radarmukomuko@bacakoran.co - Wisata kuliner merupakan salah satu aset pariwisata unggulan Indonesia, terbukti dengan beragamnya hasil pertanian atau perkebunan daerah yang ada di Indonesia turut mempengaruhi keberagaman kuliner Tanah Air. Setiap daerah mempunyai kuliner yang berbeda-beda, sehingga wisatawan dalam dan luar negeri senang berkunjung ke daerah-daerah di Indonesia untuk menghabiskan waktu mencicipi masakan dan minuman khas daerah.
Wisata kuliner adalah suatu kegiatan wisata atau bagian dari kegiatan wisata yang dilakukan secara sukarela dan sementara untuk menikmati makanan atau minuman.
Tekwan adalah masakan khas palembang dengan kuah berkuah yang bahan utamanya adalah ikan gabus dan tepung singkong, seperti halnya pempek tapi cara pembuatannya berbeda. Tekwan berbentuk bulat, berukuran kecil, bentuknya seperti bakso dan disajikan dengan kuah.
Untuk melengkapi kuah tekwan, irisan bengkuang, jamur kuping, udang, dan daun bawang sering ditambahkan ke dalam kuahnya, sedangkan bagian atas tekwannya ditaburi bihun, bubuk ebi, daun seledri, dan bawang goreng.
Prinsip pengolahan tekwan adalah dengan menggiling daging ikan, mencampur bahan (ikan gabus, tepung tapioka, air dan garam), membentuk dan memasak.
Memasak tekwan dilakukan dengan cara direbus, yaitu memasukkan tekwan ke dalam panci berisi air mendidih selama 5 menit. Tekwan yang sudah matang akan mengapung di permukaan air matang dan jika ditekan dengan tangan akan empuk dan lentur di dalamnya (Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri.
Dilihat dari sejarahnya, tekwan merupakan produk kuliner yang terbentuk dari akulturasi budaya Tionghoa dan budaya palembang. Saat itu, para saudagar Tionghoa yang didirikan di Palembang memperkenalkan masakan ikan ini dan kemudian diadopsi oleh masyarakat asli Palembang. Pria asli palembang ini mengubah rasa sop ikan ini dengan cita rasa lokal yang sesuai dengan bahasa palembang.
Nama tekwan sendiri berasal dari gabungan kalimat “kawan bekotek samo” yang artinya ngobrol bersama teman. Kata ini dalam bahasa Palembang kemudian disingkat menjadi Tekwan. Hal ini dilatarbelakangi oleh kebiasaan masyarakat Palembang yang menyantap tekwan dalam suasana santai sambil ngobrol bersama teman-temannya.