Peran Pendidikan Ketrampilan Meningkatkan Kesiapan Kerja

Peran Pendidikan Ketrampilan Meningkatkan Kesiapan Kerja --screnshoot dari web

KORANRM.ID - Syaiful Anwar, AB Pemerhati Pendidikan Pilih pendidikan tinggi tapi nganggur. Atau pilih tidak sekolah, tapi bekerja. Pilihan keduanya sulit. Mari kita gali apa Peran Pendidikan dalam Meningkatkan Kesiapan Tenaga Kerja. Melalui pendidikan secara individu tentu dapat memaksimalkan potensinya dalam mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan, dan memahami apa ketrampilan yang akan dituntut dunia kerja. Pendidikan itu ada yang bersifat pendidikan murni ilmu pengetahuan, dan ada yang bersifat terapan keterampilan. Mana yang dibutuhkan? Tentu keduanya dibutuhkan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Kedua bentuk dan sifat pendidikan itu harus seimbang dalam pembinaan dan pengembangannya. Bila kondisinya tidak seimbang, maka secara otomatis hasil akhir tidak memuaskan menuju Indonesia emas tahun 2045 nanti. Karena eranya sudah berubah, era sekarang adalah era digitalisasi yang butuhkan pengetahuan ilmu murni dan terapan yang seimbang. 

BACA JUGA:Komitmen Pemerintah dalam Mengawal Pemerataan Pendidikan Opini Oleh: Renci (Praktisi Pendidikan)

BACA JUGA:Bangun Sistem Pendidikan Adil Relevan dan Partisipatif

Sekarang fenomena ketimpangan terjadi antara pendidikan pengetahuan dengan pendidikan ketrampilan. Dan belum lagi ketimpangan antara ilmu sosial dan ilmu eksakta. Ilmu ekskta banyak dihindari oleh anak didik kita. Dan ini tidak boleh terjadi. Coba kita bayangkan, membuat  minyak makan saja dibutuhkan sarjana teknik beraneka disiplin ilmu eksakta. Kemudian yang terjadi apa dalam sistim pendidikan kita? Banyaklah lulusan ilmu sosial. Pertanyaannya apa kebijakan yang perlu diambil? Salah satu jalan keluarnya adalah memperbanyak pendidikan vokasi atau ketrampilan. pendidkan kecakapan hidup, lalu muncul pertanyaan pendidikan seperti apa? Jawabannya adalah pendidikan kejuruan. Mengapa pendidikan kejuruan penting? Pendidikan kejuruan memiliki potensi yang besar dalam memberikan motivasi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja dan mengembangkan diri dalam dunia kerja.

BACA JUGA:Generasi Alpha Masuk Sekolah Apa yang Berubah di Dunia Pendidikan Kita

Pendidikan kejuruan atau Sekoilah Menengah Kejuruan (SMK) dengan tujuan  adalah membentuk lulusan yang siap memasuki dunia kerja, dipekerjakan, atau sebagai wiraswasta. Untuk memenuhi tujuan tersebut diperlukan percepatan dan peningkatan kompetensi peserta didik. Lalu, pertanyaannya adalah postur pendidikan tenaga kerja wilayah Provinsi Bengkulu seperti apa? Berdasarkan observasi singkat lulusan sarjana kita di Provinsi Bengkulu dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu sudah mencatat jumlah angkatan kerja di wilayah Bengkulu pada Agustus 2024 sebanyak 1.136.573 orang, atau naik 29.113 orang dibanding Agustus 2023. Dari jumlah tersebut, penduduk yang bekerja sebanyak 1.101.234 orang, naik sebanyak 31.619 orang dari Agustus 2023. Jika ditotalkan, lebih dari separuh atau 50,33 persen penduduk bekerja di Bengkulu berpendidikan SMP dan SD.  Sementara, penduduk bekerja tamatan SMA ada sebanyak 254.143 orang (23,08 persen) tamatan SMK sebanyak 102.239 orang (9,37 persen), Diploma I/II/III sebanyak 26.271 orang (2,39 persen) dan Diploma IV, S1,S2,dan S3 sebanyak 163.352 orang (14,83 persen). 

BACA JUGA:PT. SMI Salahkan Dinas Pendidikan Yang Tidak Lakukan Sosialisasi Aplikasi Absen Online Seluruh OPD Normal

Data BPS Provinsi Bengkulu menunjukkan jika angkatan kerja di wilayah ini masih didominasi pekerja dengan tingkat pendidikan rendah, yakni  tamatan SD ke bawah (tidak/belum pernah sekolah/belum tamat SD/tamat SD), yaitu sebesar 33,11 persen atau sebanyak 364.600 orang. Lalu tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama ada sebanyak 189.629 orang atau 17,22 persen. Di sisi lain, Fakta untuk tingkat pengangguran terbuka pada  tingkatan pendidikan sekolah dasar memiliki persentase terendah yakni hanya 1,39 persen. Angka tersebut di susul tingkat pendidikan SMP sebesar 1,83 pesen, SMa 4,31 persen, SMK 4,86 persen, Diploma IV,S1,S1,dan S3 sebesar 4,86 persen. Kemudian tingkat pengangguran terbuka paling tinggi justru pada tingkatan pendidikan Diploma I,II dan III sebesar 5,70 persen. Sumber BPS Bengkulu 2024). Tenaga kerja dengan Pendidikan rendah, lebih mudah pindah pada pekerjaan lain, tapi produktivitasnya rendah.

BACA JUGA:Pondasi Emas Masa Depan, Peran Orang Tua dalam Pendidikan Pertama Anak di Rumah

Sementara itu,  untuk tingkatan Diploma dan sarjana memiliki mindset atau pemikiran untuk bekerja sesuai dengan jurusan dan keahlian mereka. Sedangkan kebutuhan dunia kerja tidak dapat memenuhi, sehingga tingkatan pendidikan ini banyak yang menjadi pengangguran. Mereka merasa punya nilai tawar sesuai dengan jurusan yang mereka miliki, dan tidak mau bekerja diluar latar belakang pendidikan yang mereka geluti. Mindset seperti ini harus dirubah, karena sebenarnya pendidikan itu merubah wawasan kita dan kita bisa bekerja dimana saja yang membutuhkan. Akankah terjadi pada daerah Provinsi Bengkulu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan