Orang-orang Ini Miliki Standar Kecantikan Wanita di Lihat Dari Gigi-Gigi Yang Runcing, Orang Mana Itu?
Gigi runcing standar kecantikan.--istimewa
radarmukomuko.bacakoran.com-Standar kecantikan wanita di bagi setiap orang tentu berbeda-beda. Di Indonesia sendiri wanita cantik dilihat dari berbagai macam cara pandang, ada yang berpandangan bahwa wanita yang cantik adalah yang putih, tinggi, dan berpakaian moderen. Namun di sebagian wilayah mereka memiliki standar kecantikan masing-masing salah satunya Mentawai.
Orang Mentawai adalah kelompok etnis yang mendiami Kepulauan Mentawai (Siberut, Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan). Manusia pertama yang hidup di Mentawai berasal dari lSimatalu. Secara ilmiah, asal-usul orang Mentawai masih menimbulkan perdebatan. Ada yang mengatakan bahwa mereka berasal dari daratan Pulau Sumatera. Ada pula yang berpendapat bahwa mereka berasal dari Nias.
orang Mentawai adalah salah satu kelompok etnis yang berpedoman pada nilai budaya dan tradisi leluhur yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Secara geografis, wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai dikelilingi oleh laut.
Di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Siberut yang memisahkan antara Kepulauan Mentawai dan Kepulauan Nias sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan Samudra Hindia dan sebelah Timur merupakan Selat Mentawai yang memisahkan Kepulauan Mentawai dengan Pulau Sumatra.
Orang Mentawai dalam hal tradisi dan budaya memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan berbagai kelompok etnis lain di wilayah barat Indonesia.
Membentuk atau mengubah bentuk gigi merupakan praktik yang secara luas dilakukan yang erat kaitannya dengan budaya, kepercayaan, dan keindahan. Dalam hal ini, orang Mentawai juga menggunakan istilah Pasipiat Sot untuk merujuk pada tradisi mengikir/meruncing gigi. Tradisi ini sudah ada sejak nenek moyang orang Mentawai.
Tradisi yang turun-temurun dilakukan oleh orang Mentawai ini hingga saat ini masih dapat kita temui di pedalaman Pulau Mentawai, khususnya Pulau Siberut. Meruncing gigi bagi masyarakat Mentawai memiliki makna yang begitu penting.
Bagi orang Mentawai, memiliki gigi yang runcing memiliki nilai lebih dari wanita yang tidak melakukan tradisi ini. Aman Manja seorang Sikerei yang membersamai peneliti selama di lokasi menuturkan bahwa tradisi pasipiat sot merupakan perwujudan pelestarian kebudayaan leluhur mereka yang sejak dulu sudah ada. Sama halnya dengan tradisi titi atau menato, tradisi pasipiat sot juga menjadi salah satu daya tarik orang Mentawai meski kalangan mudah saat ini tidak begitu mengenal tradisi ini.
Tradisi ini umumnya dilakukan kepada para perempuan dewasa atau beranjak dewasa untuk menandai kedewasaan seseorang. Tidak hanya itu, memiliki gigi yang runcing juga merupakan simbol kecantikan bagi wanita orang Mentawai. Sebagai pembanding, tradisi potong gigi mesangih yang dilakukan oleh masyarakat Bali.
Tradisi mesangih dilakukan saat anak- anak beranjak dewasa sebagai rasa syukur dan memohon keselamatan menuju kedewasaan. Akan tetapi, perbedaannya adalah dari segi bentuk gigi dan peralatan yang digunakan. Orang Bali mengenal potong gigi, sedangkan orang Mentawai justru tidak memotong gigi mereka, melainkan meruncingkan gigi.
Dalam pelaksanaan tradisi Pasipiat Sot, meruncing gigi umumnya dilakukan oleh seorang Sikerei yang sekaligus bertindak sebagai tabib. Tidak ada obat bius atau semacamnya yang digunakan untuk menahan rasa sakit ketika gigi diruncing, melainkan pisang mentah sebagai pendingin ketika prosesi pasipiat sot selesai dilakukan.
Sementara itu, alat yang digunakan berupa mata pisau yang dinamakan balugui, sedangkan alat penyanggah yang diletakkan di dalam mulut berupa batang tanaman sejenis rimpang yang dinamakan simakkainau.
Berikut ini 5 fakta dibalik tradisi meruncingkan gigi wanita Mentawai :