Pemda Mukomuko Dorong Produksi Padi Organik untuk Pertanian Berkelanjutan

Panen padi organik bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan.-Sahad-Radar Mukomuko

koranrm.id - Pemerintah Kabupaten Mukomuko terus mendorong pengembangan produksi padi organik sebagai bagian dari upaya meningkatkan hasil pertanian yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi. Program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia serta meningkatkan daya saing produk beras lokal di pasar nasional maupun internasional.

Melalui Dinas Pertanian, Pemda Mukomuko memberikan pendampingan kepada petani, termasuk pelatihan penggunaan pupuk organik, teknik budidaya ramah lingkungan, dan sertifikasi produk organik. Selain itu, bantuan berupa benih unggul serta alat pertanian juga disalurkan untuk mempercepat peralihan ke pertanian organik.

Bupati Mukomuko menegaskan bahwa produksi padi organik tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani melalui harga jual yang lebih tinggi, tetapi juga menjaga kesuburan tanah dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, Pemda berkomitmen untuk memperluas lahan pertanian organik dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk koperasi petani dan pasar modern, untuk memastikan produk padi organik Mukomuko memiliki pangsa pasar yang luas.

BACA JUGA:Sebagian Padi di Arah Tiga Mulai Bunting, Petani Menaruh Harapan Besar Soal Harga Gabah

Adapun kendala pengembangan padi organik di Mukomuko, salah satunya adalah kurangnya minat petani untuk menanam padi organik. Petani di Mukomuko sudah terbiasa menggunakan bahan kimia, sehingga mereka menganggap bahan organik tidak bisa mengatasi hama dan penyakit. Petani belum sepenuhnya menyadari pentingnya pertanian organik. 

Untuk mengatasi kendala tersebut, pemerintah bisa membuka pasar khusus untuk produk padi organik. Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko telah melakukan pendataan petani organik. 

Padi organik adalah padi yang ditanam tanpa bahan kimia sintetis, seperti pestisida, herbisida, dan pupuk buatan. Padi organik dikelola secara alami, menggunakan pupuk organik seperti kompos dan pupuk kandang.

Kepala Dinas Pertanian, Pitriyani, menginstruksikan kepada penyuluh pertanian lapangan (PPL) untuk mendata petani yang mengelola lahan berbasis organik.

Menurutnya, banyak petani di Mukomuko kini mulai memanfaatkan pupuk dan pengendalian hama organik dalam budidaya tanaman pangan dan hortikultura, khususnya di Kecamatan Lubuk Pinang. 

Petani beralih ke pertanian organik setelah melihat hasil positif dari demonstration plot padi organik yang menggunakan teknologi MA-11, yang didukung oleh Bank Indonesia (BI). 

"Demplot padi total organik terintegrasi MA-11 yang didukung oleh BI beberapa waktu lalu menunjukkan hasil yang positif," ujar Pitriyani.

BACA JUGA:Simak! Mitos Memasak Dengan Cara Unik Agar Makanan Lebih Sehat

Hasil pengubinan menunjukkan bahwa padi organik yang terintegrasi dengan MA-11 di SP8, Kecamatan Lubuk Pinang, bisa menghasilkan lebih dari 10 ton gabah per hektar. 

"Ini menunjukkan bahwa padi organik, jika dikelola dengan tepat, hasilnya bisa lebih baik dibandingkan budidaya yang menggunakan pupuk kimia," tambah Kadis.

Keberhasilan Demplot tersebut mendorong banyak petani di Lubuk Pinang untuk mulai beralih ke budidaya padi berbasis organik. Namun, Dinas Pertanian membutuhkan data detail mengenai petani yang beralih ke pertanian organik. 

"Makanya, saya meminta penyuluh untuk melakukan pendataan," jelas Pitriyani.

Tujuan pendataan ini adalah agar Dinas Pertanian Mukomuko memiliki data lengkap sebagai rujukan dalam mengambil kebijakan di bidang pertanian. Dengan data tersebut, bisa membuka peluang pasar khusus untuk produk padi organik dan hasil pertanian organik lainnya. 

"Kalau sudah ada data, dan petani konsisten menerapkan budidaya pertanian organik, pemerintah bisa membuka pasar khusus. Hasil produksi pertanian organik itu lebih mahal ketimbang pertanian dengan pupuk kimia," terang Pitriyani.

BACA JUGA:Rajut Kebersamaan Pemdes Air Berau Gelar Halal Bihalal

Selain itu, langkah ini diharapkan dapat mendorong petani untuk memanfaatkan pupuk organik sebagai antisipasi terhadap berkurangnya ketersediaan pupuk kimia dan meningkatnya harganya. 

"Pertanian organik sekarang menjadi harapan untuk ketersediaan pangan kita, di tengah semakin mengkhawatirkannya ketersediaan pupuk kimia," pungkas Pitriyani.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan