Jangan Abai Dengan Kondisi Otak, Cara Cegah Pembusukan Otak Dengan 9 Kebiasaan Ini
Jangan Abai Dengan Kondisi Otak, Cara Cegah Pembusukan Otak Dengan 9 Kebiasaan Ini--Istimewa
radarmukomuko.bacakoran.co -Jangan abai dengan kondisi otak. Siapkan diri Anda menuju 2025 dengan otak cerdas bebas 'brain rot' alias pembusukan otak dengan kebiasaan-kebiasaan berikut.
Otak jadi organ yang begitu dibutuhkan, tapi kadang kerap tidak diperhatikan. Istilah 'brain rot' alias pembusukan otak dirilis Oxford University Press sebagai Word of the Year 2024.
Melansir dari Forbes, brain rot adalah kemerosotan kondisi mental atau intelektual seseorang akibat konsumsi berlebihan sesuatu yang remeh, terutama berkaitan dengan informasi internet dan hal virtual lain.
Menyambut 2025, tentu Anda ingin kondisi otak yang prima dan siap hadapi tantangan. Oleh karenanya, mulai lakukan kebiasaan berikut.
1. Pilih makanan yang menaikkan mood
BACA JUGA:Kasus Pelecehan Seksual Agus Buntung Mensos Turun Tangan, Tersangka Jalani Pemeriksaan
Beberapa makanan dianggap mampu menaikkan mood, tapi justru makanan itu yang bikin otak membusuk. Sebut saja junk food, makanan tinggi gula, dan makanan tinggi kalori tanpa nutrisi.
Sebaiknya pilih makanan yang memang menyehatkan otak seperti makanan tinggi protein untuk kesehatan saraf dan asam lemak omega-3 yang membuat mood lebih baik. Vitamin D dan B juga merupakan penstabil mood.
2. Bergerak
Isi hari Anda dengan bergerak. Terlalu banyak duduk atau aktivitas sedenter lain bisa mengganggu aliran darah ke otak. Aliran darah yang lancar mampu menjaga otak tetap bahagia dan kreatif.
Anda disarankan untuk lebih banyak jalan kaki, stretching, atau aerobik.
3. Tidur cukup
Tidur menentukan status kesehatan sekaligus kondisi otak. Kurang tidur memicu 'brain rot' sehingga Anda kesulitan menghadapi stres pekerjaan dan sering meluapkan kemarahan sampai mengganggu produktivitas.
Kurang tidur juga bisa mengganggu kemampuan mengingat dan belajar serta atensi. Menjaga tidur selalu cukup membuat Anda mampu melihat aspek positif dari hidup.
4. Melihat dari sudut pandang lebih luas
Seperti mengubah sudut pandang kamera, Anda tidak perlu selalu 'zoom' masalah, kekecewaan, atau pengalaman negatif.
Coba lihat dari sudut pandang lebih luas dan Anda akan menemukan solusi, ide, inspirasi atau peluang untuk bergerak maju. Melihat dengan lensa 'wide angle' mampu mencegah brain rot.
5. Latihan mindfulness
Dengan mindfulness, Anda mampu fokus dengan masa kini tanpa terjebak di masa lalu dan terbelenggu masa depan.
Mindfulness menjaga otak tetap fokus, tidak reaktif, tetap memberikan atensi buat diri sendiri, dan menerima sesuatu tanpa menghakimi.
Latihan mindfulness bisa dilakukan dengan meditasi di mana Anda menyadari napas, momen saat ini, dan di mana Anda berada. Otak dilatih untuk fokus dan tidak mengembara liar.
6. Lakukan olahraga otak
BACA JUGA:Warisan Sang Ayah Mengungkap Rahasia Genetik yang Diturunkan kepada Anak
Jauhkan diri Anda dari brain rot dengan olahraga otak. Otak perlu terus dilatih misal dengan paparan pengalaman baru, mengerjakan teka-teki, puzzle, belajar hal baru. Semua ini membuat otak mampu beradaptasi dengan berbagai situasi dan merangsang kreativitas.
7. Green time, bukan screen time
Screen time berlebihan membuat kemampuan otak merosot. Sebagai gantinya, sediakan green time alias habiskan waktu di alam.
Studi membuktikan, orang yang lebih banyak menghabiskan waktu di alam membuat otak lebih bisa berpikir jernih.
Paling tidak habiskan sekitar 2 jam trekking di alam bebas, bermain di pantai atau kebun raya.
8. Dilarang multitasking
Multitasking terdengar hebat, tapi sebenarnya tidak baik untuk otak. Saat Anda mengalihkan fokus dari satu hal ke hal lain dalam waktu singkat, Anda memaksa otak gonta-ganti fokus. Otak lelah dan produktivitas malah turun.
9. Bersosialisasi
BACA JUGA:Rahasia Sukses Membuat Tape Ketan Manis dan Tidak Masam, Mudah Dipraktikkan di Rumah!
Bersosialisasi dan memiliki support system bisa mencegah brain rot. Anda bisa bergabung dengan komunitas tertentu, ikut kegiatan sukarelawan, mengikuti kelas-kelas sehingga otak lebih sehat.
Namun, Anda diharapkan melakukan sosialisasi dengan tatap muka. Hal ini juga diharapkan dapat mengurangi intensitas screen time harian.*