Jarang Terekspos, Ini Daftar Orang Terkaya Dari Hasil Kelapa Sawit
Cara Sukses Menanam Sawit Agar Berbuah Lebat.--ISTIMEWA
radarmukomuko.bacakoran.co - Kebanyakan orang hanya mengetahui para konglomerat yang sering muncul di media sosial/ Namun jarang yang tahu ternyata banyak konglomerat yang lebih kaya dan memiliki kebun sawit sangat luas. Berikut nama-nama konglomerat tersebut.
1. Martua Sitorus
Martua Sitorus adalah orang yang sering dijadikan masyarakat Sumatra Utara sebagai contoh figur Batak yang sukses. Dari Pebisnis Kecil menjadi Raja Minyak Sawit.
Martua Sitorus berasal dari keluarga sederhana yang membuatnya mesti menjual udang dan ikan untuk membayar uang sekolah di tingkat atas dan kuliah.
Namun, begitu dia lulus, dia berhasil mulai bekerja di bidang bisnis minyak sawit, menjadi penjual kecil minyak sawit.
Terobosan besarnya terjadi pada tahun 1991, ketika dia bergabung dengan sepupu dari raja bisnis Malaysia Robert Kuok untuk memulai Wilmar International Limited, sebuah perusahaan minyak sawit, dengan perkebunan kelapa sawit dan kilang milik mereka.
Martua Sitorus menjadi direktur eksekutif perusahaan, dan bertanggung jawab untuk beberapa ekspansi dan inovasi terbaik yang dibuat perusahaan.
BACA JUGA:Jelang Ramadhan, Warga Diimbau Bersihkan Lingkungan
Berkat pengetahuan bisnis dan naluri serta dukungan keuangan mitranya, Kuok Khoon Hong, Martua berhasil memulai sesuatu yang besar.
Mereka berdua membeli tidak kurang dari 7.100 hektar perkebunan kelapa sawit serta membangun fasilitas kilang sendiri di Sumatera Utara. Usaha pertama Wilmar International Limited hanyalah perdagangan kelapa sawit.
Kemudian, berkembang menjadi industri kimia oleo yang menghasilkan minyak goreng, lemak khusus, dan berbagai produk oleo lainnya. Majalah Forbes bahkan menjulukinya sebagai Raja Minyak Sawit Indonesia.
Sekarang, dia telah memiliki hampir 70.000 hektar perkebunan kelapa sawit yang menyuplai pabriknya dengan minyak sawit mentah, ditambah kapal tanker sendiri untuk mengekspor berbagai produk, dan lebih dari 20.000 karyawan. Dia juga memiliki 48 perusahaan di Indonesia dan beberapa negara lain.
Pada tahun 2006, perusahaannya mendapat tempat di Bursa Efek Singapura, dan dia terdaftar di Forbes sebagai orang terkaya Indonesia.
2. Bachtiar Karim
Nama PT Musim Mas jarang terdengar di antara masyarakat Indonesia, tapi nama itu menjadi salah satu perusahaan kimia oleo paling sukses di dunia.
Bachtiar Karim, pemilik perusahaan, dikenal rendah hati dan tidak terlalu dikenal bahkan di kalangan pebisnis.
Namun, dia yang bertanggung jawab atas pencapaian perusahaan yang menakjubkan dalam bisnis kimia oleo, bahkan tanpa harus berafiliasi dengan kelompok-kelompok raksasa kelapa sawit Indonesia seperti Astra dan Asian Agri.
Bertumbuh dari Bisnis Keluarga, Bachtiar Karim telah mempelajari penanganan bisnis kimia oleo sejak berusia muda sekitar 20 tahun, ketika dia diminta untuk menangani perusahaan sabun keluarga setelah meninggalnya sang kakek.
Pada tahun 1972, dia mengubah nama perusahaan dari Nam Cheong Soap Factory menjadi PT Musim Mas, dan perusahaan berkembang pesat hingga menjadi sebuah fasilitas kilang minyak sawit yang besar.
Namun, hanya dalam tahun 1988 Bachtiar membangun bisnisnya sehingga perusahaan memiliki perkebunan kelapa sawit sendiri.
BACA JUGA:Pelaksanaan Penilaian Tuntas, Juara Lomba Desa Kecamatan Lupi Segera Ditentukan
Begitu dia lulus dari sekolah teknik, Bachtiar juga berkontribusi pada pembangunan teknis perusahaan.
Kemudian, dia berhasil meningkatkan produksi perusahaan dari 120 ton per bulan menjadi 400 ton per bulan.
Bachtiar memulai perjalanan bisnisnya dari dasar; awalnya sang ayah menempatkan dia pada dasar tangga sehingga dia dapat belajar beragam aspek bisnis hingga berbagai detail yang sangat kecil. Dia harus bekerja pada berbagai departemen dari departemen teknis, akunting, hingga manajemen.
Setelah itu, dia pun belajar di luar negeri dan berhasil membawa pulang pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kinerja perusahaannya.
Inovasinya terdiri dari berbagai terobosan seperti metode produksi dengan penggunaan energi yang lebih rendah sementara pada saat yang sama mengurangi risiko kebocoran.
BACA JUGA:Warga Butuh Bimbingan PPL, Koorluh: Harus Pro Aktif
Kini 90% dari produksinya untuk ekspor, dan orang-orang Indonesia mengenal tiga produk yang dibuat perusahaannya: Medicare, Lark, dan sabun batangan Harmony. Bachtiar Karim juga menerapkan prinsip berkelanjutan di fasilitas kimia oleo dan pabrik kelapa sawit yang menyuplai minyak sawit mentah.*