Kenali Ciri-ciri Buah Sawit yang Siap Dipanen

Kenali Ciri-ciri Buah Sawit yang Siap Dipanen--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Waktu pemanenan memiliki dampak signifikan terhadap kualitas dari minyak kelapa sawit yang akan dihasilkan. Sebelum melakukan panen ada beberapa hal yang penting untuk diketahui. Adapun ciri-ciri kelapa sawit yang siap dipanen antara lain: pertama buah sudah matang (masak fisiologis): Buah berwarna merah tua atau jingga tua mengilap (untuk varietas Tenera). Kedua jatuhnya brondolan: Terdapat 5–10 butir brondolan (buah lepas) yang jatuh secara alami di sekitar tandan.

Ciri lain buah sawit yang siap dipanen adalah tandan buah menggantung: Tandan terlihat menggantung karena berat buah. Buah mudah lepas: Jika buah ditekan, mudah terlepas dari tandan. Kulit buah mengerut: Buah bagian ujung mengerut, menandakan kematangan. Dan bunyi tandan saat dipukul: Tandan mengeluarkan bunyi "dung" yang khas saat dipukul, menandakan buah sudah kering dan matang.

BACA JUGA:Pecah Ban, Truk TBS Sawit Terjungkal

BACA JUGA:Harga TBS di Mukomuko Terlalu Rendah Dibanding Daerah Lain

Adapun alasan melakukan pemanenan tepat waktu adalah kandungan Minyak dan ALB (Asam Bebas Lemak). Kandungan minyak pada buah kelapa sawit mencapai tingkat paling tinggi pada kondisi kematangan optimum. Jika dipanen pada tahap ini, maka kuantitas dan kualitas minyak yang diekstraksi dari buahnya akan semakin maksimal.

Sebab, buah yang belum matang memiliki kadar ALB yang rendah sehingga hasil rendemen minyaknya juga rendah. Jadi, waktu panen yang tepat sangat penting untuk menghasilkan minyak kelapa sawit dengan rendemen yang tinggi dan komposisi kimia yang sesuai.

BACA JUGA:Pagi Ini Perangkat Desa Bandar Jaya Dipanggil Kepala Dinas PMD

Panen tepat waktu juga menjaga tanaman sawit tidak stres. Apabila panen dilakukan pada buah sawit yang belum cukup umur atau masih mengkal (belum matang sepenuhnya), hal ini berpotensi meningkatkan stres pada tanaman. Sebab, kelapa sawit dapat mengalami gangguan jika buahnya dipanen sebelum waktunya. Stres pada tanaman dapat merusak pertumbuhan dan kesehatannya, serta berdampak pada munculnya rangsangan atau stimulus pembentukan bunga jantan yang tinggi namun dengan sex ratio yang rendah.

Artinya, pembentukan bunga betina yang menghasilkan buah dan minyak pada kelapa sawit dapat terganggu. Sehingga, hal ini dapat berdampak pada produksi minyak kelapa sawit di masa panen selanjutnya.

BACA JUGA:Tak Perlu Lahan Luas, Begini Cara Menanam Tomat di Dalam Ruangan dan Tetap Berbuah Lebat

Waktu panen yang tepat bisa mencegah buah yang busuk atau rusak. Jika waktu panennya terlalu lama hingga mencapai kondisi buah lewat matang, maka buah sawit bisa rusak atau membusuk di batang. Kondisi buah yang busuk kemudian dapat menciptakan lingkungan yang lembab. Jika dibiarkan, lingkungan lembab tersebut akan memicu pertumbuhan jamur patogen, contohnya seperti jenis Marasmius sp. yang berpotensi merusak hasil panen maupun kondisi tanaman secara keseluruhan.

Terakhir, panen yang terlalu cepat sebelum waktu kematangan yang ideal juga dapat berdampak pada harga jual buah kelapa sawit. Jika buah yang dijual petani masih tergolong mentah atau mengkal, akan mempengaruhi harga dari PKS. 

BACA JUGA:Heboh Harga TBS Turun, Adakah Peran Bupati?

Umumnya, PKS (Pabrik Kelapa Sawit) akan melakukan greeding atau meminta potongan harga yang besar jika menerima buah kelapa sawit mentah. Dampak ini bisa merugikan pihak petani karena hasil panen mereka dihargai lebih rendah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan