Chandrika Chika Kembali Tersandung Kasus Hukum, Dari Pesta Ganja hingga Dugaan Penganiayaan
Chandrika Chika Kembali Tersandung Kasus Hukum, Dari Pesta Ganja hingga Dugaan Penganiayaan--screnshoot dari web
radarmukomukobacakoran.com-Selebgram Chandrika Chika kembali menjadi sorotan publik setelah namanya terseret dalam kasus hukum terbaru. Kali ini, ia dilaporkan atas dugaan penganiayaan terhadap seorang mahasiswi. Kasus ini menambah daftar panjang permasalahan hukum yang melibatkan Chika, yang sebelumnya pernah terjerat kasus narkoba dan menjadi saksi dalam kasus pengeroyokan.
Dugaan Penganiayaan di SCBD:
Pada Sabtu dini hari, 14 Desember 2024, Chandrika Chika dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan atas dugaan penganiayaan terhadap seorang mahasiswi berinisial YB (19). Insiden tersebut diduga terjadi di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan, sekitar pukul 04.30 WIB.
BACA JUGA:Pengungkapan Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Mukomuko Terus Meningkat
BACA JUGA:Warga Kampung Dalam Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara, Ini Kasusnya
Menurut keterangan AKP Nurma Dewi, korban melaporkan bahwa insiden bermula dari tatapan mata antara Chika dan YB. Chika, yang merasa tidak nyaman dengan tatapan YB, kemudian mendekati korban dan memukulnya. Korban mengaku diserang dengan tangan kosong oleh Chika, namun belum diketahui bagian tubuh mana yang menjadi sasaran pukulan.
Saat ini, korban telah menjalani visum di RSCM, dan polisi masih mendalami kasus ini, termasuk kemungkinan keterlibatan alkohol. Polisi juga sedang mencari saksi-saksi dan barang bukti di lokasi kejadian.
Jejak Kasus Hukum Chandrika Chika:
Kasus dugaan penganiayaan ini bukanlah kasus hukum pertama yang melibatkan Chandrika Chika. Pada awal tahun 2024, ia ditangkap bersama atlet eSport Aura Jeixy karena pesta ganja menggunakan vape dengan cairan ganja mengandung tetrahydrocannabinol (THC). Penangkapan dilakukan di sebuah hotel di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Chika dan lima orang lainnya, termasuk dua perempuan berinisial AT dan MJ, serta dua laki-laki berinisial AMO dan BB, ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dikenai Pasal 127 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara. Namun, Chika baru bebas dari rehabilitasi di Lido pada Juni 2024.
Sebelum kasus narkoba, Chika juga sempat diperiksa sebagai saksi dalam kasus pengeroyokan yang melibatkan selebgram Putra Siregar dan aktor Rico Valentino pada 2 Maret 2022. Insiden tersebut terjadi di sebuah kafe di kawasan Senopati, Jakarta Selatan.
Dalam keterangannya kepada polisi, Chika mengungkapkan bahwa saat kejadian, Putra dan Rico sempat berkaraoke, minum alkohol, dan dalam keadaan mabuk. Ia sendiri mengaku tidak mengetahui alasan Rico tiba-tiba terlibat perkelahian, yang kemudian diikuti oleh Putra. Namun, Septia Siregar, istri Putra, menyampaikan versi berbeda. Menurut dia, Putra dan Rico juga menjadi korban pemukulan dalam insiden tersebut.
BACA JUGA:Kurun 11 Bulan, Satresnarkoba Ungkap 24 Kasus Penyalahgunaan NarkobaBACA JUGA:Kasus Pelecehan Seksual di Lombok Agus Buntung Terus Bertambah Korban, 13 Perempuan Teridentifikasi
Sorotan Publik dan Dampak Kasus:
Kasus-kasus hukum yang melibatkan Chandrika Chika telah memicu perdebatan di publik. Beberapa orang mempertanyakan perilaku Chika dan menilai bahwa ia seringkali terlibat dalam kontroversi. Ada juga yang berpendapat bahwa Chika harus bertanggung jawab atas perbuatannya dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.
Kasus-kasus ini juga menimbulkan pertanyaan tentang pengaruh media sosial terhadap perilaku selebgram. Seiring dengan meningkatnya popularitas media sosial, selebgram seringkali menjadi panutan bagi banyak orang, terutama kaum muda. Oleh karena itu, penting bagi selebgram untuk bersikap bertanggung jawab dan menjadi contoh yang baik bagi pengikutnya.
Pelajaran dan Refleksi:
Kasus Chandrika Chika menjadi pengingat bahwa setiap individu, termasuk selebgram, harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Hukum berlaku untuk semua orang, dan tidak ada yang kebal dari hukum. Kasus ini juga menjadi pengingat pentingnya untuk bijak dalam menggunakan media sosial, baik sebagai pengguna maupun sebagai influencer.
Media sosial dapat menjadi platform yang positif untuk berbagi informasi, membangun komunitas, dan menginspirasi orang lain. Namun, media sosial juga dapat menjadi alat yang berbahaya jika digunakan secara tidak bertanggung jawab. Penting untuk selalu berhati-hati dalam berinteraksi di media sosial dan menghindari perilaku yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Kasus Chandrika Chika juga menjadi pelajaran bagi kita semua untuk bersikap kritis terhadap informasi yang kita dapatkan di media sosial. Jangan mudah percaya dengan informasi yang belum diverifikasi kebenarannya. Selalu periksa sumber informasi dan cari informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan perspektif yang lebih lengkap.