Warga Buras Peringati Isra’ mikraj, Ustaz Taufik Nabi Dipejalankan Kesidrotul Muntaha Umatnya Kesini

Rabu 05 Feb 2025 - 10:49 WIB
Reporter : Ahmad Kartubi
Editor : Ahmad Kartubi

KORANRM.ID - Tepat Selasa malam 4/2/025, warga Bumi Ratu Asri (Buras) Kelurahan Bandar Ratu Kecamatan Kota Mukomuko Kabupaten Mukomuko Memperingati Isra’ Mikraj Nabi Muhamad SAW 1446 H.

Ketua penyelenggara sekaligus ketua pengurus masjid Baiturahmah, Indra Sahroni Menyampaikan ucapan terimakasih atas antusiasme warga yang penuh memadati ruang masjid Baiturahmah dalam rangka ingin mendengarkan ceramah agama  dari ustad M. Taufik.S.HI.S.Pd.

Selanjut Roni juga mengucapkan terimakasih kepada Ustad Taupik yang sudah bersedia hadir dari wilayah pesisir  Sumbar untuk memenuhi undangan warga Buras.

BACA JUGA:Semangat Jamaah Khilafatul Muslimin Goro Bersama Pemdes Mekar Jaya

BACA JUGA:Al-Azhar Islamic Tour Berangkatkan Jamaah Umrah Perdana

Antusiasme ibu dan anak-anak mangkin bertambah kehadiran ustad membawa oleh-oleh juz’amah buat anak-anak,  dan Alquran  buat bapak-bapak dan ibu majlis yang disalurakan dari titipan program pembagian alquran dari hamba Allah.

Tiba pada sesi ceramah agama ustad M. Taufik.S.HI.S.Pd mengangkat kisah tentang  Isra’ Mi'raj yaitu perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam dengan mengendarai kendaraan Buraq. 

Sebelum jauh membahas kisah isra’ Miikraj Ustad menceritakan tentang mukjizat para nabi, Mulai dari Nabi Ibrahim, Nabi Musa yang tongkatnya bisa membelah lautan, hebatnya “hanya membela saja  tidak  sampai menjualnya” geaar disambut tawa jamaah.

Sedangkan Mukjizat Nabi Muhamad SAW yaitu Al quran yang menjadi pedoman hidup Umat Islam yang isinya mengajarkan akan kebahagiaan dunia hingga ahirat.

Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Sebab, pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.

Isra Mi'raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Isra Mi'raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.

BACA JUGA:Jamaah Haji Mukomuko Pulang Sabtu, Dua Orang Terpisah Dari Rombongan

Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa bagi Rasul. Peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah sekaligus titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW.

Isra Mi’raj yakni ketika Rasulullah SAW “berjumpa” dengan Allah SWT. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata, “Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala penghormatan, kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja”. Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.

Peristiwa Isra Mi'raj terbagi dalam dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi'raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi ucap ustad Taupik. 

Di sini, Nabi mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu. Allah memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya itu secara langsung, karena pada saat itu da'wah Nabi sedang pada masa sulit, penuh duka cita. 

BACA JUGA:Pandangan Ustad Adi Hidayat, Bolehkah Permpuan Salat Berjamaah Di Masjid Walau Dianjurkan Salat Di Rumah?

Oleh karena itulah pada peristiwa tersebut Nabi Muhammad juga dipertemukan dengan para nabi sebelumnya, agar Muhammad SAW juga bisa melihat bahwa mereka pun mengalami masa-masa sulit, sehingga Nabi SAW bertambah motivasi dan semangatnya. 

Hal ini juga merupakan pelajaran bagi kita yang mengaku sebagai da'i, bahwa dalam kesulitan dakwah itu bukan berarti Allah tidak mendengar.

Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha selain Nabi Muhamad SAW. 

Sedangkan Umatnya diperjalankan cukup hanya datang kemasjid terdekat saja untuk salat berjamaah 5 waktu sehari semalam, tutup ustad Taupik.(Ktb) .

Kategori :