KORAN DIGITAL RM - Pangeran Diponogoro dikenal sangat suka dan penyang terhadap hewan peliharaanya.
Mulai dari burung Perkutut dan kebiasaanya yang dijadikan pisofi dalam kehidupan , serta hebatnya Kuda Kiyai Gentayu yang ikut berjuang menghalau musuh dalam medan perang. Tak heran semua hewan peliharaan Pangeran Diponogoro mulai dari burung Perkutut dan pilosofinya serta Kuda Kiyai Gintayu bisa menjadi teman dalam berjuang melawan penjajah. Burung Perkutut, atau burung peliharaan bangsawan dikalang masyarakat Jawa ternyata, dulunya merupakan peliharan kesukaan Pageran Diponogoro. Hal ini dibenarkan oleh Peter Brian Ramsay Carey, yang berkebangsaan Ingris berpropesi sebagai sejarahwan. Dan Ia telah melakukan penelitian terhadap Sejarah Kehidupan Pangeran Diponogoro selama 40 tahun. BACA JUGA:Belum Ada Desa yang Serahterimakan Bangunan DD "Beliau suka hewan, terutama burung yang suaranya bisa berkomunikasi ,Seperti burung Perkutut, juga burung Kakaktua. Selanjutnya Peter menjelaskan ketika Pageran Diponohgoro diasingkan di Makasar ia membawa burung-burung perkutut dan kakatua," ungkapnya. Kehobian Pangerran Diponogoro tersebut menjadikan Ia salah satu Pahlawan Nasional Indonesia penyuka binatang. Pangeran Dipnogoro selain hobi terhadap burung Perkutut dan Kakaktua, Pangeran Diponegoro ternyata Memilki seokor kuda ,Kura-Kura dan Ikan Mas. Dengan alasan ini Pangeran Diponogoro menyukai burung Perkutut karena memiki 6 Keunikan yang bisa dijadikan pilosofi seperti : 1. Kotoran perkutut tidak bau, dan cepat kering. 2. Ketika makan perkutut tidak rakus, sebagai gambaran makanan yang diisi dalam tempat pakan, tidak akan habis dalam waktu seminggu bahkan lebih. 3. Bangkai perkutut tidak bau. 4. Walaupun kepala perkutut luka parah sampai terlihat tulangnya perkutut tidak mati (patak warak). 5. Dalam satu ombyokan atau dalam jumlah banyak dalam satu kandang jarang ada yg bertengkar. Esensi nya perkutut memiliki jiwa sosial yang tinggi. BACA JUGA:Ini Informasi Terbaru Terkait Penugasan PPPK Formasi Guru 2023 6. Mempunyai umur yang panjang, secara umum banyak sekali ditemukan umurnya sampai 40 tahun, bahkan ada juga sampai 100 tahun Dari 6 keunikan burung perkutut tesebut banyak memiliki sifat yang bisa ditiru, seperrti jarang bertegkar, tidak bau, tidak rakus dan berumur panjang. Maka burung Perkut masih terbilang burung bangsawan yang penuh dengan pilosofi. Seterusnya, dikisahkan Raden Mas Ontowiryo merupakan nama asli Pangeran Diponogoro, pada perang Jawa yang terjadi di Jawa pada tahun 1825 – 1830 beliau dikenal sebagai sosok pemimpin perang yang tangguh. Pangeran Diponogoro merupakan sosok putra Sri Sultan Hamengkubuwono III beliau dikenal masyarakat memeliki seokor Kuda yang setia menemani sepanjang perjalanan hidupnya, kuda tesrsebut bernama Kyai Gentayu. Sejarah Kuda tersebut dibeli dari pedagang Tiongkok yang sudah biasa menjadi pemasok keperluan keraton. Dikutip dari laman budaya, Jogjaprov.go.id setelah kuda itu di beli dan di jadikan hadiah untuk putra Sri Sultan Hamengkubuwono III yaitu Raden Mas Ontowiryo ketika beliau di khitan. Lalau kuda itu di beri nama Kyai Gentayu merupakan kuda Pangeran Diponegoro yang berwarna hitam dengan warna putih pada ujung keempat kakinya. BACA JUGA:4 Desa Belum Evaluasi RAPBDes 2024 Gambar Kuda kesayangan Pangeran Diponegoro Kyai Gentayu kerap dijumpai dalam lukisan, relief, dan patung-patung yang bertemakan Pangeran Diponegoro. Hebatnya lagi, Kyai Gentayu sering digambarkan dengan kaki depan terangkat sambil menendang ke udara, sementara jubah dan sorban Pangeran Diponegoro seperti terkena angin dan berkibar saat berperang melawan Belanda. Pristiwa ini dikisahkan oleh para seniman, Kyai Gentayu dalam pementasan Wayang Kulit Diponegoro dengan lakon Kyai Gentayu Manggala Wira oleh Dalang Catur Kuncoro. Pentas Pertunjukan wayang yang dilaksanakan untuk memperingati milad Pangeran Diponegoro tersebut menceritakan kisah pengorbanan kuda kesayangan Diponegoro yang rela mati demi tuannya. BACA JUGA:5 Dampak Negatif Alat Transportasi yang Wajib Diketahui, No 2 Ditakuti Namun Sering Terjadi Dalam salah satu adegan pementasan wayang tersebut bahkan diceritakan pada suatu saat Pangeran Diponegoro yang sedang beristirahat secara tiba-tiba dikepung oleh pasukan Belanda asli tanpa dikomando serta aba-aba, Kyai Gentayu mengamuk dan menerjang pasukan Belanda, sehingga menyebabkan 4 pasukan Belanda meninggal atau tewas karena terjangan Kyai Gentayu. Demikian kehebatan peliharan pageran diponogoro, semoga artikel ada manfaatnya ntuk menamba wahana wawsan ilmu dan pengetahuan.*
Kategori :