Telinga Berdengung? Waspada, Ini Mungkin Penyebabnya!
![](https://radarmukomuko.bacakoran.co/upload/888199061ff9b9dbe146d13bffe85314.jpg)
Telinga Berdengung Waspada, Ini Mungkin Penyebabnya--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Telinga berdengung, atau yang secara medis dikenal sebagai tinnitus, adalah kondisi yang ditandai dengan suara berdenging, mendesis, bersiul, atau berdesir di telinga. Suara ini hanya dapat didengar oleh penderita dan bisa sangat mengganggu, bahkan membuat frustasi. Meskipun seringkali tidak berbahaya, tinnitus bisa menjadi indikator masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebabnya agar dapat ditangani dengan tepat.
Penyebab Umum Telinga Berdengung:
Tinnitus dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari yang ringan hingga yang memerlukan penanganan medis serius. Berikut beberapa penyebab umum telinga berdengung:
BACA JUGA:Membersihkan Telinga Tanpa Cotton Bud, Cara Aman dan Efektif Menjaga Kesehatan Pendengaran
* Paparan Suara Keras: Ini adalah penyebab paling umum tinnitus. Paparan suara keras secara terus-menerus, seperti di konser musik, pabrik bising, atau penggunaan headphone dengan volume tinggi, dapat merusak sel-sel rambut di koklea (bagian telinga dalam yang bertanggung jawab untuk mengubah getaran suara menjadi sinyal saraf). Kerusakan ini dapat menyebabkan tinnitus yang bersifat sementara atau permanen.
* Penuaan: Seiring bertambahnya usia, sel-sel rambut di koklea dapat mengalami degenerasi, sehingga meningkatkan risiko tinnitus. Ini adalah proses alami yang tidak dapat dicegah sepenuhnya.
* Penyakit Telinga: Beberapa penyakit telinga, seperti otosklerosis (pengerasan tulang di telinga tengah), penyakit Meniere (gangguan telinga dalam yang menyebabkan pusing dan kehilangan pendengaran), dan infeksi telinga, dapat menyebabkan tinnitus.
BACA JUGA:Tidur Nyenyak, Tapi Telinga Berteriak Bahaya Mendengarkan Musik dengan Earphone Saat Tidur
* Obat-obatan Tertentu: Beberapa obat, seperti aspirin, ibuprofen (dalam dosis tinggi), antibiotik tertentu, dan obat kemoterapi, dapat menyebabkan tinnitus sebagai efek samping. Tinnitus yang disebabkan oleh obat biasanya bersifat sementara dan akan hilang setelah pengobatan dihentikan.
* Cedera Kepala atau Leher: Trauma pada kepala atau leher dapat merusak saraf yang terkait dengan pendengaran, sehingga menyebabkan tinnitus.
* Kondisi Medis Lainnya: Beberapa kondisi medis, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), diabetes, penyakit autoimun, dan gangguan temporomandibular joint (TMJ), dapat meningkatkan risiko tinnitus. Kondisi-kondisi ini dapat mempengaruhi aliran darah ke telinga dan menyebabkan kerusakan saraf.
* Stres dan Kecemasan: Stres dan kecemasan dapat memperburuk tinnitus atau bahkan memicunya. Kondisi psikologis ini dapat mempengaruhi persepsi suara di telinga.
* Tumor: Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, tinnitus dapat disebabkan oleh tumor di telinga atau otak.
Jenis-jenis Tinnitus:
BACA JUGA:Bupati Mukomuko Ubah Nama RSUD jadi Rumah Sakit Ichwan Yunus
BACA JUGA:Tenggorokan Terasa Sakit Sampai Sampai Suara Hilang, Ini 6 Cara Mengembalikan Suara Anda ynag Hilang
Tinnitus dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab dan karakteristiknya:
* Tinnitus Subjektif: Ini adalah jenis tinnitus yang paling umum, di mana suara berdengung hanya dapat didengar oleh penderita. Tidak ada suara eksternal yang sebenarnya.
* Tinnitus Objektif: Jenis tinnitus ini jarang terjadi. Suara berdengung dapat didengar oleh penderita dan juga oleh dokter menggunakan stetoskop. Penyebabnya biasanya adalah masalah vaskular (pembuluh darah) atau otot di telinga.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun tinnitus seringkali bersifat ringan dan sementara, ada beberapa situasi yang memerlukan konsultasi dengan dokter:
* Tinnitus yang tiba-tiba dan parah.
* Tinnitus yang disertai dengan kehilangan pendengaran.
* Tinnitus yang disertai dengan pusing atau vertigo.
* Tinnitus yang disertai dengan nyeri telinga.
* Tinnitus yang mengganggu tidur atau aktivitas sehari-hari.
Penanganan Tinnitus:
Penanganan tinnitus bergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh kondisi medis tertentu, pengobatan akan difokuskan pada penanganan kondisi tersebut. Beberapa pilihan pengobatan untuk tinnitus meliputi:
* Perubahan Gaya Hidup: Mengurangi paparan suara keras, mengelola stres, dan menghindari kafein dan alkohol dapat membantu mengurangi gejala tinnitus.
* Terapi Suara: Terapi ini menggunakan suara latar belakang untuk menutupi suara berdengung di telinga.
* Terapi Kognitif Perilaku (CBT): CBT dapat membantu penderita mengatasi stres dan kecemasan yang terkait dengan tinnitus.
* Obat-obatan: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk membantu mengurangi gejala tinnitus, seperti antidepresan atau obat penenang.
* Perangkat Bantu Dengar: Jika tinnitus terkait dengan kehilangan pendengaran, perangkat bantu dengar dapat membantu meningkatkan kualitas suara dan mengurangi persepsi tinnitus.
Telinga berdengung atau tinnitus bisa menjadi kondisi yang mengganggu. Memahami penyebabnya sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jika Anda mengalami tinnitus, terutama jika disertai gejala lain, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai. Jangan abaikan gejala ini, karena tinnitus bisa menjadi indikator masalah kesehatan yang lebih serius.