Agar Akar Kelapa Sawit Tidak Busuk! Perhatikan 7 Bibit Kelapa Sawit Ini

Agar Akar Kelapa Sawit Tidak Busuk! Perhatikan 7 Bibit Kelapa Sawit Ini--istimewa
radarmukomuko.bacakoran.co -Dari beberapa penyakit tanaman kelapa sawit yang disebabkan oleh cendawan atau jamur adalah penyakit busuk akar (Blast disease). Penyakit yang dipicu oleh jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium spini menyerang sistem perakaran di dalam tanahyang menyebabkan akar membusuk. Akar sawit yang terinfeksi akan rusak sehingga tidak mampu menyerap nutrisi. Akibatnya pertumbuhan sawit tidak normal dan lama-lama mati.Tanaman kelapa sawit yang sudah terserang penyakit ini punya gejala pertumbuhan yang tidak normal, tanaman kerdil, lemah dan terjadi nekrosis (daun berubah warna dari hijau menjadi kuning) pada daun tanaman. Perubahan warna daun dimulai dari ujung daun dan dalam waktu beberapa hari tanaman akan mati. Penyakit ini bisa menyerang mulai dari pembibitan, tanaman muda hingga tanaman dewasa.Selain terlihat pada bagian daun, gejala serang penyakit akar busuk ini dapat dilihat dari akar di mana bagian hypodermis terpisah dengan berkas pembuluh, terjadi pembusukan pada jaringan kortikal. Setelah itu, jaringan dalam akar mengalami busuk basa, berwarna kuning kecoklatan. Serangan penyakit ini banyak menimpa sawit berumur 3-7 tahun.
Untuk menghindari penyakit akar busuk ini, ada beberapa hal yang patut diperhatikan. Salah satunya kualitas bibit yang harus sesuai prosedur budidaya. Gunakan bibit bersertifikat untuk menjamin keamanannya. Selain itu, gunakan media semai yang baik dan tidak terinfeksi jamur dan cendawan. Agar jamur tidak berkembang, kondisikan media semai pada pH yang ideal.
Berikut adalah cara memilih bibit sawit agar terhindar dari masalah akar busuk:
1. Pilih Bibit Bersertifikat
*Bibit bersertifikat dijamin berasal dari indukan unggul dan telah melalui proses seleksi ketat.
*Hindari bibit yang tidak jelas asal-usulnya atau dijual bebas tanpa label resmi.
BACA JUGA:Arsitektur Hijau Berbasis Sawit: Inovasi Bahan Bangunan dari Limbah Perkebunan
2. Perhatikan Kondisi Fisik Bibit
* Daun hijau segar, tidak layu, menguning, atau kering.
* Akar sehat, tidak berbau busuk atau lembek.
* Batang tegak dan kokoh, tidak bengkok atau lemah.
* Tidak ada bercak hitam atau luka yang bisa jadi tanda infeksi jamur atau bakteri.
3. Cek Media Tanam
* Media semai harus gembur, tidak terlalu basah atau becek, dan memiliki drainase baik.
* Hindari bibit yang tumbuh di media terlalu padat atau basah, karena memicu pembusukan akar.
4. Umur dan Ukuran Bibit Ideal
* Pilih bibit dengan umur minimal 3–4 bulan (pre-nursery), atau 9–12 bulan (main nursery).
* Ukuran batang minimal 1 cm diameter, dan tinggi tanaman 30–40 cm.
BACA JUGA:OPT : Semua Organisme yang Dapat Merusak, Menganggu Kehidupan dan Menyebabkan Kematian pada Tanaman Sawit
5. Perhatikan Polibag
* Polibag tidak boleh sobek, kotor, atau berlumut.
* Ukuran polibag cukup besar untuk menopang pertumbuhan akar.
6. Tidak Terlalu Banyak Akar Menonjol
* Jika akar sudah banyak yang keluar dari polibag dan melingkar, itu tanda bibit terlalu lama di persemaian — risiko tinggi stres dan penyakit akar.
7. Hindari Bibit Bekas Serangan Hama/Jamur
Waspadai tanda seperti:
* Daun berlubang.
* Bercak putih/abu pada batang atau daun (jamur).
* Lendir atau warna cokelat pada pangkal batang (gejala awal akar busuk).
Tambahan: Perawatan Setelah Tanam
Setelah memilih bibit yang baik, pastikan juga:
* Tanah tanam tidak tergenang air.
* Tanam saat cuaca teduh/sore hari.
* Lakukan penyiraman dan pemupukan sesuai anjuran.
* Gunakan fungisida sistemik pencegah akar busuk (misalnya: Trichoderma sp. atau fosetil-aluminium).*