radarmukomukobacakoran.com-Sebuah kasus yang menghebohkan terjadi di Padang Sidimpuan, Sumatera Utara, di mana seorang gadis berusia 14 tahun justru ditetapkan sebagai tersangka penyebaran video asusila. Ironisnya, gadis tersebut merupakan korban yang menerima video tersebut dari anak seorang pejabat.
BACA JUGA:Wajib di Perhatikan Orang Tua, 5 Tips Mengatasi Anak yang Suka Marah Marah
BACA JUGA:Petunjuk Psikolog Ada 5 Tanda Adanya Hubungan Baik Antara Anak Dan Orang Tua
BACA JUGA:10 Kebiasaan Anak yang Dapat Menjadi Pemicu Diabetes. Pentingnya Peran Orang Tua dalam Mencegah Penyakit Seriu
Ayah korban, TS Pardede, mengungkapkan bahwa putrinya menerima video asusila dari teman sekelasnya yang merupakan anak seorang pejabat. "Anak saya hanya menerima video itu, bukan menyebarkannya," tegas TS Pardede, yang tampak sangat terpukul dengan kenyataan yang menimpa putrinya.
TS Pardede telah melakukan mediasi dengan orang tua pengirim video, Julpan Tambunan, namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil. "Kami sudah berusaha mencari jalan damai, tetapi pihak keluarga pengirim video bersikap keras dan tidak menunjukkan itikad baik," ungkap TS Pardede.
Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, korban yang masih berusia 14 tahun bahkan sempat disomasi oleh seorang pengacara dan dosen di Padang Sidimpuan. TS Pardede pun berjuang keras membela anaknya, membawa bukti rekaman video ke Polres dan Polda Sumut, namun usahanya belum membuahkan hasil. "Kami sudah menyerahkan bukti, tetapi pihak kepolisian tetap menetapkan anak saya sebagai tersangka," ujar TS Pardede dengan nada kecewa.
Merasa putus asa, TS Pardede akhirnya meminta bantuan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melalui video yang beredar di media sosial. "Saya mohon keadilan untuk anak saya. Dia hanya korban, tapi malah dijadikan tersangka. Saya berharap Bapak Presiden dan Bapak Kapolri dapat memperhatikan kasus ini dan memberikan keadilan bagi anak saya," ucap TS Pardede dalam video tersebut.
Korban yang terlihat menangis dalam video tersebut juga mengungkapkan kekecewaan dan rasa tidak adil yang dialaminya. "Saya tidak menyebarkan video itu, hanya menerimanya. Kenapa saya yang dituduh? Saya mohon bantuan kepada pihak berwenang untuk mendapatkan keadilan," ungkap korban dengan suara bergetar.
Kasus ini menimbulkan gelombang protes di media sosial. Banyak warganet yang mengecam tindakan polisi yang menetapkan korban sebagai tersangka. Mereka menuntut keadilan bagi gadis tersebut dan meminta agar kasus ini diusut tuntas.
Kasus ini mengungkap kerentanan anak-anak dalam menghadapi kejahatan seksual di dunia maya. Pentingnya peran orang tua dan guru dalam memberikan edukasi tentang bahaya pornografi dan cara melindungi diri dari kejahatan siber semakin terlihat jelas.
Kasus ini juga menjadi sorotan terhadap keadilan hukum di Indonesia. Banyak yang menilai bahwa proses hukum yang dilakukan terhadap korban terlalu cepat dan tidak mempertimbangkan aspek psikologis korban.
Diharapkan kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih sensitif terhadap kasus kejahatan seksual terhadap anak dan mengutamakan keadilan bagi korban.
Kategori :