Menguak Misteri Cacar Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Menguak Misteri Cacar Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Cacar, penyakit yang pernah menjadi momok menakutkan bagi umat manusia, kini telah berhasil diberantas secara global berkat program vaksinasi yang masif.  Namun, memahami penyebab dan pengobatannya tetap penting, tidak hanya untuk mencegah kembalinya penyakit ini, tetapi juga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit-penyakit serupa yang mungkin muncul di masa depan. Artikel ini akan membahas secara rinci penyebab cacar, gejala yang ditimbulkannya, serta metode pengobatan yang telah terbukti efektif.

Penyebab Cacar: Virus Variola yang Mematikan

BACA JUGA:Terkena Cacar Air? Ini Cara Atasi dan Obati Serta Hilangkan Bekasnya

BACA JUGA:Terungkap! Daun Mangga, Solusi Alami Redakan 6 Penyakit Mulai dari Diabetes Hingga Hipertensi

Cacar disebabkan oleh virus Variola,  sejenis virus DNA dari genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.  Virus ini sangat menular dan dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, seperti air liur, nanah dari lesi kulit, atau bahkan melalui udara melalui partikel-partikel kecil yang mengandung virus.  Masa inkubasi virus ini, yaitu periode antara infeksi hingga munculnya gejala, berkisar antara 7 hingga 17 hari.  Setelah masa inkubasi, penderita akan mengalami gejala awal yang mirip dengan flu, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.

Keunikan virus Variola terletak pada kemampuannya untuk menginfeksi sel-sel tubuh manusia dan menyebabkan peradangan yang meluas.  Virus ini menginfeksi sel-sel epitel, yang membentuk lapisan pelindung pada kulit dan selaput lendir.  Setelah menginfeksi sel-sel ini, virus Variola akan bereplikasi dan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.  Proses replikasi dan penyebaran ini menyebabkan munculnya ruam khas cacar yang berupa bintil-bintil berisi cairan yang kemudian akan membentuk koreng.

Terdapat dua jenis virus Variola yang diketahui, yaitu Variola major dan Variola minor.  Variola major merupakan jenis yang lebih ganas dan menyebabkan penyakit yang lebih parah, dengan tingkat kematian yang bisa mencapai 30%.  Variola minor relatif lebih ringan dan memiliki tingkat kematian yang jauh lebih rendah, sekitar 1%.  Perbedaan tingkat keparahan ini disebabkan oleh perbedaan sifat genetik dan kemampuan virus untuk menginfeksi sel-sel tubuh.

BACA JUGA:Dukung Progam Nawa Cita Presiden, Sido Makmur Tanam 1 Ha Jagung

Gejala Cacar: Dari Demam Hingga Ruam Khas

Gejala cacar berkembang secara bertahap.  Fase awal ditandai dengan gejala mirip flu, seperti demam tinggi (biasanya di atas 38,5°C), sakit kepala hebat, nyeri otot, kelelahan, dan nyeri punggung.  Gejala ini biasanya berlangsung selama 2-4 hari sebelum munculnya ruam.

Ruam cacar pertama kali muncul di wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh.  Ruam ini awalnya berupa bintil-bintil merah kecil yang terasa gatal.  Dalam beberapa hari, bintil-bintil ini akan berkembang menjadi papula (tonjolan padat), kemudian vesikel (bintil berisi cairan jernih), pustula (bintil berisi cairan keruh), dan akhirnya menjadi koreng yang akan mengering dan rontok dalam waktu sekitar 2-4 minggu.  Proses ini berlangsung selama beberapa minggu dan meninggalkan bekas luka pada kulit.

Selain ruam kulit, gejala lain yang mungkin muncul antara lain pembengkakan kelenjar getah bening, mual, muntah, dan diare.  Pada kasus yang parah, cacar dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, ensefalitis (peradangan otak), dan sepsis (infeksi aliran darah).

Pengobatan Cacar: Vaksinasi dan Perawatan Dukungan

Sebelum era vaksinasi, pengobatan cacar sangat terbatas dan tingkat kematian sangat tinggi.  Namun, penemuan vaksin cacar oleh Edward Jenner pada akhir abad ke-18 telah merevolusi pengobatan penyakit ini.  Vaksin cacar terbukti sangat efektif dalam mencegah penyakit dan telah berhasil memberantas cacar secara global pada tahun 1980.

BACA JUGA:Peningkatan Kualitas SDM Jadi Prioritas di SDN 06 Air Manjuto

BACA JUGA:Mitos Atau Fakta Cacar Air Dapat Menular?

Vaksin cacar bekerja dengan cara menstimulasi sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi terhadap virus Variola.  Antibodi ini akan melindungi tubuh dari infeksi virus Variola di masa mendatang.  Meskipun cacar telah diberantas, vaksin cacar masih digunakan dalam situasi tertentu, seperti untuk melindungi petugas kesehatan yang berisiko terpapar virus Variola atau untuk melindungi individu yang berisiko tinggi terkena penyakit ini.

Selain vaksinasi, pengobatan cacar juga meliputi perawatan suportif untuk meringankan gejala dan mencegah komplikasi.  Perawatan ini meliputi pemberian obat penurun demam, obat pereda nyeri, dan perawatan luka untuk mencegah infeksi sekunder.  Pada kasus yang parah, pasien mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.

Meskipun cacar telah diberantas secara global, pemahaman tentang penyebab, gejala, dan pengobatannya tetap penting.  Keberhasilan pemberantasan cacar merupakan bukti kekuatan vaksinasi dan pentingnya program kesehatan masyarakat.  Kewaspadaan terhadap penyakit-penyakit menular lainnya tetap diperlukan, dan pengetahuan tentang cacar dapat membantu kita dalam menghadapi tantangan kesehatan di masa depan.  Dengan memahami bagaimana penyakit ini menyebar dan bagaimana cara mengobatinya, kita dapat melindungi diri kita dan komunitas kita dari ancaman penyakit menular.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan