Bangunan tidak Tepat Sasaran, Menurunkan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah

--

KORAN DIGITAL RM – Sekitar tiga yang lalu, petani sawah yang menggunakan air jaringan irigasi Daerah Irigasi (DI) Air Lubuk Bangko, di Kecamatan Selagan Raya, mengeluh. Mereka kesulitan mendapatkan air untuk sawah, karena bendung tidak berfungsi optimal.

Keluhan disampaikan kepada pemerintah. Petani berharap ada perbaikan bendung, sehingga air bisa masuk dalam jaringan irigasi yang ada. Pemerintah merespon baik, keluhan warga tersebut. Bentuknya menganggarkan sejumlah dana. Pada Juli 2021, pekerjaan dimulai.

Sebagai pelaksana CV. Abadi Mandiri, nilai kontrak Rp841.240.000,-. Sumber dana berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021. Saat pekerjaan dimulai, warga mulai merasa janggal.

BACA JUGA:Di Lubuk Pinang Masih Satu Desa Belum Pengajuan DD Tahap Tiga

Pasalnya, keluhan petani berupa bendung yang airnya tidak masuk jaringan irigasi, sedangkan pekerjaan yang dilakukan memperbaiki jaringan irigasi. Hal tersebut menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menurun. Pekerjaan seperti ini, menimbulkan kesan pembangunan asal-asalan demi mencari keuntungan pihak tertentu.

‘’Petani mengeluh karena air tidak bisa masuk saluran irigasi. Lain yang dikeluhkan petani, lain pula yang dikerjakan. Kami mengeluhkan kepala siring, yang dibangun jaringan irigasinya,’’ ujar salah seorang warga Lubuk Bangko, Syafrudin.

BACA JUGA:Debut Timnas di Ajang Piala Dunia, Hasilnya Belum Membuaskan

Syafrudin juga menyampaikan, dengan pekerjaan yang ada, petani sudah menduga, bahwa bangunan ini akan sia-sia, dan uang pemerintah terbuang percuma. Setelah dua tahun berjalan, dugaan tersebut benar-benar menjadi kenyataan. Melihat hal ini, masyarakat hanya bisa diam, karena kecewa. Sebagai ungkapan rasa kecewa, petani mulai menanam sawit di sekitar jaringan irigasi.

‘’Saya ada juga lahan di area ini. Sementara ini belum ditanami sawit,’’ ungkap Syafrudin.

Hal senada disampaikan Kades Lubuk Bangko, Bujang Anda alias Juanda Putra. Ia mengatakan, pemilik sawah ini area ini berasal dari beberapa desa. Bukan hanya warga Lubuk Bangko. Kades juga mengatakan, sejak awal dirinya memantau pekerjaan ini.

BACA JUGA:Lahan Jadi Belukar, Petani Harus Tanggung Risiko Saat Tanam Padi  

Ia juga merasa janggal dengan pembangunan ini. Sebagai orang yang lama berkecimpung di dunia proyek, Kades juga memprediksi bangunan akan tidak berfungsi. 

‘’Saat pekerjaan dimulai, saya memberi masukan, bahwa yang dibutuhkan bendung, bukan rehab irigasi. Tapi ya nggak direspon juga,’’ demikian Bujang.*

Tag
Share