Kuota Bertambah, Urea Bersubsidi Mukomuko Menjadi 1.700 ton

Minggu 16 Jun 2024 - 19:11 WIB
Reporter : SAHAD
Editor : SAHAD

radarmukomuko.bacakoran.co - Petani tanaman pangan di Kabupaten Mukomuko sempat kesulitan mendapatkan pupuk subsidi. Hal itu disebabkan adanya pengurangan kuota pupuk dari pemerintah. 

Memasuki semester kedua 2024, ada kabar gembira, bahwa pemerintah menambah kuota pupuk subsidi. 

‘’Alhamdulillah, jelang memasuki musim tanam kedua, ada tambahan kuota pupuk subsidi untuk petani. Dengan tambahan ini, diperkirakan cukup menutupi kebutuhan akan pupuk petani,’’ kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriyani Ilyas, S.Pt.   

Ia menjelaskan, kuota awal untuk pupuk urea subsidi sebanyak 966 ton, naik menjadi 1.700 ton. 

Kenaikan kuota pupuk subsidi ini juga berlaku untuk pupuk merek NPK. Dikatakan Pitriani, untuk kuota NPK semula ditetapkan sebanyak 684 ton, sekarang naik menjadi 1461 ton. 

BACA JUGA:Hasil Final Australia Open, Indonesia Raih 1 Gelar Juara, 2 Runner-up

Fitriyani menjelaskan untuk alokasi pupuk subsidi jenis NPK, sebanyak 90 persen dari pengajuan atau bertambah dari sebelumnya sebanyak 50 persen dari pengajuan awal, atau pupuk NPK yang diterima untuk kuota tambahan 1.461 ton. Sedangkan pupuk urea, mengalami kenaikan 30 persen menjadi 62 persen dari usulan. 

"Tambah kuota ini bisa digunakan oleh petani pada musim tanam kedua," tambah Fitriyani.

Koordinator Penyuluh (Koorluh) Kecamatan Selagan Raya, Idham, mengatakan petani di Selagan Raya, baru saja selesai panen. Pada musim tanam satu, penggunaan pupuk subsidi sangat sedikit. Penyebabnya banyak kios yang tidak nebus pupuk. Petani terpaksa menggunakan pupuk non subsidi. 

"Pada musim tanam satu ini, petani banyak menggunakan pupuk non subsidi, karena pupuk subsidi nggak tersedia di kios," ungkap Idham. 

BACA JUGA:Jangan Gantung Baju Karena Disukai Nyamuk DBD

Dengan adanya tambahan kuota, Idham berharap, para kios menebus sehingga pupuk subsidi bisa sampai ke tangan petani. 

"Karena kuota sedikit, orang kios males nebus karena membaginya ribet. Setelah kuota bertambah, Mudah-mudahan seluruh kios nebus pupuk, sehingga petani mendapatkan haknya dan program pemerintah berjalan," harap Idham.*

Kategori :