikan sebuah kerajaan. Bahkan ia menjadi lambang kualitas-kualitas Agung dari seorang penguasa di zaman dahulu dan ia mengambil ciri-ciri heroik sebagai seorang penakhluk yang toleran, murah hati, perkasa dan berani. Dengan kata lain, Sirus Agung digambarkan oleh banyak pakar bahwa dia mengadopsi toleransi dan menghormati keyakinan tradisi dan adat istiadat orang lain sebagai landasan kebijakannya.

BACA JUGA:Teknologi Pengolahan Sawit Ramah Lingkungan, Menuju Industri Berkelanjutan

Hal ini membuatnya mendapatkan rasa hormat dan penghargaan dari semua orang di bawah pemerintahannya, termasuk pemimpin kekaisaran akhemeniah yang terkenal. 

Terutama pada zaman modern ini adalah raja xerxes 1 seorang tokoh yang digambarkan dalam film 300, dimana dalam film yang dirilis pada tahun 2006 tersebut raja xerxes 1 digambarkan sebagai raja Persia yang kuat dan memiliki penampilan yang mencolok termasuk riasan dan penampilan fisik yang sangat berbeda dari orang Persia pada umumnya.

Film 300 adalah adaptasi bebas dari pertempuran antara pasukan Yunani yang dipimpin oleh raja leonida 1 dari Sparta dan pasukan Persia yang dipimpin oleh raja xerxes 1.

Kendati demikian film ini adalah karya fiksi yang terinspirasi oleh sejarah Persia dan Yunani kuno di mana Banyak elemen dalam film tersebut didasarkan atau dibentuk kembali untuk menciptakan efek yang dramatis. Raja xerxes 1 sebenarnya tidak memiliki penampilan yang dramatis seperti yang digambarkan dalam film dan visual tentang fisiknya. Dalam film tersebut hanyalah fiksi belaka, meskipun penampilan raja xerxes saat dalam film 300 tidak menggambarkan penampilan sebenarnya.

BACA JUGA:Digitalisasi dalam Manajemen Kebun Sawit, Menuju Efisiensi dan Keberlanjutan

Namun pertempuran yang digambarkan dalam film tersebut didasarkan pada peristiwa sejarah yang nyata. Pertempuran tersebut adalah pertempuran thmopilai sebuah pertempuran antara Yunani yang dipimpin oleh raja Leonidas dari Sparta melawan Persia yang dipimpin oleh raja cerses 1 yang terjadi pada tahun 480 sebelum maseh. Pasukan Yunani yang berjumlah sekitar 7.000 pasukan mempertahankan jalur sempit di termolai menahan pasukan Persia yang berjumlah sekitar 1 juta pasukan. 

Mereka bertempur selama 3 hari dan pada hari yang ketiga seorang pengkhianat Yunani bernama epialtes menunjukkan jalan rahasia ke termopolai kepada pasukan Persia yang kemudian pasukan Persia menggunakan jalan rahasia tersebut untuk menyerang pasukan Yunani. 

BACA JUGA:Potensi Biofuel dari Minyak Sawit, Energi Terbarukan untuk Masa Depan

Pasukan Yunani yang terkepung akhirnya memutuskan untuk melakukan serangan balik mereka berhasil membunuh banyak pasukan Persia termasuk raja xerxes 1. Namun demikian pasukan Yunani akhirnya kehabisan tenaga dan senjata hingga akhirnya dikalahkan oleh pasukan Persia. Namun Kendati kalah dalam pertempuran, pasukan Yunani dianggap sebagai pemenang moral sebab pengorbanan mereka telah menginspirasi negara-negara Yunani lainnya untuk melawan invasi Persia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan