Misteri Tidur Polyphasic Apakah Tidur Singkat Bisa Meningkatkan Produktivitas

Misteri Tidur Polyphasic Apakah Tidur Singkat Bisa Meningkatkan Produktivitas.--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Tidur polyphasic adalah pola tidur yang membagi waktu tidur menjadi beberapa sesi lebih pendek sepanjang hari, berbeda dengan tidur monophasic yang biasa dilakukan oleh sebagian besar orang. Konsep ini menarik perhatian banyak orang, terutama mereka yang ingin meningkatkan produktivitas dengan mengurangi waktu tidur tetapi tetap menjaga kualitas istirahat. Namun, apakah tidur singkat dalam beberapa sesi benar-benar dapat meningkatkan produktivitas, atau justru berdampak negatif bagi kesehatan? 

Tidur polyphasic merujuk pada pola tidur yang terdiri dari beberapa periode istirahat dalam sehari, biasanya dibagi menjadi beberapa metode seperti Uberman, Everyman, dan Dymaxion. Metode ini diklaim dapat mengurangi waktu tidur total menjadi sekitar 2 hingga 6 jam per hari, dibandingkan dengan standar tidur 7-9 jam dalam pola monophasic. Teori di balik pola tidur ini adalah tubuh manusia dapat beradaptasi untuk mencapai tahap tidur nyenyak (REM) lebih cepat dan lebih efisien.

BACA JUGA:Lantas Berapa Lama Waktu Tidur Terbaik Untuk Usia 40 an? Simak disini

BACA JUGA:Tidur dalam Kegelapan, Mengungkap Efek Buruk Lampu yang Menyala Saat Tidur

Beberapa individu terkenal yang dikabarkan menerapkan pola tidur polyphasic adalah Leonardo da Vinci, Nikola Tesla, dan Thomas Edison. Selain itu, pekerja dengan jadwal yang ketat seperti pengusaha, atlet, dan gamer profesional juga mencoba metode ini untuk memaksimalkan waktu produktif mereka. Dalam dunia modern, beberapa komunitas online dan eksperimen pribadi semakin mendorong popularitas metode ini.

Konsep tidur polyphasic telah ada selama berabad-abad, tetapi tren ini mulai mendapatkan perhatian luas pada awal abad ke-21, terutama dengan munculnya penelitian tentang efisiensi tidur. 

Dalam beberapa dekade terakhir, semakin banyak individu yang tertarik menguji pola tidur ini untuk meningkatkan produktivitas dan mengoptimalkan waktu mereka.

Metode tidur polyphasic banyak diterapkan dalam berbagai situasi, terutama oleh individu yang memiliki pekerjaan atau aktivitas dengan jadwal yang tidak konvensional. Astronot, personel militer, dan pekerja shift seringkali harus beradaptasi dengan pola tidur yang tidak biasa. Selain itu, beberapa komunitas yang mengutamakan efisiensi waktu juga mulai bereksperimen dengan tidur polyphasic.

BACA JUGA:Negara-Negara Tanpa Malam Hari, Begini Cara Warga Saat Ingin Tidur

BACA JUGA:Mengapa Kucing Sering Tidur? Ini 9 Penyebab yang Perlu Anda Ketahui!

Salah satu alasan utama mengapa orang tertarik mencoba tidur polyphasic adalah klaim bahwa metode ini dapat meningkatkan produktivitas dengan mengurangi waktu tidur tanpa mengorbankan energi dan fokus. 

Beberapa orang melaporkan bahwa mereka dapat tetap merasa segar meskipun tidur lebih sedikit, memungkinkan lebih banyak waktu untuk bekerja, belajar, atau beraktivitas.

Namun, dampak tidur polyphasic terhadap kesehatan dan produktivitas masih menjadi perdebatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola tidur yang terfragmentasi dapat menyebabkan gangguan ritme sirkadian, kurangnya tidur dalam, dan penurunan kinerja kognitif. 

Selain itu, banyak individu yang mencoba metode ini mengalami kelelahan ekstrem dan sulit mempertahankan rutinitas dalam jangka panjang. Oleh karena itu, meskipun tidur polyphasic mungkin memberikan manfaat bagi beberapa orang, pola ini tidak cocok untuk semua orang dan harus diterapkan dengan hati-hati.

BACA JUGA:Misteri Tidur Lucid Benarkah Kita Bisa Mengendalikan Mimpi

tidur polyphasic adalah konsep menarik yang menjanjikan peningkatan efisiensi waktu, tetapi masih membutuhkan lebih banyak penelitian ilmiah untuk membuktikan manfaat dan risikonya secara menyeluruh. Sebelum mengadopsi pola tidur ini, penting untuk memahami kebutuhan tubuh sendiri dan mempertimbangkan dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan.

Referensi

• National Sleep Foundation (2023). "Understanding Sleep Cycles and Productivity."

• Harvard Medical School (2023). "Effects of Fragmented Sleep on Cognitive Performance."

• Journal of Sleep Research (2022). "The Science Behind Polyphasic Sleep and Its Long-Term Impacts."

Tag
Share