Ada Risiko Saat Pembuatan Formula Organik
Padi organik di Desa Sumber Makmur.--ISTIMEWA
KORAN DIGITAL RM - Bercocok tanam organik, memiliki masa depan yang cerah. Selain biaya jauh lebih murah, produk yang dihasilkan juga sehat. Dalam jangka panjang, bercocok tanam organik, biaya akan menurun. Beda dengan tanam kimia, semakin lama semakin mahal, seiring dengan peningkatan harga produk.
Namun demikian, bukan berarti tanam organik aman 100 persen. Ada risiko yang kemungkinan terjadi dan menimpa petani. Risiko dimaksud adalah, ada kemungkinan kesalahan saat meracik formula.
"Saat ini ada 4 formula yang belum saya ajarkan sembarangan. Baru beberapa orang saja, demi menghindari risiko," ungkap pelopor petani organik Kabupaten Mukomuko, Edry Yansen.
Empat formula yang dimaksud adalah BVR Sundep, BVR Standar, Tricoderma dan Peany Bacillus. Keempat formula tersebut merupakan insektisida hayati dan agen hayati. Merupakan bakteri baik yang berfungsi mencegah dan atau mengatasi serangan hama dan penyakit.
BACA JUGA:Pemulung Asal Kota Bengkulu Bikin Heboh
"Bermain dengan bakteri harus ekstra hati-hati dan teliti. Salah sedikit saja, risikonya besar," tambah Yansen.
Diungkapkan Yansen, petani organik di Mukomuko, pada umumnya pedatang baru. Usianya masih sangat muda-muda. Merekalah yang akan menjadi pelopor petani organik di Mukomuko. Tapi butuh waktu dan proses.
"Kalau ilmu bisa dipelajari. Tapi untuk mendapatkan pengalaman butuh proses. Petani organik Mukomuko masih dalam proses mendapatkan pengalaman," kata Yansen.
Yansen berprinsip, tidak ada rahasia untuk mengembangkan pangan organik. Hanya saja, ilmu yang dimilikinya tidak bisa diajarkan sekaligus. Bertahap, satu per satu. Dimulai dari tingkat kesulitan terendah. Dan Yansen juga mengaku masih terus belajar. Pasalnya ilmu terus berkembang. Ia juga mengakui masih banyak hal yang belum diketahui, terkait formula organik ini.
"Ilmu dasar petani organik, harus bisa membuat bokasi. Selanjutnya membuat F1 Embio, Nitrobacter, dan seterusnya. Saya juga masih belajar," jelas Yansen.
BACA JUGA:KPM BLT-DD Dusun Baru Pelokan Jalan Ditempat
Disampaikan Yansen, pada puncaknya nanti, tanaman organik ini, tidak butuh perawatan rutin. Petani datang untuk tanam, dan kembali untuk panen.
"Guru saya mengatakan, padi organik miliknya tidak diserang tikus maupun burung. Hama dan penyakit juga jauh. Kita orang awam, menganggap itu tidak mungkin. Karena ilmu kita memang belum sampai ke sana," kata pungkas,''Yansen.*