Dari Petani Miskin, Tukang Jahit, Toke Karet Hingga Jabat Kades

Kamis 17 Oct 2024 - 18:11 WIB
Reporter : AMRIS
Editor : SAHAD

Sosok Zamhari, Calon Ketua DPRD Mukomuko WALAU belum resmi dilantik, namun sudah dipastikan Ketua DPRD Mukomuko akan dijabat oleh Zamhari salah seorang pengusaha sukses yang juga mantan kades asal Teras Terunjam. Saat ini SK penetapan sebagai ketua dewan sedang diproses. Terus siapa Zamhari dan seperti apa sosoknya?, berikut hasil wawancara crew Radar Mukomuko secara langsung.

-----------

AMRIS TANJUNG - MUKOMUKO

-----------

MUNGKIN bagi sebagian besar masyarakat Mukomuko nama Zamhari belum begitu femiliar atau terkenal. Namun khusus di Kecamatan Teras Terunjam, Selagan Raya dan Dapil 2 pada umumnya, nama Zamhari cukup dikenal. Kebanyakan orang mengenal sosok Zamhari sebagai mantan kades dan petani serta pengusaha sukses.

Sebutan sebagai orang sukses terhadap sosok Zamhari saat ini mungkin tidak berlebihan, karena memang keluarganya dikenal berkecukupan. Ia memiliki kebun sawit cukup banyak, memiliki kendaraan mewah, beberapa unit alat berat dan usaha lainnya.

Kesuksesannya juga bisa dinilai dari pendidikan anak-anaknya, dari 7 orang putra-putrinya, 5 orang menempuh pendidikan di bidang kesehatan dan satu sudah selesai. Tentu masyarakat tahu betul, kuliah di jurusan kesehatan biayanya yang mahal, bahkan salah satunya sudah selesai dan bertugas di Puskesmas. 

BACA JUGA:Desa Diminta Tetapkan Penerima BLT-DD 2025

Ia juga memiliki seorang putra yang menjadi anggota Polri atau Polisi dan anak tertuanya salah seorang pengusaha dan juga petani sawit yang lumayan sukses.

Namun perlu diketahui, apa yang ia peroleh sekarang bukan datang begitu saja, tetapi melalui perjuangan dan usaha yang cukup berat. Bahkan dirinya mengaku pernah mengalami kehidupan dititik paling berat.

Ditemui di ruang Komisi 1 DPRD Mukomuko, Zamhari menceritakan bagaimana kehidupan yang pernah dilewatinya, jauh berbeda dengan kondisi masyarakat sekarang.

Kata pria kelahiran 1956 ini, dimasa mudanya kondisi Mukomuko ini masih jauh dari kata maju, kehidupan masyarakat sangat sulit, bahkan untuk makan saja sulit.

Ia menghabiskan masa mudanya dengan bekerja sebagai petani, berbagai kehidupan petani sudah dilewatinya, mulai dari membuka hutan belantara dengan ditumbang sendiri menggunakan beliung atau kapak. Pohon yang ditumbang berukuran besar hingga harus menggunakan tukih atau tangga. Ia beberapa kali hampir celaka jatuh dari tangga saat menebang kayu.

BACA JUGA:BUMDes se Kecamatan Ponsu Diberi Pembinaan

Sebelum fokus dan sukses berkebun sawit, dirinya pernah menanam berbagai tanaman, mulai dari padi, tanaman muda, kopi, kayu manis hingga nilam. Saat dirinya memulai menanam sawit banyak warga yang tidak yakin, karena menganggap sulit, karena harus dipanen dan dibawa ke pabrik, namun ia terus melakukannya.

Selain itu ia juga pernah membuka usaha menjahit hingga 5 tahun lamanya. Juga menakik karet dan toke karet yang bolak balik ke Padang. Hingga kemudian dirinya menjadi kepala desa pada 2016 sampai dengan 2022.

"Semua sudah saya alami, sulit orang sekarang, belum sebanding dengan susahnya kehidupan kami dulu. Kalau tidak begitu bagaimana mau makan, orang tua juga sibuk hidup di ladang," ceritanya.

Soal menjadi anggota dewan, ia mengaku sudah menjadi rencana jauh sebelumnya. Waktu menjabat kades ia sudah berjanji kepada masyarakat hanya satu periode saja. Setelah jabatan kadesnya habis 2022 banyak yang datang menanyakan ingin maju lagi atau tidak, sesuai dengan janji, dirinya tidak maju lagi. Seiring dengan itu targetnya memang ingin mencalon sebagai anggota dewan.

BACA JUGA:Tim Inspektorat Bidik 9 Desa Di Kecamatan Pondok Suguh

"Alhamdulillah saya jadi anggota dewan, insyaallah mudahan juga dipercaya menjadi ketua dewan," pungkasnya.

Kategori :