Brunei, Negara Sultan, Tidak Ada Pajak dan Kesehatan Gratis

Brunei, Negara Sultan, Tidak Ada Pajak dan Kesehatan Gratis--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Brunei Darussalam merupakan sebuah negara kecil di Asia Tenggara yang terletak di pantai utara Pulau Kalimantan dengan area seluas 5.765 km2.
Dilansir dari channel youtube Doczon.
Pada tahun 2020 dihuni oleh sebanyak 460.345 jiwa. Hebatnya meski termasuk negara kecil Brunei Darussalam dikenal sebagai negara yang sangat makmur dengan indeks pembangunan manusia tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Singapura. Oleh sebab itu negara ini digolongkan sebagai negara maju.
Tidak hanya itu indeks transparansi internasional tahun 2019 menempatkan Brunei sebagai negara dengan tingkat korupsi terendah kedua di Asia Tenggara setelah Singapura.
BACA JUGA:Cara Negara Jerman Menghadapi Tingginya Populasi Lansia
BACA JUGA:Cina, Negara dengan Sensor Internet Terketat dan Tercanggih di Dunia
Sementara itu forks menempatkan Kerajaan Brunei sebagai negara terkaya kelima dari total 182 negara di dunia karena memiliki ladang minyak bumi dan gas alam yang sangat luas.
Di Brunei terdapat kira-kira satu mobil untuk setiap 1,5 orang yang hal ini menunjukkan bahwa warga Brunei memiliki posisi keuangan yang sangat baik.
Selain itu Brunei merupakan salah satu negara dengan hutang paling sedikit di dunia dimana utang publiknya hanya sekitar 2,4% dari total ekonominya.
BACA JUGA:Sudan, Negara Pemilik 200 Lebih Piramida Kuno Yang Terlupakan
Brunei juga tidak memungut pajak penghasilan perorangan serta pajak pertambahan nilai atau pajak penjualan. Tidak hanya itu warga Brunei menerima perawatan kesehatan secara gratis bahkan cakupan imunisasinya sekitar 97,8% melebihi target Who di angka 95%.
Layanan kesehatan gratis ini berkontribusi pada tingginya angka harapan hidup dimana rata-rata angka harapan hidup di Brunei adalah 75 tahun.
Namun demikian Brunei memiliki tingkat obesitas tertinggi di ASEAN dan menjadi salah satu yang tertinggi di Asia bahkan menurut hasil penelitian Kementerian Kesehatan Brunei sekitar 30% anak sekolah di Brunei mengalami obesitas.
Brunei juga dikenal sebagai negara yang sangat tegas dalam melaksanakan ajaran Islam baik dalam bidang pemerintahan maupun kehidupan bermasyarakat.
BACA JUGA:Aljazair, Negara Kaya Minyak Yang Bergantung Pada Keledai
BACA JUGA:Sudan, Negara Pemilik 200 Lebih Piramida Kuno Yang Terlupakan
Sistem hukum negara ini didasarkan pada hukum umum Inggris dan hukum syariah Islam. Namun dalam banyak kasus hukum syariah Islam kerap menggantikan hukum umum. Hukum syariah Islam resmi diberlakukan di Brunei sejak tahun 2014 yang dengan demikian negara ini memberlakukan hukum potong tangan, rajam dan cambuk bagi pelaku kasus pencurian, hubungan sesama jenis serta perzinahan.
Kemakmuran serta ketegasan melaksanakan ajaran Islam di Brunei tentu tidak bisa dilepaskan dari perang seorang Sultan Brunei yang merupakan pemimpin mutlak di negara itu.
Status sultan yang disematkan di Brunei bukanlah sekedar simbol dengan peran yang tidak signifikan lebih dari itu.
Seorang Sultan menjabat sebagai Perdana Menteri, Menteri Pertahanan, menteri luar negeri dan Menteri Keuangan sekaligus yang itu berarti bahwa selain berperan sebagai kepala negara, Sultan juga memiliki otoritas eksekutif penuh.
Brunei merupakan salah satu dari segelintir negara yang menerapkan sistem monarki absolut tidak banyak negara yang menganut sistem semacam ini.
Tetapi Brunei masih menjadi segelintir yang tersisa bahkan Kendati Brunei memiliki parlemen tetapi tidak terdapat pemilihan umum yang dilakukan dalam beberapa dekade terakhir.
Sultan Brunei menempati sebuah istana megah yang dinobatkan sebagai istana terbesar di dunia yang dibangun dengan biaya senilai 21 triliun.
Istana ini bernama Nurul Iman dan merupakan kediaman resmi bagi sultan yang sekaligus berfungsi sebagai pusat pemerintahan negara.
Istana ini terletak di lanskap yang sangat indah di tepi sungai Brunei istana ini memiliki 1.788 kamar 257 kamar mandi, masjid, garasi yang dapat menampung sekitar 110 mobil, 5 kolam renang, ruang perjamuan besar serta beragam fasilitas mewah lainnya.
Namun demikian dalam sebuah studi dijelaskan bahwa sumber daya minyak Brunei kemungkinan akan habis dalam dua dekade mendatang yang dengan demikian negara ini perlu melatih di bidang ekonomi untuk mempertahankan kesejahteraannya.