Tragedi Bendungan Benteng 27 Hari Pencarian, Mimpi Konten Berujung Maut

Tragedi Bendungan Benteng 27 Hari Pencarian, Mimpi Konten Berujung Maut.--screnshoot dari web

radarmukomukobacakoran.com-Sebuah kisah pilu menyelimuti Bendungan Benteng di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Jihan Ramadhani, pemuda berusia 22 tahun, yang nekat melompat dari bendungan tersebut demi konten media sosial, ditemukan tewas setelah 27 hari pencarian.

Kejadian tragis ini bermula pada Sabtu, 2 November 2024, ketika Jihad bersama teman-temannya memutuskan untuk membuat konten di Bendungan Benteng.  Dengan penuh semangat, Jihan nekat melompat ke air yang deras, berharap aksinya akan menarik perhatian di dunia maya. Namun, mimpi kontennya berujung maut. Arus deras di bendungan menyeretnya ke dasar, menghilangkannya dari pandangan.

BACA JUGA:Tragedi Pilu di Subang Bullying Berujung Maut, Siswa Kelas 3 SD Meninggal Dunia

BACA JUGA:Tol Cipularang, Titik Hitam Maut di Jalur Mudik

BACA JUGA:Misteri Lubang Maut di Blitar, Menelan Air Sungai dan Menakutkan Warga

Tim SAR gabungan langsung dikerahkan untuk mencari Jihan. Upaya pencarian dilakukan secara intensif selama hampir tiga minggu, melibatkan berbagai instansi dan relawan. Namun, upaya mereka tak membuahkan hasil.  Pencarian sempat dihentikan pada 8 November lalu karena tidak adanya petunjuk keberadaan Jihan.

Kekecewaan dan keputusasaan menyelimuti keluarga Jihad dan warga sekitar. Mereka tak henti-hentinya berdoa dan berharap agar Jihan ditemukan dalam keadaan selamat.  Namun, takdir berkata lain. Pada Kamis, 28 November 2024, sekitar pukul 08.00 Wita, warga yang bekerja sebagai penambang pasir di Sungai Saddang menemukan sesosok mayat mengambang.  Mayat tersebut diidentifikasi sebagai Jihan berdasarkan pakaian yang dikenakannya.

Penemuan jasad Jihan yang sudah membengkak  menimbulkan kesedihan mendalam bagi keluarga dan sahabatnya.  Mereka tak menyangka mimpi konten yang ingin diwujudkan Jihan justru berujung petaka.

Tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi semua orang, terutama bagi generasi muda yang gemar membuat konten di media sosial.  Keinginan untuk mendapatkan popularitas dan likes di media sosial tidak boleh mengalahkan akal sehat dan keselamatan diri.

Tragedi Bendungan Benteng: Sebuah Refleksi

Kejadian ini  mengingatkan kita tentang pentingnya  keselamatan dalam melakukan aktivitas apapun, termasuk dalam membuat konten di media sosial.  Bendungan, dengan arus air yang deras, bukanlah tempat yang aman untuk melakukan aksi berbahaya demi konten.

Selain itu,  tragedi ini juga mengungkap fenomena  "content creator" yang  seringkali mengabaikan aspek keselamatan demi mendapatkan popularitas.  Fenomena ini  menunjukkan  betapa pentingnya  menanamkan  nilai-nilai  keselamatan  dan  tanggung jawab  dalam  dunia  digital.

BACA JUGA:Laka Maut di Retak Mudik, 2 Pengemudi Motor Meninggal

BACA JUGA:Bayi 1,5 Tahun Lolos dari Laka Maut, 7 Orang Meninggal, TKP Dikenal Angker

Media sosial  memang  memiliki  peran  penting  dalam  kehidupan  masyarakat  modern.  Namun,  kita  harus  bijak  dalam  menggunakannya.  Jangan  sampai  keinginan  untuk  mendapatkan  popularitas  menghilangkan  akal  sehat  dan  menimbulkan  bahaya  bagi  diri  sendiri  maupun  orang  lain.

Semoga  tragedi  Bendungan  Benteng  menjadi  pelajaran  berharga  bagi  kita  semua.  Mari  kita  gunakan  media  sosial  dengan  bijak  dan  bertanggung  jawab.  Ingatlah  bahwa  keselamatan  adalah  hal  yang  paling  penting  dalam  kehidupan.

 

Tag
Share