Di Daerah Ini Jenazah Tidak Dimakamkan, Melainkan Disemayamkan Dengan Tradisi Yang Unik
Di Daerah Ini Jenazah Tidak Dimakamkan, Melainkan Disemayamkan Dengan Tradisi Yang Unik.--ISTIMEWA
radarmukomukobacakoran.com - Kuburan adalah tempat tinggal, tempat tinggal, peristirahatan, dan tempat peristirahatan terakhir orang yang meninggal, dan kuburan adalah tanah tempat jenazah dikuburkan. Sedangkan arti afad al qurbur adalah jamak dari al. qabr, artinya tempat pemakaman orang mati atau tempat pemakaman manusia. Yang dimaksud dengan Tanah Pemakaman Bersama (TPU) adalah suatu tanah yang diperuntukkan bagi keperluan penguburan setiap orang tanpa memandang agama atau golongan, yang pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah daerah tingkat II atau pemerintah tingkat daerah.
Makam dalam bahasa berarti kuburan atau pemakaman. Sedangkan pemakaman adalah tempat penguburan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1987, pemanfaatan tanah untuk keperluan pemakaman disebut dengan makam. Adapula jenis-jenis pemakaman diantaranya :
1. Pemakaman umum adalah suatu lahan yang diperuntukkan bagi pemakaman jenazah orang tanpa memandang agama atau golongan, yang dikelola oleh pemerintah daerah tingkat II atau pemerintah tingkat komune.
2. Pemakaman non-umum adalah lahan yang diperuntukkan bagi pemakaman yang dikelola oleh organisasi sosial dan/atau keagamaan.
3. TPA khusus adalah suatu kawasan lahan yang dijadikan tempat pembuangan sampah yang karena faktor sejarah dan budaya mempunyai arti khusus.
BACA JUGA:Nelayan Air Rami Keluhkan Sulitnya Mendapatkan Ikan
Menurut tradisi Jawa, tempat yang masih mengandung kesakralan adalah makam. Dalam bahasa Arab, makamber berasal dari kata maqam yang berarti tempat, status atau pangkat. Tempat menyimpan jenazah disebut Qabr dalam bahasa Arab, yang dalam bahasa Jawa disebut kuburan atau makam lebih serius artinya tempat menguburkan atau memakamkan menguburkan mayat. Keduanya tidak dapat dibedakan dengan jelas sehingga para peziarah bisa saja mengatakan akan pergi ke makam atau akan pergi ke makam. Namun ada yang istimewa, yaitu bila ada wali atau wali yang dikuburkan maka tempat pemakamannya disebut makam wali dan bukan makam wali.
Bagi sebagian masyarakat, kuburan diyakini tidak hanya sebagai tempat menyimpan jenazah, namun juga merupakan tempat suci karena di sanalah jenazah orang-orang suci dikuburkan. Jenazah orang suci tidak sama dengan jenazah orang biasa, karena diyakini jenazahnya tidak akan dirusak oleh hewan darat seperti cacing tanah, ulat kanibal, dan lain-lain, melainkan terlindungi dari serangan berbagai binatang karena kemampuan menangis, yang masih mereka miliki bahkan setelah kematian.
Selain jenazah wali tidak mengalami kerusakan, jiwa wali juga mempunyai kemampuan untuk terus berziarah ke kuburnya jika ada yang berziarah ke kubur. Jiwa para penjaga mengetahui siapa yang datang ke kuburnya dan mendengarkan doanya. sangat dekat dengan Allah, para wali berperan sebagai perantara agar doanya cepat sampai kepada Allah. Memang tidak semua orang yang mengunjungi mausoleum tersebut memiliki niat yang “nyata”, bahkan ada pula yang mendoakan arwah para penjaga agar keinginannya terkabul.
BACA JUGA:Gunung Kerinci, Gunung Tertinggi di Sumatra Dengan Segala Keindahannya
Namun di beberapa wilayah di Indonesia, masih banyak kepercayaan lain terkait tradisi pemakaman dan penyemayaman mayat. Berbagai macam jenis pemakamam di Indonesia mulai dari pemakamam bisa hingga pemakamam ekstrim yang masih dilaksanakan hingga kini sesuai kepercayaan. Berikut beberapa pemakaman unik dan menarik yang ada di Indonesia.
1. Upacara Trunyan Bali
Bali terkenal dengan banyak tradisi dan ritual pemakaman khas Indonesia, termasuk di Pemakaman Trunyan. Tradisi ini menarik karena konsepnya berbeda dengan pemakaman umum yang biasanya menguburkan jenazah di dalam tanah.
Dalam pemakaman Trunyan, jenazah almarhum tidak dikuburkan di dalam tanah seperti kebanyakan pemakaman lainnya. Sedangkan jenazah dibaringkan di atas tanah dan ditutup dengan anyaman bambu agar tidak terlihat secara langsung.
