Generasi Beta Seperti Apa Anak-anak yang Lahir di Era AI

Jumat 14 Feb 2025 - 17:00 WIB
Reporter : Fahran
Editor : Ahmad Kartubi

KORANRM.ID - Dengan pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi digital, muncul generasi baru yang dikenal sebagai Generasi Beta. Generasi ini mencakup anak-anak yang lahir mulai tahun 2025 dan seterusnya, yang tumbuh dalam lingkungan yang sepenuhnya terdigitalisasi, di mana AI berperan dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Namun, seperti apa sebenarnya karakteristik Generasi Beta? 

Generasi Beta adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan anak-anak yang lahir di era di mana kecerdasan buatan telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan Generasi Alpha yang lahir di era awal digitalisasi, Generasi Beta akan tumbuh dengan AI yang lebih canggih dan mendalam dalam berbagai sektor, mulai dari pendidikan, hiburan, hingga interaksi sosial.

BACA JUGA:Tren ‘Co-Living’ Gaya Hidup Baru untuk Generasi yang Tidak Mau Punya Rumah

BACA JUGA:Generasi Rentan Mengapa Kesehatan Mental Menjadi Isu Global yang Mendesak

Anak-anak yang lahir mulai tahun 2025 dan seterusnya termasuk dalam Generasi Beta. Mereka adalah individu yang tidak mengenal dunia tanpa AI, di mana teknologi seperti asisten virtual, kendaraan otonom, dan sistem pembelajaran berbasis AI telah menjadi standar.

Tren pembentukan Generasi Beta dimulai seiring dengan revolusi AI yang semakin maju dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun istilah ini masih baru, banyak pakar teknologi dan sosiologi memperkirakan bahwa karakteristik unik generasi ini akan semakin terlihat dalam dekade mendatang.

BACA JUGA:Mengapa Generasi Alpha Akan Mengubah Cara Dunia Bekerja?

Dampak AI terhadap Generasi Beta paling dirasakan di negara-negara dengan adopsi teknologi tinggi, seperti Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, dan beberapa negara di Eropa. Di sana, AI digunakan dalam sistem pendidikan adaptif, layanan kesehatan berbasis AI, serta interaksi digital yang menggantikan banyak proses konvensional.

Penting memahami Generasi Beta karena mereka akan menjadi kelompok yang hidup sepenuhnya di bawah pengaruh AI. Pemahaman terhadap bagaimana AI membentuk pola pikir, kebiasaan, dan interaksi sosial mereka sangat krusial untuk memastikan bahwa teknologi ini dimanfaatkan dengan cara yang positif dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan mereka.

BACA JUGA:Mengapa Tren Slow Living Menjadi Pilihan Banyak Generasi Milenial?

AI berperan dalam pola asuh dan pendidikan Generasi Beta dengan menghadirkan metode pembelajaran yang lebih personal, interaktif, dan berbasis data. Sekolah dan orang tua dapat memanfaatkan AI untuk mendeteksi gaya belajar anak, memberikan pengalaman pendidikan yang disesuaikan, serta meningkatkan kreativitas melalui teknologi yang lebih intuitif dan interaktif.

Kesimpulannya, Generasi Beta adalah kelompok yang akan mengalami dampak AI secara menyeluruh dalam kehidupan mereka. Meskipun teknologi ini membawa berbagai manfaat, perlu perhatian lebih dalam mengatur bagaimana AI digunakan dalam pembentukan karakter dan pendidikan mereka agar tetap manusiawi dan beretika.

Referensi

• World Economic Forum (2023). "AI and the Future of Childhood."

• Harvard Education Review (2023). "How Artificial Intelligence is Reshaping Early Education."

• Journal of Digital Sociology (2022). "The Rise of Generation Beta in a Fully AI-Driven World."

 

Kategori :