Wow! Harga Gabah Mulai Bersahabat

Panen: Petani padi Desa Talang Buai sedang panen padi--

KORAN DIGITAL RM - Petani padi di wilayah Kecamatan Selagan Raya Mukomuko Bengkulu, saat ini tengah masuki puncak musim panen. Meskipun, pertumbuhan padi kurang baik dan tidak maksimal karena dihantam musim kemarau. Namun, para petani di wilayah Kecamatan selagan Raya tetap semangat. Karena harga beli gabah di tingkat toke saat ini cukup menggiurkan. Dimana harga jual gabah kering di tingkat toke per Sabtu 2 Desember kemarin, harga gabah tingkat toke tembus Rp 6.300 hingga Rp 6.400 per Kilogram. Harga tersebut adalah harga termahal sepanjang masa. Para petani berharap harga gabah ini bisa dipertahankan. Karena itu, pemerintah harus ikut andil untuk menstabilkan harga yang ada ini.

BACA JUGA:Penetapan RKPDes Di Lubuk Pinang Tuntas


Panen: Petani padi Desa Talang Buai sedang panen padi--

Berdasarkan data yang terhimpun media ini, Minggu pertama bulan ini para petani padi mulai memasuki puncak musim panen. Selama satu Minggu terakhir petani yang sudah mulai panen baru beberapa titik wilayah saja. Meskipun harga gabah cukup menggiurkan. Tetapi masih banyak petani menggelengkan kepala. Karena hampir rata-rata hasil panen yang mereka peroleh musim ini tidak bisa maksimal. Sementara harga sudah sangat bersahabat. Selain dilanda musim kemarau, pada saat perawatan petani juga kewalahan dengan hama seperti tikus dan gulma lainnya. Tetapi, sebagain petani juga ada yang mendapat hasil panen yang maksimal. Setidaknya sama dengan hasil musim tahun lalu.

BACA JUGA:Pemdes Talang Sepakat Segera Realisasikan Program Ketahan Pangan

Salah satu petani padi Desa Talang Buai, Zalik menuturkan, khusus untuk wilayah persawahan di sungai payang II saat ini sudah selesai melaksanakan panen. Karena di wilayah Sungai Payang II termasuk dalam gelombang pertama memasuki musim panen. Menurutnya, selama ia turun menggarap sawah. Harga jual gabah atau padi belum pernah menyentuh harga yang sekarang. Harga ini sangat mensupport kalangan petani padi. Pertama lebih giat mengolah lahan sawah. Kemudian secara tidak langsung harga jual ini juga menjadi salah satu upaya mencegah petani melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kebun sawit. "Sebagai petani berharap harga ini bisa dipertahankan hingga musim depan. Karena, harga jual yang sekarang bisa dikatakan sudah sesuai dengan buaya perawatan. Setidaknya balik modal," tuturnya.*

Tag
Share