Mansa Musa: Raja Terkaya Sepanjang Masa, Memberi Emas Kepada Semua Orang Yang Ditemui
aja Terkaya Sepanjang Masa, Memberi Emas Kepada Semua Orang Yang Ditemui.--SCREENSHOT
radarmukomukobacakoran.com - Mansa Musa yang memerintah kekaisaran Mali antara tahun 1312 hingga 1337 dikenal sebagai raja muslim terkaya sepanjang sejarah. Dilansir dari channel youtube Doczon. Diperkirakan jumlah kekayaannya mencapai 400 miliar dolar atau lebih dari 6000 triliun rupiah.
Namun demikian angka ini hanyalah perkiraan sebab kekayaan mansa Musa yang sesungguhnya dianggap terlalu besar untuk dapat dihitung secara pasti. Di bawah kekuasaan Mansa Musa kekaisaran Mali mengalami pertumbuhan pesat berkat sumber daya alam yang melimpah terutama emas serta gara. Kekaisarah Mali terhadap pasar global besar di dunia pada zamannya yang menyumbang hampir setengah dari total pasokan emas di Eropa, Asia dan Afrika.
Kemakmuran ini tidak hanya dinikmati oleh kalangan elit tetapi juga dirasakan oleh seluruh rakyat. Menjadikan masa pemerintahannya selama 25 tahun sebagai masa keemasan bagi Mali. Kekuasaan Mansa Musa membentang dari Samudra Atlantik hingga Niger modern. Mencakup wilayah yang sekarang menjadi bagian dari negara-negara seperti Senegal mauritania, Mali burkina faso, Niger gambia guinia bisau guinia serta Pantai Gading.
BACA JUGA:Akses Menuju Teluk Bakung Belum Tersentuh Bangunan
Salah satu capaian epik dalam sejarah kekaisaran Mali adalah perjalanan mansam Musa menuju kota suci Mekah untuk menunaikan ibadah haji.
Dia berangkat bersama rombongannya yang luar biasa besar termasuk utusan prajurit pengiring dan tentu saja ribuan kilogram ems yang melimpah.
Dimana setiap satu orang dari 12.000 budak membawa 1,5 Kg emas. Sementara setiap satu unta dari 80 unta membawa beban emas antara 20 hingga 130 kg. 500 pelayan berkuda di depannya juga membawa tongkat emas yang masing-masing seberat 4 Kg.
Ketulusan hati dan kedermawanan mansa Musa terpancar saat ia mendermakan sebatang emas kepada setiap duafa dan orang kurang mampu yang ditemuinya selama perjalanan menuju Tanah Suci.
Ia juga membayar para pedagang di bazar-bazar dengan harga lebih berupa emas beserta berupa debu berbahan emas itu mansaaemberbangan Amaliah Madinah yang masing-masing sebesar 566 kg emas.
BACA JUGA:Bensin Campur Sawit Mulai Diberlakukan
Kemudian setelah menunaikan ibadah haji di Kota Mekah, mansa Musa kembali ke kaaisaran Mali dengan membawa pulang beberapa intelektual muslim termasuk Zuriah atau keturunan nabi Muhammad.
Salah satu tokoh yang turut serta adalah Abu Ishaq as-sahili seorang penyair sekaligus arsitek Andalusia yang dikenal sebagai perancang masjid jingoi riber yang terkenal di tim buktu.
Mansa Musa menghargai jasa Abu Ishaq assahili dengan memberinya bayaran sebesar 200 kg emas. Jumlah ini jika dikonversi ke dalam nilai mata uang saat ini diperkirakan mencapai sekitar 2 miliar.
Pada akhir abad ke-14 sosok mansa Musa 1 telah diabadikan dalam sejarah melalui katalan atlas tahun 1375.
Sebuah sumber penting bagi para navigator Eropa pada abad pertengahan. Atlas ini diciptakan oleh kartografer asal Spanyol bernama agraham kreskus. Dalam penjelasannya mansa Mosa 1 digambarkan duduk di atas Tahta dengan mahkota emas di kepalanya dengan tangan kanan memegang sebongka emas sementara tangan kirinya menggenggam tongkat dari emas.
Seiring waktu gambaran kekayaan mansam Musa satu dalam catatan atlas menjadi salah satu gambaran paling ikonik tentang kejayaan Kesultanan Mali pada abad pertengahan.
BACA JUGA:Suhu Ideal untuk Tidur Nyenyak Dingin atau Hangat?
Pada abad ke-20 Mali menjadi pewaris sejarah dari Kesultanan Mali dan mengembangkan identitas serta perjalanan sejarahnya sendiri. Mali terletak di Afrika barat dan memiliki warisan budaya yang sangat kaya termasuk pengaruh Islam yang kuat. Seni tradisi-tradisi kuno dan arsitektur yang indah yang masih dihormati hingga kini salah satu ciri arsitektur yang mencolok adalah masjid jinguriiber di kota timbuktu. Masjid ini menggunakan batu bata Lumpur arsitektural dan memiliki tiga halaman di bagian dalam dua menara dan 25 baris pilar yang sejajar menghadap Timur Barat, ruangan utamanya mampu menampung 2000 jemah. Pada masa itu dan sebagai pengakuan atas keunikan dan keindahannya pada tahun 1988 masjid jingui riber diresmikan sebagai situs warisan dunia UNESCO.
Kemudian berjalan 3 km di kota yang sama terdapat sebuah masjid dan universitas sankore yang merupakan institusi pendidikan tinggi Islam tertua antara tahun 1578 dan masjid dan Universitas ini dipulihkan oleh Imam alqib bin Muhammad bin Umar seorang kepala Q di tim buktu dia menghancurkan tempat suci tersebut dan membangunnya kembali seukuran Ka'bah. Universitas sankore berkembang pesat dan menjadi pusat pembelajaran yang sangat penting di dalam dunia muslim.
BACA JUGA:Menaklukkan Puncak Dempo, Petualangan Menjelajahi Keindahan Alam Sumatera Selatan
Sementara itu, kota Jen di Mali menawarkan keindahan lain dalam bentuk pintu kota Jen atau dikenal sebagai pintu keramajene pintu-pintu ini menjadi saksi bisu dari keahlian seni dan keberagaman budaya yang terpelihara di kota Jene. Terakhir gurun bandiagara yang terletak di wilayah dogon merupakan situs warisan dunia UNESCO yang memperlihatkan desa-desa tradisional suku dogon dan menampilkan arsitektur unik di lereng tebing.
Desa-desa ini memiliki bangunan-bangunan yang terbuat dari lumpur dan jerami sehingga kecantikan dan keaslian bangunan-bangunannya mewakili gambaran tentang kehidupan tradisional suku dogon Mali dengan luas wilayah mencapai 1,2 juta km. Menempati posisi ke-24 sebagai negara yang menggabungkan megahnya masa lalu dengan keunikan masa kini. Mali tetap menjadi sumber inspirasi dan kekaguman bagi para penjelajah serta memancarkan pesona yang tidak Terlupakan di panggung dunia.