Ditanya Soal Kenaikan Tipe, Jawaban Direktur RSUD Mengejutkan

RSUD.--ISTIMEWA

radarmukomukobacakoran.com - Pada tahun 2028-2019 lalu, managemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mukomuko begitu semangat untuk menaikkan tipe rumah sakit, dari tipe C menjadi B. 

Berbagai persiapan dilakukan dengan serius. Mulai dari menambah fasilitas gedung, peralatan medis hingga mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pendidikan sub dokter spesialis. 

Seiring dengan berjalannya waktu dan pergantian unsur pimpinan di RSUD Mukomuko, target naik tipe tidak diprioritaskan. 

Direktur RSUD Mukomuko, Syafriadi, SKM, M.Kes saat ditanya sejauh mana progres persiapan kenaikan tipe rumah sakit ini, memberikan jawaban yang mengejutkan. Ia mengatakan dirinya tidak ingin melihat terlalu jauh ke langit, tapi lebih suka berjalan di jalur yang ada. 

BACA JUGA:Jangan Dibuang, Inilah Manfaat Luar Biasa Air Cucian Beras

Dengan kata lain managemen lebih mengutamakan perbaikan dan mengoptimalkan pelayanan yang sudah ada saat ini. 

"Kita tidak ingin yang muluk-muluk dulu. Berjalan saja, perbaiki yang rusak, tambah yang kurang. Kalau semua sudah berjalan normal, tidak ada masalah, baru kita baru kita pikirkan tentang naik tipe," ujar Syafriadi saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 30 Desember 20224.

Dikataka Syafriadi, Rumah Sakit umum kelas B sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b merupakan Rumah Sakit umum yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 200 buah. Dari jumlah tersebut, minimal 70 persen terisi pasien. 

"Belakangan jumlah pasien di rumah sakit ini meningkat. Rata-rata terisi sekitar 50 kamar," tambah Syafriadi. 

BACA JUGA:Saint Lucia: Negara Indah Yang Hampir Bangkrut, Karena Pemuda Enggan Bertani

Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.

"Untuk SDM kita sudah cukup. Dua orang yang pendidikan dokter subspesialis sudah selesai. Tapi masih butuh dukungan dari segi yang lain. Diantaranya jumlah rumah sakit pendukung, termasuk jumlah rata-rata pasien.  Demikian Syafriadi.

Tag
Share