KORAN DIGITAL RM – 2023 menjadi tahun pertama bagi Kades Sido Makmur, Kecamatan Air Manjuto, Fawzi Amir Asy-sya’bi, SE menjalankan program secara penuh. Tiga item fisik baru saja diselesaikan. Rabat beton di Rt II dan V, serta pengoralan di Rt V. seiring dengan selesainya bangunan tersebut, ujian mulai datang. Beberapa warga dari Rt IV dan V, mempertanyakan hasil kerja dari pemerintah. Kades dituding tidak transparan dalam mengelola keuangan desa, terutama Dana Desa (DD). Pada Selasa (21/11), beberapa warga berkumpul di salah satu rumah warga. Mereka membahas hasil pembangunan. Warga menduga, dari pekerjaan yang sudah diselesaikan, pemerintah desa mengantongi keuntungan hingga puluhan juta. Rabu (22/11) pagi, perwakilan warga menghadap Kades untuk minta penjelasan. Setelah dijelaskan, barulah mereka mengerti.
Dilihat dari warga yang berkumpul pada Selasa malam, sebagian besar merupakan pendukung salah satu calon Kades yang kalah. Bahkan calon tersebut ada diantara mereka.
BACA JUGA:Di Air Manjuto Pengajuan Tahap Tiga Tuntas, Anggaran Cair Baru Satu Desa
Rusmadi, adalah salah seorang dari mereka yang ikut berkumpul pada Selasa malam. Ia mengatakan, sebagai warga ia bersama yang lain berhak untuk tahu penggunaan DD. Sayangnya tidak ada penjelasan secara rinci penggunaan dana bangunan ini. Hitungan secara kasar, masih ada dana lebih antara Rp 40 juta hingga Rp50 juta.
‘’Warga berhak tahu pengelolaan DD,’’ ujar Rusmadi.
Kades Sido Makmur, Fawzi, menyampaikan pihaknya sudah mengetahui ada pertemuan warga yang menyoroti hasil kerjanya. Bahkan Kades sudah mengantongi nama-nama mereka. Namun demikian, Kades tidak berburuksangka. Bahkan menganggap wajar jika warga ingin tahu. Dan pemerintah desa akan memberikan penjelasan sesuai kebutuhan.
BACA JUGA:Pemdes Rawa Bangun Khawatir DD 2023 Kembali Jadi SiLPA
‘’Rabu pagi ada 2 orang yang datang, pak Rusmadi dan pak Harjo. Ada juga ketua BPD dan anggota. Kami sudah memberikan penjelasan seperti yang mereka inginkan,’’ jelas Fawzi.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sido Makmur, Kasitun, mengatakan, sebelum ke kantor desa, warga sudah datang ke rumahnya. Sebagai perpanjangan tangan warga, ia mendatangi warga saat menghadap Kades.
‘’Maunya saya, semua warga yang kumpul datang semua ke kantor desa agar bisa mendengarkan penjelasan Kades. Tapi yang datang hanya 2 orang. Tapi nggak apa-apa, sudah mewakili warga,’’ demikian Kasitun.(dul)