Perkuat Deteksi Dini Konflik Keagamaan, Kemenag Mukomuko Gelar FGD

Kepala Kemenag Mukomuko H. Widodo, SH.I., MH.-Sahad-Radar Mukomuko

koranrm.id – Dalam upaya memperkuat peran strategis lembaga keagamaan sebagai garda terdepan dalam menjaga kerukunan umat beragama, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mukomuko menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Penguatan Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan”, Rabu (25 Juni 2025).

Kegiatan berlangsung di Ruang Kasubbag Tata Usaha Kemenag Mukomuko dan dibuka langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Mukomuko, H. Widodo, SH.I, MH. 

Forum ini merupakan bagian dari program nasional yang diselenggarakan serentak oleh Kementerian Agama RI untuk mengantisipasi potensi konflik bernuansa agama di tengah masyarakat.

Antisipasi Gesekan Sosial Keagamaan

Peserta FGD berasal dari berbagai unsur strategis, antara lain Kasubbag TU, Kasi Bimas Islam, Kepala KUA Kecamatan Kota Mukomuko dan Lubuk Pinang, para Penyuluh Agama Islam, perwakilan ormas Islam, serta tokoh masyarakat lainnya.

BACA JUGA:Jadwal Padat SEA V League 2025, Timnas Indonesia Siap Tempur

Dalam laporan pelaksanaannya, Kasi Bimas Islam Kankemenag Mukomuko, Timsar Siregar, menyampaikan bahwa forum ini mengedepankan tindakan preventif guna menghindari terjadinya konflik sosial.

“Pencegahan jauh lebih penting dan efektif daripada penanganan konflik yang sudah terjadi. Melalui FGD ini, kami ingin memperkuat kesadaran dan kewaspadaan dini terhadap potensi-potensi gesekan sosial berbasis agama,” ujarnya.

Sebanyak 12 peserta yang telah ditetapkan berdasarkan Petunjuk Teknis (Juknis) mengikuti FGD ini. Mereka juga diwajibkan mengisi kuisioner daring sebagai bagian dari evaluasi dan pemetaan potensi konflik keagamaan di wilayah masing-masing.

Kepala Kemenag: Kerukunan Tanggung Jawab Bersama

BACA JUGA:Libya, Negara yang Dihancurkan Barat Karena Pemimpin yang Anti-Barat

Dalam arahannya, H. Widodo menegaskan bahwa menjaga kerukunan bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat, khususnya tokoh agama dan organisasi keagamaan.

“Konflik yang sudah terjadi harus segera ditangani dengan langkah-langkah penyelamatan, pembatasan, hingga pemulihan. Namun lebih penting lagi, konflik yang belum terjadi harus dicegah melalui peningkatan kapasitas kelembagaan dan sistem peringatan dini yang solid,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa pendekatan yang diambil Kemenag tidak hanya bersifat reaktif, namun juga proaktif dan jangka panjang, demi terciptanya stabilitas sosial berbasis toleransi.

FGD ini diharapkan tidak sekadar menjadi agenda seremonial, melainkan melahirkan program konkret di tingkat lokal. Hasil diskusi diharapkan dapat menjadi dasar dalam memperkuat sinergi antara Kemenag, ormas keagamaan, dan masyarakat secara luas.

BACA JUGA:Desa Wisata Wae Rebo Rumah Adat di Atas Awan Flores

“Harapan kami, ke depan tidak ada lagi konflik sosial berbasis agama yang mencederai nilai-nilai toleransi di bumi Mukomuko. Semoga forum ini menjadi langkah awal menuju kerukunan sejati,” pungkas H. Widodo.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan