Bagaimana Kesurupan Dipandang dalam Dunia Medis? Ternyata termasuk kedalam Gangguan Kesehatan Mental?

Minggu 02 Feb 2025 - 08:30 WIB
Reporter : Ahmad Famuji
Editor : Ferly Saputra

KORANRM.ID - Dalam dunia medis modern, fenomena yang secara tradisional dikenal sebagai kesurupan telah diklasifikasikan sebagai Possession Trance Disorder (PTD). 

Kondisi ini diakui secara resmi dalam International Classification of Diseases (ICD-11) yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai gangguan disosiasi yang memiliki karakteristik dan kriteria diagnostik spesifik.

PTD ditandai dengan perubahan keadaan kesadaran di mana identitas pribadi individu seolah-olah digantikan oleh identitas eksternal, yang sering dikaitkan dengan entitas supernatural, roh, atau kekuatan mistis lainnya. 

Selama episode PTD, individu dapat menunjukkan perubahan dramatis dalam perilaku, suara, dan gerakan yang tidak sesuai dengan kepribadian normalnya.

Dari sudut pandang neurobiologi, PTD melibatkan perubahan signifikan dalam aktivitas otak. 

BACA JUGA:5 Tanda Seseorang di Kehidupan Lama Ingin Kembali untuk Memulai dari Awal

BACA JUGA:Rahasia Mata Tajam: 10 Makanan Super untuk Penglihatan Lebih Jernih!

Penelitian menggunakan electroencephalogram (EEG) menunjukkan adanya pola gelombang otak yang berbeda selama episode trance, dengan peningkatan aktivitas di area-area tertentu yang terkait dengan pengalaman disosiasi. 

Hal ini menunjukkan bahwa PTD memiliki dasar neurologis yang dapat diukur dan dipelajari secara ilmiah.

Faktor psikologis memainkan peran penting dalam perkembangan PTD. Trauma, stress kronis, dan konflik emosional yang tidak terselesaikan dapat menciptakan kerentanan terhadap gangguan ini. 

Mekanisme disosiasi dalam PTD sering dianggap sebagai respons psikologis terhadap tekanan emosional yang intens, di mana pikiran mencoba mengatasi situasi stress dengan cara memisahkan diri dari realitas normal.

Diagnosis PTD memerlukan pendekatan yang komprehensif. Para profesional kesehatan mental harus mempertimbangkan konteks budaya pasien, karena manifestasi PTD dapat sangat bervariasi di berbagai masyarakat. 

Penting untuk membedakan PTD dari kondisi medis lain seperti epilepsi, gangguan konversi, atau gangguan psikiatrik lainnya yang mungkin menunjukkan gejala serupa.

Penanganan PTD umumnya melibatkan kombinasi berbagai pendekatan terapeutik. Psikoterapi, terutama pendekatan kognitif-behavioral, dapat membantu pasien mengidentifikasi dan mengelola pemicu yang mengarah pada episode trance. 

Terapi trauma seperti EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing) juga telah menunjukkan efektivitas dalam menangani kasus-kasus yang terkait dengan pengalaman traumatis.

Kategori :