Dari Menunda-nunda hingga Begadang Solusi Nyata untuk Kebiasaan Buruk Sehari-hari

Dari Menunda-nunda hingga Begadang Solusi Nyata untuk Kebiasaan Buruk Sehari-hari--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Kebiasaan buruk kerap menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas manusia modern. Menunda pekerjaan, begadang tanpa alasan jelas, konsumsi berlebihan makanan cepat saji, hingga ketergantungan pada gawai adalah contoh nyata dari pola perilaku yang merugikan produktivitas maupun kesehatan jangka panjang. Meskipun terkesan sepele, kebiasaan-kebiasaan ini mampu merampas waktu, energi, serta potensi terbaik seseorang jika dibiarkan terus-menerus. Untuk mengubahnya, diperlukan pendekatan yang tidak sekadar teoritis, tetapi nyata, bertahap, dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kebiasaan menunda-nunda (prokrastinasi) seringkali bukan disebabkan oleh malas semata, tetapi karena kecemasan, rasa takut gagal, atau standar perfeksionisme yang terlalu tinggi. Solusi paling efektif untuk menghadapinya adalah dengan teknik "pomodoro" — membagi waktu kerja dalam interval 25 menit fokus dan 5 menit istirahat. Selain itu, membuat daftar tugas yang sangat sederhana dan jelas dapat mengurangi beban mental. Memulai pekerjaan dari bagian yang paling mudah juga membantu mengatasi hambatan awal dan membangun momentum.

BACA JUGA:Gowes Sehat, Hidup Sehat Mengungkap Segudang Manfaat Bersepeda

BACA JUGA:Irit BBM? Rahasia Mengendarai Motor dengan Konsumsi Bahan Bakar Minimal

Sementara itu, begadang yang tidak produktif, terutama karena terlalu lama menggunakan ponsel atau menonton hiburan digital, berdampak besar pada kualitas tidur dan kesehatan mental. Untuk mengatasinya, langkah awal yang bisa dilakukan adalah menetapkan batas waktu penggunaan layar, misalnya pukul 21.00 malam. Selain itu, mengganti kebiasaan tersebut dengan rutinitas menenangkan seperti membaca buku fisik, journaling, atau meditasi ringan mampu memberi sinyal pada otak bahwa waktunya beristirahat.

Kebiasaan makan tidak sehat juga sering menjadi pelarian emosional saat stres. Salah satu solusi praktisnya adalah mempersiapkan makanan sehat lebih awal (meal prep) agar tidak tergoda membeli makanan cepat saji. Menyediakan camilan sehat seperti buah segar atau kacang-kacangan juga membantu mengontrol konsumsi berlebihan. Perubahan ini tidak hanya memperbaiki pola makan, tetapi juga berdampak pada tingkat energi harian dan kualitas fokus.

BACA JUGA:Banyak yang Belum Tau! Ini 6 Manfaat Makan Telur Setiap Hari yang Belum Anda Ketahui

Gawai dan media sosial, meski bermanfaat, sering mencuri waktu dan perhatian tanpa disadari. Teknik seperti “digital detox” mingguan, menghapus aplikasi yang tidak penting, dan mengatur waktu khusus untuk melihat media sosial (misalnya hanya 15 menit di pagi dan sore hari) adalah langkah nyata untuk mengambil kembali kendali atas waktu. Beberapa orang bahkan memilih mengatur layar menjadi grayscale untuk mengurangi daya tarik visual ponsel mereka.

Yang tak kalah penting adalah membangun kebiasaan baru sebagai pengganti kebiasaan buruk. Otak manusia tidak menyukai kekosongan—maka daripada hanya berusaha "menghapus" satu kebiasaan, akan lebih efektif menggantikannya dengan kebiasaan lain yang lebih sehat. Misalnya, daripada scroll media sosial saat bosan, coba membaca satu artikel berkualitas, atau jalan kaki selama 10 menit.

Perubahan nyata juga bergantung pada sistem dukungan. Berbagi target dengan teman, menggunakan aplikasi pelacak kebiasaan, atau menuliskan perkembangan secara rutin dapat meningkatkan komitmen. Lingkungan sekitar pun perlu dikelola: jauhkan distraksi dari ruang kerja, simpan makanan tidak sehat di tempat yang sulit dijangkau, dan atur pengingat tidur setiap malam.

BACA JUGA:Rahasia Dorayaki Lembut ala Jepang, Cuma Butuh Bahan Sederhana!

BACA JUGA:Pulau Samalona, Surga Tersembunyi di Teluk Makassar yang Memikat Hati

Transformasi perilaku bukanlah hasil dari motivasi sesaat, tetapi hasil dari sistem yang dibangun konsisten. Dengan langkah-langkah kecil yang realistis dan terukur, kebiasaan buruk bisa perlahan ditinggalkan, dan hidup menjadi lebih produktif, sehat, dan seimbang. Mengubah kebiasaan memang tidak mudah, namun bukan mustahil. Dan segalanya selalu dimulai dari satu langkah pertama hari ini, bukan besok.

________________________________________

Referensi:

1. Duhigg, C. (2012). The Power of Habit. Random House.

2. Clear, J. (2018). Atomic Habits: An Easy & Proven Way to Build Good Habits & Break Bad Ones. Avery.

3. Fiore, N. (2007). The Now Habit: A Strategic Program for Overcoming Procrastination and Enjoying Guilt-Free Play. TarcherPerigee.

4. Walker, M. (2017). Why We Sleep: Unlocking the Power of Sleep and Dreams. Scribner.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan