Siring Darurat Solusi Atasi Irigiasi Jebol
Siring darurat.--ISTIMEWA
KORAN DIGITAL RM – Pemerintah bangun siring darurat untuk penyelamatan ratusan hektare padi sawah di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu.
Tanggap darurat dengan membuat siring sedotan air dilaksanakan untuk penanganan sementara, pasca jebolnya bangunan irigasi primer Daerah Irigasi (DI) Manjuto Kanan di Desa Lalang Luas, Kecamatan V Koto, Kabupaten Mukomuko pada Senin, 20 November 2023 lalu.
Pasalnya, dampak jebolnya jaringan primer DI Manjuto Kanan, mengancam sekitar 825 hektare lahan sawah petani yang belum lama ini menyelesaikan musim tanam.
BACA JUGA:Akhir Penantian Panjang Warga Malin Deman
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Epin Masyuardi, SP ketika dikonfirmasi pada Minggu, 26 November 2023. Ia membenarkan, pasca jebolnya bangunan irigasi primer BWS Sumatera VII Bengkulu, berdampak terhadap lahan sawah petani. Akan tetapi, untuk sementara ini kondisi lahan sawah petani masih terpantau aman, lantaran dibantu hujan.
‘’Data yang kami himpun, ada sekitar 825 hektare lahan sawah yang sudah ditanami bibit padi dengan umur tanaman bervariasi. Pasca jebolnya jaringan primer, situasi di lapangan terpantau masih aman. Belum ada yang mengalami kekeringan, karena dibantu sumber air hujan. Namun, pemerintah sigap, untuk penanganan sementara dilaksanakan pembangunan sedotan secara darurat,’’ kata Epin.
BACA JUGA:Reses, Renjes Zaetheddy Siap Perjuangkan Aspirasi Masyarakat
Dikatakan Epin, petani pengguna air yang bersumber dari DI Manjuto Kanan telah melaksanakan turun tanam sejak 4 pekan terakhir. Namun di antaranya juga terdapat yang baru saja menyelesaikan musim tanam seminggu terakhir.
‘’Bicara umur tanaman, beragam. Ada yang sudah berumur empat minggu atau satu bulan, tiga minggu, dua minggu maupun satu minggu. Beragam, namun pantauan kondisi tanaman masih stabil,’’ paparnya.
Untuk diketahui, bangunan irigasi primer BWSS di DI Manjuto Kanan yang mengalami bencana jebol lebih kurang sepanjang 40 meter. Akibat jebolnya bangunan ini, sehingga jaringan irigasi yang sejalur dengan jaringan tersebut tak berfungsi.
BACA JUGA:Pemdes Sungai Lintang Tuntaskan Fisik Tahap I dan II
Oleh pemerintah, untuk mengatasi persoalan tersebut diambil langkah sigap dengan melaksanakan kegiatan tanggap darurat. Membangun jaringan baru bersifat sementara. Pelaksanaan pembangunan jaringan irigasi darurat ini diperkirakan membutuhkan waktu 10 hari, terhitung Jum’at lalu.*