Tatung, Festival Budaya Perayaan Cap Go Meh di Singkawang
Tatung, Festival Budaya Perayaan Cap Go Meh di Singkawang.--ISTIMEWA
radarmukomuko.bacakoran.co - Kebudayaan memegang peranan penting dalam suatu bangsa, dimana kebudayaan merupakan identitas bangsa yang unik dan berharga serta dapat menjadi wadah persatuan bangsa yang perlu dilestarikan. Keberagaman budaya Indonesia merupakan perpaduan seluruh budaya lokal, ibarat berlian yang memantulkan berbagai jenis cahaya dengan sempurna, sebagai satu kesatuan dalam keberagaman.
Dengan kata lain, seluruh kebudayaan lokal dari berbagai suku di Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan Indonesia. Keberagaman negara Indonesia terbentuk dan dipengaruhi oleh budaya lain seperti budaya Tionghoa, India, dan Arab, yang kemudian menyatu menjadi ciri khas budaya Indonesia.
Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai budayanya masing-masing, sehingga menjadikan Indonesia negara yang unik, kaya akan beragam budaya lokal, salah satu contohnya adalah Singkawang. Singkawang merupakan sebuah kota yang terletak di Kalimantan Barat yang mayoritas penduduknya adalah keturunan Tionghoa.
Nama kota ini muncul dalam beberapa versi bahasa, misalnya dalam versi Melayu, konon nama Singkawang diambil dari nama tumbuhan “Tengkawang” yang terdapat di kawasan hutan Tropis. Versi lain menyebutkan bahwa nama Singkawang muncul melalui penafsiran para perantau Tiongkok zaman dahulu, dalam bahasa Hakka dikenal juga dengan sebutan “San Keuw Jong” atau dalam kosakata bahasa Mandarin sebagai 山口洋Shān (gunung), Kǒu (mulut), Yáng (lautan). ), artinya menggambarkan suatu tempat yang terletak di kaki gunung yang menghadap ke laut.
Hal yang paling menarik dari budaya Kota Singkawang adalah keanekaragaman budayanya yang unik, salah satunya adalah Cap Go Budaya Perayaan Meh berbeda dengan perayaan Cap Go Meh di kota lain. Pada saat perayaan Cap Go Meh kita sering menyaksikan barongsai dan permainan naga, namun yang membedakan perayaan Cap Go Meh di Singkawang dengan tempat lain adalah ratusan prosesi “Tatung” yang diadakan pada acara ini. Ini juga merupakan ajang wisata budaya ketika berkunjung ke Kota Singkawang.
Kota Singkawang punya cara unik dalam merayakan Tanjung Go Meh. Seperti dilansir dalam buku Kuil Kuno di Indonesia, festival Cap Go Meh di kota Singkawang menjelma menjadi festival masyarakat yang sangat meriah dan penuh warna dengan nuansa budaya khas Tionghoa. Dari perayaan tersebut terjalin pertukaran budaya antara masyarakat Dayak dengan masyarakat Tionghoa. Hal ini terlihat pada parade “Tatung”, dimana peserta yang tidak hanya keturunan Tionghoa namun juga peserta “Tatung” yang berasal dari etnis Dayak ikut serta dalam perayaan festival Cap Go Meh di kota Singkawang.
Parade Tatung merupakan salah satu atraksi budaya, seni dan wisata yang ada di Kota Singkawang. Tatung yang muncul pada perayaan festival Cap Go Meh1 di Singkawang merupakan tanda simbolis pengusir roh jahat dan diyakini digunakan untuk mengusir setan. Namun, ritual “Tatung” juga dapat dilakukan pada hari kerja untuk tujuan yang berbeda, seperti penyembuhan magis, meminta nomor lotre, membuat Hu (jimat), dan lainnya.
“Tatung” sendiri bahkan mewakili kepercayaan tradisional Tiongkok, dimana pada awalnya mereka menganut animisme dan animisme yaitu pemujaan dan penghormatan terhadap roh atau benda nenek moyang, serta politeisme yaitu konsep kepercayaan terhadap banyak dewa. Kepercayaan tradisional ini memunculkan berbagai jenis upacara, termasuk upacara "Tatung" yang juga dikenal sebagai lok Thung (落童).
Parade "Tatung" pada perayaan festival Cap Go Meh La ville di Singkawang adalah penuh dengan konotasi mistis, karena banyak orang yang dikatakan kerasukan roh atau dewa leluhur, dan orang-orang di Singkawang ini disebut "Tatung". Seni budaya berupa parade “Tatung” di Singkawang menjadi fenomena yang sangat populer saat puncak festival Cap Go Meh di daerah tersebut.*