Kades Sumber Makmur Bakal Kucurkan APBDes untuk Pengembangan Padi Organik

PADI ORGANIK: Kades Sumber Makmur, Hadi Sulistyo, bersama pelopor tanaman organic Edry Yansen, dan pihak dinas, saat berada di tengah tanaman padi organic.-SAHAD/RADAR MUKOMUKO-

KORAN DIGITAL RM - Kades Sumber Makmur, Kecamatan Lubuk Pinang, Hadi Sulistyo, hadir dalam acara panen padi organik. Bertempat di sawah milik Muslim. Luasnya sekitar 1 Hektare (Ha). 

Bagi Kades, adanya Demontration Plot (Demplot) atau lahan percontohan padi organik ini, satu kejutan. Pasalnya selama ini, Kades tidak tahu jika ada tanaman padi organik. Apalagi luasnya mencapai 1 Ha.

Mendengar laporan proses dan progres padi organik ini, Kades mengaku tertarik untuk mencoba. Dimana menanam padi organik, biaya jauh lebih murah dibandingkan padi kimia. 

BACA JUGA:Jalan Inpres di Bukit Makmur, Belum Setuh Permukiman Utama

Kades juga berjanji akan mendukung pengembangan padi organik. Pemerintah desa akan mengucurkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). 

"Dalam dana desa, ada anggaran untuk program ketahanan pangan. Dana itu bisa kita manfaatkan untuk pengembangan padi organik," ujar Sulistyo, dalam sambutan singkatnya. 

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Diantaranya ketua atau anggota kelompok tani, hadir dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Menyampaikan usulan sesuai dengan kebutuhan. Juga menyampaikan data dan fakta terkait padi organik. Para petani organik bisa menyampaikan pengalaman serta keunggulan padi organik  

BACA JUGA:Kunjungi Mapolsek Lubuk Pinang, Ini Pesan Kapolres Mukomuko

"Selama ini, dana ketahanan pangan digunakan untuk bangun jalan. Tahun 2025 nanti bisa untuk pelatihan padi organik. Narasumber para pelaku yang sudah berpengalaman. Juga ada pak Yansen, orang yang membuat formula organik ini," tambah Sulistyo. 

Ketua kelompok tani Karya Muda, menyambut baik dukungan dari pemerintah desa ini. Ia menyampaikan, selama ini, pihaknya sengaja tidak melaporkan adanya uji coba padi organik ini. Hal ini sengaja dilakukan, karena pihaknya ingin berkarya lebih dulu. Setelah karyanya berhasil dan terbukti, maka baru dilaporkan kepada Kades. 

"Demplot padi organik seluas 1 hektare ini bisa dikatakan berhasil. Meskipun lahan gambut, produtifitasnya tinggi. Dan padi organik ini terbukti tahan serangan hama. Oleh karena itu, saat panen, kami mengundang Kades," demikian Tria.*

Tag
Share