Manjuto Jaya Lanjutkan Pembangunan Rabat Beton
Sekdes Manjuto Jaya saat ditemui di ruang kerjanya.--ISTIMEWA
KORAN DIGITAL RM – Pemerintah Desa Manjuto Jaya, Kecamatan Air Manjuto tahun ini rencananya akan memfokuskan penggunaan Dana Desa (DD) ke peningkatan untuk pembangunan rabat beton.
Bahkan anggaran ketahanan juga akan dimanfaatkan untuk pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT). Dimana rencananya pembangunan tersebut merupakan usulan para warga dalam Musyawarah Desa (Musdes). Sebab akses jalan warga menuju ke lahan pertanian kondisinya masih sangat mengkhawatirkan.
Sekdes Manjuto Jaya, Priyoko mengatakan, selain fokus ke program kegiatan nasional yang bersifat wajib, pemerintah desa tahun ini tetap akan merealisasikan pembangunan fisik. Sama seperti tahun lalu, pembangunan dilanjutkan ke peningkatan jalan. Dimana anggaran DD yang memang khusus untuk fisik seluruhnya dimanfaatkan untuk pembangunan rabat beton Jalan Usaha Produksi (JUP).
BACA JUGA:Bupati Menggelar Mutasi Pamungkas?
“Sebagaimana usulan dari masyarakat, untuk fisik kita tahun ini sama seperti tahun lalu berupa pembangunan jalan rabat beton,”tuturnya.
Dikatakan Priyoko, bahkan anggaran program ketahanan pangan rencananya juga akan dimanfaatkan untuk pembangunan fisik JUT. Hal tersebut juga merupakan usulan dari para warga supaya manfaatnya bisa dirasakan bersama. Selain itu, memang desanya tidak pernah merealisasikan ketahanan pangan ke program hewani ataupun nabati. Sebab berkaca dari desa-desa lain jarang ada yang berhasil.
“Ketahanan pangan kita tahun ini juga akan dimanfaatkan untuk fisik berupa peningkatan JUT,”katanya.
Selain itu ketahanan pangan hewani seperti ternak sapi, kambing, lele dan lainnya memiliki risiko cukup besar. Jika seandainya ada hewan ketahanan pangan hilang atau mati, prosedurnya juga dinilai cukup ribet.
BACA JUGA:Disupport BNI dan ASDP, PWI dan BUMN Gelar UKW di Bengkulu
Bahkan jika penanganannya dilakukan asal-asalan, dampaknya juga akan buruk terhadap pemerintah desa. Kemudian regulasi penggunaan anggaran ketahanan pangan ke fisik JUT juga jelas dan bisa direalisasikan.
“Kalau ketahanan pangan dialihkan ke fisik risikonya kecil bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada. Selain itu juga berdasarkan atas usulan para warga,”tutupnya.*