Harga Jengkol Terjun Bebas, Rp 5 Ribu Per Kg

Harga Jengkol Terjun Bebas, Rp 5 Ribu Per Kg--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Harga komoditi jengkol dipasaran sepertinya tengah terjun bebas. Bagaimana tidak, di pasar Selasa Desa Talang Sakti, Kecamatan V Koto, harga jengkol per kilogram (kg) berkisar antara Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribu. Sedangkan berdasarkan pantauan wartawan media ini, banyak akun media sosial Facebook (Fb) yang memasarkan jengkol hanya Rp 5 ribu per kg. Salah satunya seperti akun Fb @Dewi FaHi dan @maulanaikhsan. Bahkan dengan harga Rp 5 ribu tersbut, penjual juga membuka jasa Cash on Delivery (COD) atau diantar oleh penjual, lalu bayar ditempat setelah pesanan tiba. Adapun penyebab harga jengkol terjun bebas, diantaranya karena stok jengkol melimpah tak sesuai dengan permintaan pasar. 

BACA JUGA:Memilih Jengkol Tua Panduan Lengkap untuk Cita Rasa yang Sempurna

BACA JUGA:Resep Semur Jengkol Pedas Mantul, Sensasi Kuliner yang Menggoda Lidah

Salah seorang pedagang, Mita mengatakan, harga jengkol memang sedang mengalami penurunan cukup drastis sejak awal tahun lalu. Dimana harga pasaran jengkol sekarang berkisar antara Rp 8 ribu per kg. Padahal harga jengkol sebenarnya sempat naik pada akhir 2024, dimana para saat itu, per kg sempat menyetuh Rp 30 ribu. Penurunan harga jengkol terjadi karena ketersediaan stok yang sedang banyak. Disisilain permintaan masyarakat atas jengkol sangat sedikit. 

“Memang sejak awal tahun harga jengkol turun, kita jual dipasar sekarang Rp 8 ribu per kg,”pungkasnya.

Masih dikatakannya, baik ketersediaan jengkol dari petani lokal maupun luar daerah sama-sama sedang banyak. Namun untuk stok jengkol miliknya, berasal dari petani lokal. Dimana para petani lokal yang menanam jengkol di sela-sela lahan sawit mereka. Maka jika stok jengkol masih melimpah seprti ini, hampir dipastikan harga seperti ini bakal bertahan cukup lama. 

BACA JUGA:Warga Arah Tiga Keluhkan Kondisi JUT

BACA JUGA:Polres Mukomuko Launcing Penanaman Jagung 1 Hektare 1 Desa di Ranah Karya

“Mungkin penyebabnya karena stok jengkol banyak tapi permintaan masyarakat kurang,”sambungnya.

Sementara itu, Kades Talang Sakti, Samsul Sahril, mengatakan, jengkol memang tak sama dengan komoditas lain. Misalnya seperti cabai, kebutuhan masyarakat atas cabai bisa dikatakan tinggi setiap saat. Karena banyak masyarakat yang suka pedas, terlebih cabai tak memiliki efek samping serius walaupun dikonsumsi setiap hari. Berbeda denga jengkol, jika dikonsumsi setiap hari, tentu membawa penyakit pada saluran kemih. Maka dari, masyarakat membeli jengkol secukupnya.

“Jengkol kan tidak bisa dikonsumsi setiap hari, karena bisa menyebabkan sakit. Beda dengan komoditas lain, misalnya seperti cabai yang bisa dikonsumsi tiap hari,”tutupnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan