Benarkah, Rezeki Halal dan Haram Sudah Ditetapkan Allah, Jawanya Ya Tapi Ini Penjelasnaya

ILUSTRASI--ISTIMEWA

KORAN DIGITAL RM - Rezeki tidak semata uang atau harta tetapi, rezky adalah segala sesuatu yang diberikan Allah SWT kepada makhluk-Nya, baik berupa harta, kesehatan, kebahagiaan, ilmu, atau hal lainnya. 

Sesungguhnya Rezeki sudah ditentukan oleh Allah SWT sejak sebelum manusia dilahirkan, namun manusia harus berusaha untuk mendapatkannya dengan cara yang halal dan berkah.

Rezeki yang halal adalah rezeki yang diperoleh dengan cara-cara sesuai ajaran Islam, kemudian diolah dan dipergunakan dengan baik-baik. Dalam artian tidak dari hasil kejahatan, pencurian atau perbuatan lainnya yang melanggar hak orang lain. Rezeki yang halal bisa memberikan keberkahan, ketenangan, dan kebahagiaan bagi pemiliknya.

Rezeki yang haram adalah rezeki yang diperoleh dengan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam, kemudian diolah dan dipergunakan dengan buruk-buruk. 

BACA JUGA:Pengusutan Kasus Utang RSUD Mukomuko, Penyidik Kejaksaan Garap 114 Pihak Ketiga

Dalam artian dari hasil kejahatan, pencurian atau perbuatan lainnya yang melanggar hak orang lain. Rezeki yang haram bisa membawa kerusakan, kegelisahan, dan kesengsaraan bagi pemiliknya.

Lalu, apakah rezeki yang halal dan haram itu sudah ditetapkan oleh Allah SWT untuk kita? Dikutip dari beberapa sumber berikut alasannya menurut pandangan Islam?

Menurut pandangan Islam, rezeki yang halal dan haram itu memang sudah ditetapkan oleh Allah SWT untuk kita, tetapi tidak bersifat mutlak, melainkan bisa berubah sesuai dengan kehendak Allah SWT. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada makhluk-Nya, dan menetapkan takdir rezeki setiap makhluk-Nya dalam Lauh Mahfuzh, yaitu papan tulis yang mencatat segala sesuatu yang terjadi di alam semesta.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

"Tidak ada satupun yang bergerak di muka bumi ini kecuali Allah yang menanggung rizkinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Hud: 6) 

BACA JUGA:Mukomuko Kekurangan Ribuan PNS

Dari ayat ini, kita bisa memahami bahwa Allah SWT adalah Dzat yang memberikan rezeki kepada setiap makhluk-Nya, dan Dia mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada makhluk-Nya. Allah SWT juga menetapkan takdir rezeki setiap makhluk-Nya dalam Lauh Mahfuzh, yaitu papan tulis yang mencatat segala sesuatu yang terjadi di alam semesta.

Namun, takdir rezeki yang telah ditetapkan Allah SWT itu bisa berubah sesuai dengan kehendak Allah SWT, karena ada dua hal yang bisa mengubah takdir, yaitu doa dan sedekah. Doa adalah senjata orang beriman, yang bisa mengubah takdir dan menarik rezeki. Sedekah adalah pembersih harta, yang bisa menambah berkah dan melipatgandakan rezeki.

Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ شَيْءٍ يُؤَخِّرُ الْعَجَلَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَمَا مِنْ شَيْءٍ يَزِيدُ فِي الْعُمُرِ إِلَّا الْبِرُّ

"Tidak ada sesuatu yang bisa menunda ajal kecuali doa, dan tidak ada sesuatu yang bisa menambah umur kecuali kebaikan." (HR. Ahmad, dishahihkan Al-Albani) 

Dari hadis ini, kita bisa memahami bahwa doa dan sedekah bisa mengubah takdir seseorang, termasuk takdir rezekinya. Doa dan sedekah bisa membuat Allah SWT memberikan rezeki yang lebih baik, lebih banyak, dan lebih halal kepada orang yang berdoa dan bersedekah.

BACA JUGA:Hasil Evaluasi Banyak BUMDes Mandek

Oleh karena itu, kita tidak boleh berpangku tangan dan mengandalkan takdir rezeki yang telah ditetapkan Allah SWT, tetapi kita harus berikhtiar dengan cara yang halal dan berkah, serta disertai dengan tawakkal, doa, dan sedekah. Kita harus percaya bahwa Allah SWT akan memberikan rezeki yang terbaik kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.*

Tag
Share