Hati Hati, 6 Bahaya Jika Stres Jika di Biarkan Tak Mereda

Hati Hati, 6 Bahaya Jika Stres Jika di Biarkan Tak Mereda--Istimewa

radarmukomuko.bacakoran.co -Stres adalah bagian dari kehidupan yang normal dialami banyak orang. Namun, stres jangan sampai dibiarkan berlarut-larut.

Memangnya, apa yang terjadi pada tubuh jika stres tak kunjung reda?

Stres berkepanjangan tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga kesehatan fisik.

Saat seseorang menghadapi tekanan psikis yang konstan, tubuh mengeluarkan hormon stres yang dapat mengganggu suasana hati, kemampuan berkonsentrasi, dan cara mengatasi tantangan sehari-hari.

Mengutip Stuff, banyak orang terjebak dalam siklus stres yang disebut 'wired but tired'. Mereka merasa kelelahan sepanjang hari, tetapi sulit untuk tidur nyenyak di malam hari.

Akibatnya, frustrasi dan kelelahan semakin bertambah. Kondisi ini tidak hanya menguras energi, tetapi juga merusak kemampuan tubuh untuk pulih dan mengembalikan keseimbangan.

Secara biologis, respons 'fight or flight' (lawan atau lari) adalah mekanisme alami tubuh yang dipicu oleh sistem saraf simpatik. Pada zaman dulu, respons ini membantu manusia bertahan hidup dari ancaman langsung, seperti hewan buas.

BACA JUGA:10 Manfaat Luar Biasa Buah Salak: Rahasia Sehat dari Buah Bersisik

Namun, pada zaman modern, respons yang sama sering kali dipicu oleh stres kerja, masalah keuangan, atau problematika hidup lainnya.

Ketika sistem saraf simpatik terus-menerus aktif, sistem saraf parasimpatik-yang bertanggung jawab atas pemulihan dan relaksasi tubuh-tidak dapat berfungsi dengan optimal.

Jika dibiarkan, ketidakseimbangan tersebut dapat mengarah pada kondisi burnout atau kelelahan mental ekstrem.

Dampak stres berlarut-larut pada tubuh

Stres memang merupakan respons alami manusia. Namun, saat dibiarkan bertahan dalam waktu lama, dampaknya bisa dirasakan oleh tubuh.

Berikut beberapa hal yang terjadi jika stres tak kunjung reda, merangkum berbagai sumber.

1. Sistem otot dan rangka terganggu

Saat Anda mengalami stres, otot-otot tubuh menegang sebagai bentuk perlindungan terhadap cedera. Pada stres jangka pendek, ketegangan ini akan mereda setelah tekanan berlalu.

Tapi, mengutip laman American Psychological Association (APA), stres kronis dapat menyebabkan otot terus-menerus tegang. Hal ini berpotensi memicu nyeri tubuh, sakit kepala, hingga gangguan muskuloskeletal lainnya.

2. Sistem pernapasan terganggu

Stres dapat memengaruhi pernapasan dengan menyebabkan sesak napas atau pola napas yang lebih cepat.

Kondisi di atas pada dasarnya tak jadi masalah bagi individu sehat. Namun, stres dapat memperburuk kondisi seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (COPD).

Stres psikologis juga sering memperburuk gejala penyakit pernapasan yang sudah ada.

3. Sistem kardiovaskular terganggu

BACA JUGA:Rahasia Sehat Alami: 10 Manfaat Dahsyat Daun Sambiloto untuk Tubuh Anda

Stres memicu peningkatan detak jantung dan tekanan darah akibat pelepasan hormon seperti adrenalin dan kortisol. Dalam jangka pendek, hal ini membantu tubuh merespons situasi darurat.

Tapi, jika terjadi terus-menerus, stres dapat meningkatkan risiko hipertensi, serangan jantung, atau stroke akibat tekanan yang berkelanjutan pada jantung dan pembuluh darah.

4. Sistem pencernaan terganggu

Stres memengaruhi bakteri dalam usus yang berdampak pada suasana hati dan kesehatan mental. Selain itu, stres kronis dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) atau tukak lambung.

5. Sistem reproduksi terganggu

Pada pria, stres dapat menurunkan kadar testosteron, mengganggu produksi sperma, dan menyebabkan masalah seperti disfungsi ereksi.

Sementara pada wanita, mengutip Healthline, stres dapat mengganggu siklus menstruasi serta menyebabkan menstruasi tidak teratur, lebih berat, atau lebih menyakitkan.

Stres kronis juga dapat memperburuk gejala menopause.

6. Sistem kekebalan tubuh terganggu

BACA JUGA:Tak Hanya Meredekan Diare, 5 Manfaat Dau Jambu Biji Untuk Kesehatan

Stres jangka pendek dapat merangsang sistem kekebalan tubuh yang berguna dalam situasi darurat. Namun, stres kronis justru melemahkan sistem kekebalan, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi, seperti flu dan pilek.

Pemulihan dari penyakit atau cedera juga menjadi lebih lambat pada individu dengan tingkat stres yang tinggi.*

Tag
Share