Yang istimewa, meski jenazahnya ditaruh di atas tanah, ia tetap ada. tidak ada bau yang tidak sedap. Pasalnya, disekitarnya terdapat pepohonan yang memiliki kemampuan menyerap bau tidak sedap tersebut sehingga menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenteram.
2. Upacara Sirang-sirang Sumatera Utara
Di Sumatera Utara terdapat upacara pemakaman yang disebut Sirang-sirang, khususnya di wilayah Batak Karo. Meskipun agama Hindu masih memiliki pengaruh yang signifikan, suku Batak Sembiring masih mengikuti tradisi membakar jenazah dengan penuh hormat.
Legenda mengatakan bahwa jenazah akan ditempatkan di dekat sungai untuk dibakar, dan Setelah menjadi abu, maka abunya akan diambil oleh beberapa orang dan dibuang ke sungai. Sebelum membuang abunya, sebaiknya petugas yang bertugas mencuci muka hingga bersih untuk menghindari kesialan atau gangguan jiwa yang mungkin ditimbulkan oleh jenazah yang terbakar.
3. Upacara Toraja Batu Lemo
Upacara Batu Lemo merupakan tradisi pemakaman unik di Indonesia khas masyarakat Toraja, konon sudah berlangsung sejak abad ke-16. Nama Lemo berasal dari gua pemakaman yang dihiasi dengan desain titik-titik menyerupai jeruk atau lemon.
Lokasi dolmen Lemo yang bertengger di atas tebing, selain menjadi tempat peristirahatan terakhir, juga menjadi tempat peristirahatan terakhir bersama. sarana mengungkapkan keyakinan spiritual masyarakat Toraja.
BACA JUGA:3 Resep Membuat Mie Ayam Rumahan, Bisa Jadi Ide Jualan
Kepercayaan ini berpandangan bahwa semakin tinggi posisi mausoleum maka semakin dekat pula jiwa orang yang meninggal dengan Tuhan. Oleh karena itu, masyarakat membangun makam di atas tebing dengan harapan dapat menghormati dan mempertemukan kembali arwah orang yang meninggal.
4. Upacara Tiwah di Kalimantan Tengah
Ritual festival atau Upacara Tiwah adalah pemakaman. Upacara ini dilakukan oleh masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah.
Upacara ini bertujuan untuk mengangkut jiwa leluhur ke dimensi transenden yang disebut Lewu Tatau. Festival Tiwah merupakan tradisi yang unik dan merupakan bagian dari warisan budaya dan agama masyarakat Dayak Ngaju.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini telah mengalami beberapa kali transformasi serta perubahan kehidupan sosial dan budaya masyarakat. dialami pada masa Dayak. masyarakat Ngaju.
5. Tradisi Jawa Brobosan
Di Pulau Jawa terdapat tradisi pemakaman yang disebut Brobosan. Budaya Brobosan merupakan simbol penghormatan keluarga terhadap anggota keluarga yang telah meninggal.
Proses Brobosan dimulai ketika jenazah dipersiapkan untuk dibawa ke pemakaman, dimana akan ada 4 orang yang membawanya di depan sekaligus. dari rumah. Keturunan almarhum kemudian merangkak ke bawah jenazah sebanyak tujuh kali sebagai bagian dari ritual.
Namun perlu diperhatikan bahwa Brobosan hanya dilakukan pada jenazah yang sudah menikah. Bagi yang meninggal belum menikah, tradisi ini tidak berlaku.
6. Upacara Waruga Minhasa
Waruga merupakan gabungan dari dua kata, waru yang berarti rumah dan ruga yang berarti badan. Waruga secara harafiah adalah rumah tempat jenazah akan kembali ke kayangan. Saat jenazah diletakkan di dalam Waruga, posisinya sedemikian rupa sehingga tumit menyentuh bokong dan mulut seolah memeluk lutut, seperti posisi bayi dalam kandungan.
Bagi masyarakat Minahasa, hal ini Tradisi pemakaman khas Indonesia memiliki filosofi yang mendalam, mengingatkan bahwa kehidupan dimulai dalam keadaan seperti bayi dalam kandungan dan harus diakhiri pada posisi tersebut.
BACA JUGA:Air Terjun Gajah Makmur Masih Dipadati Pengunjung
7. Upacara Ngaben Bali
Ngaben adalah ritual ngaben yang dilakukan oleh umat Hindu pada tahun Bali yang penuh dengan simbolisme dan kekayaan.
Tidak hanya jenazah yang dibakar, tetapi semua benda yang dianggap sesaji, seperti patung, bunga, dan benda lainnya. Ngaben bukan hanya sekedar pemakaman tetapi juga simbol keikhlasan keluarga dalam melepas sanak saudaranya yang telah meninggal.
Ngaben juga melambangkan pembebasan spiritual dari belenggu dunia material. sebagai kembalinya pikiran ke elemen fundamental alam semesta. Hal ini menggambarkan proses spiritual yang mendalam di mana jiwa dibawa ke alam semesta dalam keadaan murni dan terbebas dari belenggu dunia material.*